Part 15 | Taking Leave

90.8K 12.2K 175
                                    

"Hari ini kita akan mempelajari tentang sihir selain elemen. Apa kau siap, Ellio?"

"Ya, siap, Guru!"

Algerion melanjutkan pengajarannya pada sang putra—yang kini juga berstatus sebagai muridnya. Dia melihat tekad untuk menjadi kuat di mata lelaki kecil itu semakin besar saja. Mungkin terkait dengan ibunya kemarin. Ah, mengingat wanita itu membuat Algerion teringat apa yang dipikirkannya kemarin.

Rion, Rion, apa yang kau pikirkan?!

Kenapa mengingatnya lagi?!

Kembali pada Ellio, yang nyatanya dapat membuktikan kalau si kecil itu memanglah putra sejatinya, terlepas dari hubungan darah diantara mereka atau bukan, semua itu dapat dilihat dari kejeniusannya yang menurun darinya. Itu tidak dapat dibandingkan dengan bocah manapun seusianya terlebih di kota ini. Algerion mungkin bisa mengatakan, bahkan di kerajaan ini tak ada bocah yang dapat dibandingkan dengan putranya. Yeah, memang membanggakan sekali bukan putra kecilnya itu!

Algerion dapat mengatakan itu semua karena lelaki itu juga belum bertemu dengan protagonis pria, yang bakatnya tak kalah dari Ellio. Meski begitu, sebenarnya kalau dibandingkan antara keduanya bisa dikatakan Ellio berada di posisi pertama.

Yap, bakat Ellio lebih tinggi dari Alec—sang protagonis pria. Hanya saja, karena dalam ceritanya bakatnya itu tidak diasah sejak dini jadi agak berkarat, begitulah bahasanya.

Kembali pada Algerion yang kini tengah mengajarkan mantra sihir dasar  yang bukan elemen. Hanya dalam waktu singkat, Ellio sudah menguasai semua sihir elemen, dari tingkat dasar sampai tinggi. Walau beberapa sihir elemen tingkat tinggi belum sepenuhnya dikuasai karena tubuhnya yang masih kecil dan tak dapat menerima sihir yang jauh lebih tinggi darinya, beberapa karena kurangnya mana yang dimiliki.

Jika saja tak ada halangan itu, Algerion dapat sepenuhnya memastikan bahwa putra kecilnya itu pasti sudah menguasai semua sihir elemen tanpa sedikitpun kekurangan.

"Sihir dasar yang kita pelajari kali ini adalah teleportasi, kuharap kau dapat melakukannya murid kecil."

Teleportasi yang dicontohkan Algerion adalah sihir teleportasi paling dasar, yakni hanya berpindah tempat satu meter dari jarak asal.

Ellio yang memperhatikan gurunya hanya tinggal melafalkan mantra dan sedikit fokus, lelaki kecil itu bahkan bisa langsung berteleportasi sejauh lima meter dari jarak asal.

"Bagus!" Algerion sangat bangga dengan kehebatan putranya.

Lelaki itu lanjut mengajarkan sihir lain pada putranya. Dia juga ingin mempercepat waktu agar putranya dapat mempelajari banyak sihir. Alasannya karena Algerion memiliki firasat, tampaknya dia akan segera kembali.

Kembali menjadi jenderal, penuh tugas yang harus diemban. Kalau dipikir, rasanya agak melelahkan. Padahal dulu, dia tak pernah mempunyai pikiran seperti itu.

Algerion juga tak akan membawa putranya sekarang, belum waktunya. Dia belum menyetabilkan posisinya sebagai kepala keluarga besar bangsawan Eckbert dengan benar. Dia harus menangani masalah itu dulu, agar nanti dia dapat kembali membawa putra serta ibunya itu tanpa mendapat gangguan pihak lain.

Ah, Algerion tak menyadari ternyata dipikirannya terbersit membawa kembali Neva—yang tak lain ibu dari putranya.

Akankah lelaki itu akan menjilat ludahnya sendiri? Hanya masa depan yang dapat menantukan apa yang akan terjadi.

Usai latihan, Ellio tak sabar untuk pulang dan makan siang buatan ibunya. Lelaki kecil itu langsung berlari mendahului Algerion tanpa menunggunya.

Algerion hanya bisa menggekengkan kepala melihat tingkah si kecil. Sangat tidak sopan, namun lucu. Seandainya bukan anaknya, pasti nasibnya takkan sebaik itu.

Mother Of The Villain [END]Where stories live. Discover now