Part 8 | His Name is Rio

99.8K 13.3K 427
                                    

Seorang pria yang tengah berbaring di ranjang kayu keras itu membuka matanya. Cahaya matahari samar-samar membuatnya menyipitkan mata akibat silaunya. Tatapannya yang tajam segera membuatnya menyesuaikan penglihatannya, lelaki itu mengamati lingkungan dimana dirinya berada. Tampaknya bukan lingkungan musuh. Jelas, jika dirinya berada di lingkungan musuh tentu tak akan berbaring nyaman di ranjang seperti ini walau ranjangnya terbilang buruk baginya.

Cklek!

Suara reyot pintu memecahkan lamunannya. Lelaki itu segera mengalihkan pandangnya melihat siapa yang datang.

Ternyata seorang anak kecil!

Wajah yang agak familiar terpikir dibenaknya. Tapi dia lupa dimana dia pernah melihatnya. Segera dia melupakan semua itu melihat si anak yang malah berbalik pergi setelah melihat dirinya.

Lelaki itu mengulurkan tangan hendak memanggilnya. Namun, arrgh!

Tubuhnya masih terasa sakit!

Lupakan saja, pasti anak itu--yang tampaknya adalah anak pemilik rumah ini--akan kembali menemuinya.

Di sisi lain, Ellio berlari kembali menemui ibunya.

"Ibu! Orang itu sudah bangun!" teriaknya cukup keras.

Neva tertegun sejenak. Setelah memikirkannya, dia akhirnya ingat sepertinya dia telah menyelamatkan seseorang kemarin.

Neva mengikuti Ellio untuk melihat orang yang katanya sudah sadar itu. Dia membuka pintu kamar dengan hati-hati. Seketika dirinya bertemu tatapan tajam dari orang yang terbaring itu.

"Kalian yang menyelamatkan saya?" tanyanya dengan nada penuh selidik.

"Hmm." Neva mengangguk singkat. Diikuti Ellio yang bersembuyi di balik tubuhnya.

Neva berpikir, dilihat dari nada suaranya lelaki yang diselamatkannya ini tampaknya cukup sombong. Tapi dia tak peduli asal orang ini tak membuat masalah.

Kemudian tak ada percakapan lagi diantara mereka, sampai Neva membuka suara.

"Karena Anda sudah bangun, apakah Anda perlu menghubungi seseorang? Oh ya, sebelumnya karena keterbatasan kami, jadi saya tidak bisa memanggilkan Anda tabib. Jadi, jika Anda ingin segera sembuh saya sarankan Anda segera menghubungi keluarga Anda. Karena saya lihat, tampaknya Anda bukan dari keluarga biasa."

"Tidak perlu."

Selain mengucapkan kalimat singkat itu, dalam hati lelaki itu cukup mengangumi kemampuan wanuta di depannya. Wanita yang cukup cerdas!

"Lalu, apakah Anda akan tinggal disini?" tanya Neva blak-blakan.

"Dimana lagi memangnya?" Lelaki itu mengerutkan kening heran, "Anda bersedia menyelamatkan saya berarti Anda juga siap menampung saya."

Neva cukup jengkel mendengarnya. Kalimatnya memang panjang tetapi menjengkelkan sekali kedengarannya.

"Saya menyelamatkan Anda karena nurani saya sebagai sesama manusia. Melihat Anda yang sekarat --hampir mati-- saya merasa tak tega meninggalkan Anda."

Jujur sekali perkataan wanita ini! Batin si lelaki.

"Saya akan membayar Anda."

Klontang!

Sebuah kantong yang tampaknya berisi koin terlempar begitu saja di meja kecil dekat tempat tidur.

Melihat wanita di depannya terdiam saja, lelaki itu mengulangi perkataannya. "Itu bayaran Anda!"

Neva tanpa malu mengambil uang tersebut. Walau dia punya cukup uang --dari penjualan desainnya-- untuk menghidupi keluarganya, namun dia tak menolak jika mendapat bayaran. Itu bisa menghemat uangnya-kan?

Biarlah dia dianggap wanita matre oleh lelaki sombong itu!

Neva tak peduli.

Setelah memeriksa jumlah koin dalam kantong yang ternyata ada cukup banyak, sekitar 20 koin emas!

