"Ketawa aja lo! Barang bagus nih!" kata Bryan pada kedua orang sahabatnya.

Rhea yang tersinggung dengan ucapan Bryan menatapnya dengan pandangan menusuk dengan hawa pembunuh tapi, Bryan malah mengangkat satu alisnya lalu menyunggingkan sedikit senyumnya. Sedetik kemudian Rhea kembali berkutat pada smartphone dihadapannya memainkan games clash of clans yang amat digemarinya sedangkan, Kyra tak menggubris sama sekali.

"My Prince Daryl...." seorang cewek berbando hitam bertubuh mungil dengan segala aksesori melekat pada tubuhnya berlari kecil menuju arah Daryl yang duduk di belakang Kyra bak film-film India.

"My Prince... liburan kemarin kan kita jarang ketemu. Princess Gilby kan kangen banget sama Princee.." ucapnya heboh.

Dua orang lainnya yaitu Yura yang berpawakan langsing, tinggi bak seorang artis Korea berjalan di belakangnya bersama dengan Xia cewek blasteran Jepang Indo bertubuh mungil dan berkulit putih khas orang Jepang pada umumnya.

"Bodo!" sahut Daryl jengah.

"Ya... kok gitu banget sih My Prince…" rajuk Gilby.

Seketika pandangan mata Gilby beralih pada Kyra dan Rhea, tatapan mata yang mengejek bak seorang diktator.

"Kalian pindah gih! Gue mau duduk di sini!" perintahnya.

Sayangnya, kedua orang yang masih saja asyik menggunakan handphone canggih mereka kompak tak menggubris perintah cewek centil yang tidak tahu sopan santun.

"Eh, Elo berdua budek ya?! Gue bilang minggir!" bentak Gilby keras.

Rhea menggebrak mejanya lalu berdiri tegak, Gilby beserta kedua orang temannya dan anak-anak sekelas tersentak kaget. Bahkan Kyra hampir menjatuhkan smartphone miliknya saking kaget dengan ulah sahabatnya satu ini.

Rhea memandang Gilby tajam, disilangkankedua tangannya tepat di depan dada. Kyra bersiap-siap menjaga sahabatnya ini, diubahnya cara duduknya menjadi menyamping sehingga berhadapan dengan punggung Rhea. Daryl dan Maurer dapat leluasa memandang wajahnya. 'Cantik juga' pikir mereka dalam hati.

"Apa tadi lo bilang? Gue budek! Gak denger!" kata Rhea dengan nada menantang.

Otomatis nyali Gilby menciut, berhubung semua mata tertuju padanya, dia mencoba memberanikan diri menatap balik mata Rhea.

"Gue bilang... Lo berdua pergi cari tempat duduk lain. Gue mau duduk di sini sama My Prince.. iya kan My Prince Daryl?" ucapnya sambil menatap wajah Daryl dengan senyuman termanisnya.

Seketika Rhea dan Kyra menoleh ke samping untuk melihat wajah 'My Prince Daryl' dengan eksperi datar. Daryl yang memiliki rambut asli bewarna coklat dengan bola mata yang juga bewarna senada mendadak grogi dipandang oleh dua manusia cantik ini.

Hanya beberapa detik, lalu mereka kembali menatap lurus ke depan seolah-olah kedua makhluk ganteng di belakangnya ini memiliki wajah yang biasa saja. Padahal Maurer, Daryl, dan Bryan adalah cowok kelas X yang disebut-sebut sebagai yang terganteng seangkatan eh enggak, sesekolahan. Kyra menyandarkan tubuhnya di dinding sibuk mengamati drama gratis di pagi hari.

"Kalo Gue bilang nggak mau lo mau apa?" tanya Rhea balik.

"Gue paksa lo pindah!" sahut Gilby menantang.

Semerta-merta Kyra tersenyum lebar sambil menggeleng-gelengkan kepalanya santai. Gadis itu tak tahu bahwa kedua orang di belakangnya menatapnya dengan wajah bingung. 'Teman lagi di-bully kok malah senyam-senyum' begitu mungkin pikir mereka.

"Ohh... coba lo lakuin omongan lo itu." tantang Rhea dengan wajah meremehkan.

Gilby menjadi gelagapan, ditariknya tangan kanan Rhea dengan kedua tangannya berharap tubuhnya akan kehilangan keseimbangan sehingga dia dapat mencuri tempat duduknya. Jangankan kehilangan keseimbangan, tubuh Rhea bahkan masih berdiri tegak! Rhea menarik tangan kanannya membuat tubuh Gilby jatuh tepat dihadapannya. Sontak seisi kelas menertawakannya.

I'm Not A Troublemaker #1Where stories live. Discover now