Wow, seorang sultan didepannya ini!

"Oh ya, siapa nama Anda? Dan apa pekerjaan Anda sebelumnya? Bukan maksud saya ingin tahu privasi Anda tetapi saya bertanya hanya untuk memastikan apakah Anda bukan kriminal atau buronan dan sejenisnya."

"Hmm." Lelaki itu tampaknya tak keberatan.

"Panggil saja saya, Rio. Dan Anda tidak perlu khawatir saya bukan kriminal atau buronan dan sejenisnya. Saya seorang prajurit," jelas lelaki itu.

"Wah, prajurit!" Neva berseru kagum. Dia memang mengagumi para tentara atau prajurit yang melindungi negara atau wilayah kelahirannya.

'Dibawah siapa pimpinan Anda?' Sebenarnya Neva ingin menanyakan ini, tapi tampaknya lelaki itu takkan menjawab. Dia hanya sedikit takut bahwa orang ini adalah bawahan jenderal Algerion Eckbert, ayah kandung Ellio.

Jika dirinya ditemukan, Neva tak tahu apa akhirannya. Apakah dirinya akan dipenggal atau diapakan, Neva tak tahu. Lebih baik diam saja. Sudah begitu lama, si jenderal itu pasti melupakannya!

****

Hari berganti hari, kecepatan pemulihan Rio tampaknya sangat cepat. Neva berpikir mungkin karena sihir dalam tubuh lelaki itu. Meski dia membelikannya beberapa obat, tetapi jika hanya orang biasa. Pasti pemulihannya tak kan secepat itu.

Sedang Rio sendiri dengan ingatannya yang luar biasa, dia bisa tahu siapa wanita dan anak di depannya ini. Jangan meremehkannya. Sebenarnya dia adalah Sang Jenderal Agung Algerion Eckbert. Alasan Neva tak mengenali wajahnya karena Algerion ini menutupi wajahnya dengan salah satu benda sihir yang dapat menyamarkan wajah. Jadilah Neva tak mengenalnya walau dia ingat seperti apa wajah Algerion melalui ingatan pemilik tubuh asli.

Algerion sendiri tahu semua itu karena nama Neva yang tak berubah. Juga, aneh bahwa dia tiba-tiba bisa mengingat wajah wanita itu setelah menemuinya secara langsung. Sebelumnya, dia tak tahu kenapa dia tak dapat mengingat wajahnya. Padahal biasanya, walau dia mabuk dia takkan sampai separah itu. Seakan ada konspirasi alam saja dibalik kejadian waktu itu!

Dia juga menebak bahwa anak kecil yang bernama Ellio itu merupakan putranya. Karena itu, mengapa dia tampak familiar dengan wajah si kecil itu. Ternyata kefamiliaran itu karena wajah bocah itu mirip dengannya. Walau fiturnya belum terlihat jelas, tetapi tak dapat dipungkiri jika wajah si kecil benar-benar mirip dengannya waktu kecil dulu.

Ah, tak disangka bahwa dia ternyata sudah memiliki anak!

Apakah dia akan marah dan menghukum si Nevara?

Tidak!

Awalnya dia memang terpikir untuk menghukum pelayan kecil yang tak tahu diri naik ke ranjangnya itu. Namun, setelah melihat Nevara secara langsung. Entah kenapa dia tiba-tiba berubah pikiran.

Nevara di depannya sungguh berbeda dengan Nevara si pelayan kecil yang di deskripsikan bawahannya dulu. Menurut investigasi bawahannya, si Nevara Parrish merupakan seorang pelayan yang sifatnya buruk dan suka tebar pesona. Wanita itu suka menggoda banyak prajurit apalagi prajurit dengan gelar tinggi dengan penampilan genitnya yang menjijikkan. Semua itu sangat tidak sesuai dengan Nevara di depannya!

Apa memiliki anak bisa mmebuat sikap wanita itu berubah?

Dia belum menyelidikinya lagi. Tapi Algerion yakin bahwa tidak semudah itu seseorang merubah sifatnya, apalagi seorang semacam Nevara --yang sebelumnya-- ini!

Dia harus menyelidiknya lagi nanti!

Semua akan jelas pada waktunya!

****

Jangan lupa vomment yak!

Mother Of The Villain [END]Where stories live. Discover now