03- Amerika

17 3 0
                                    

10 tahun kemudian

"KYNARA! KYNARA!! KYNARA!!!" Sorak penonton.

"AYO, KYNARA!! KAU PASTI BISA!!!" Teriak seorang pria.

Kynara Putri Azkandra, seorang gadis kecil nan keras kepala kini sudah tumbuh menjadi seorang gadis dewasa yang cantik. Saat ini, ia tengah berada di dalam area pertandingan karate di tingkat daerah pada kelas junior.

Kelas junior dimulai dari usia 16-17 tahun.

Pertarungan sangatlah sengit, mereka melaluinya selama tiga babak. Kynara menang dalam babak pertama sedangkan sang lawan menang dalam babak kedua. Jadi, diadakanlah babak ketiga. Babak penentuan tentang siapakah diantara keduanya yang berhak mendapatkan gelar juara pertama.

Lima menit pun berlangsung. Dengan serangan dan tangkisan terakhirnya Kynara berhasil mematikan pergerakan lawan.

"YA! ITU SERANGAN YANG BAGUS, KYNARA!!" Teriaknya lagi.

Tak lama setelah itu, Shushin berteriak.

"KYNARA PUTRI AZKANDRA!! KAU DINYATAKAN SEBAGAI PEMENANG UTAMA!! SELAMAT ATAS KEBERHASILANMU!!"

Shushin (wasit) adalah orang yang bertugas menjadi pemimpin dalam pertandingan karate. Wasit atau Shushin ini menentukan perolehan nilai dan pelanggaran yang dilakukan atlet karate dengan menggunakan bendera berwarna merah dan biru.

Kynara mendapatkan sebuah medali dan trophy berwarna emas serta uang tunai sebesar 5 juta rupiah. Sedangkan, untuk pemenang kedua dan pemenang ketiga mendapatkan reward yang sama dengan masing-masing warna perak dan perunggu.

Misalkan saja penggambarannya seperti ini 👇

Ketiganya adalah para finalis dari sekian banyak peserta yang bertarung pada hari-hari sebelumnya

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

Ketiganya adalah para finalis dari sekian banyak peserta yang bertarung pada hari-hari sebelumnya.

Azkenio Abraham, sang paman bergegas menghampirinya.

"KYNARA!" Panggilnya.

"PAMAN!!" Teriak Kynara lebih keras. Mereka berpelukan.

"Makasih ya, Paman. Karena, sudah menemani Kynara sampai ke tahap ini"

"Sama-sama, nak. Tapi.." ia menimang-nimang sesuatu.

"Ada apa, paman?"

"Ah iya! Hari ini adalah hari penerimaan rapor disekolahmu. Sudah jam sepuluh" Azkenio melihat ke arah jam tangan di pergelangan tangannya.

"Jam sepuluh adalah jadwal pengambilannya, paman" jujur Kynara.

"Kalau begitu, kita harus pergi kesana sekarang. Ini, gantilah dulu pakaianmu" Azkenio menyodorkan sebuah mini bag yang berisikan seragam SMA milik Kynara.

"Ya, terima kasih paman" Kynara mengambilnya dan berlari ke arah kamar pengganti.
...

Di sekolah

"KYNARA PUTRI AZKANDRA!!" Sudah terlihat seorang wanita paruh baya sedang memegang rapor miliknya.

"Maaf Bu! Saya terlambat" Kynara dan Azkenio baru saja sampai disana.

"Ada apa, Kynara? Kenapa kau terlambat? Padahal, hari ini adalah hari yang sangat penting untuk seluruh warga sekolah di sekolah ini" tuturnya.

Kynara sudah menduga bahwa hal ini akan terjadi. Mereka benar-benar terlambat dibuktikan dengan urutan absen di kelas itu yang sudah sampai pada namanya.

Note: urutan absen di mulai dari huruf a-z (huruf abjad alfabet)

"Saya terlambat karena baru saja selesai menyelesaikan pertandingan, Bu. Maaf sekali lagi"

"Ya sudah, ibu memaklumimu dan ini milikmu"

"Kau mendapatkan peringkat lima dengan nilai rata-rata 89,55. Pak, keponakan anda tidak mengalami masalah dalam ilmu pengetahuan. Sebenarnya, ia termasuk ke dalam murid yang pandai. Hanya saja, nilainya bermasalah dari segi praktek dan keterampilan. Kynara jarang sekali mengikuti kegiatan itu" jelasnya.

"Akhir-akhir ini Kynara sangat fokus pada pertandingannya. Ia selalu pergi ke Dojo. Mungkin, karena hal itu Bu. Saya janji, untuk kedepannya saya akan mengajarkan Kynara agar bisa membagi waktunya dengan baik"

Dojo adalah tempat latihan sekaligus tempat pertandingan karate.

"Terima kasih atas kerjasamanya, pak"

"Ya, kalau begitu kami permisi"
...

Diperjalanan

"Paman!" Panggil Kynara. Azkenio yang sedang menyetir pun menoleh.

"Ada apa, nak?"

"Itu, Kynara minta maaf ya. Karena, cuma bisa meraih peringkat lima di kelas"

"Tidak apa-apa, nak. Peringkat lima dari lima puluh orang itu sudah membanggakan bagi paman. Lagi pula, kau juga memenangkan peringkat pertama dalam pertandingan tadi. Menurut paman, itu juga termasuk ke dalam suatu prestasi yang sangat membanggakan. Selamat atas keberhasilanmu!"

"Terima kasih, paman. Untuk hari-hari berikutnya Kynara akan berusaha untuk meraih peringkat tiga besar di kelas"

"Tentu, paman yakin kau pasti bisa. Jika ayah dan ibumu mendengar semua kabar gembira ini paman juga yakin mereka sangat bangga padamu"

"Hm, kalimat paman agak terdengar keliru olehku" ia memandang ke arah luar jendela.

"Mereka sama sekali tidak mengharapkanku untuk hadir di kehidupan mereka"

"Kynara, jaga ucapanmu" potongnya cepat.

"Ucapan apa yang perlu ku jaga, paman? Buktinya, meninggalkanku untuk pergi ke Amerika pada sepuluh tahun yang lalu dan tidak pernah kembali sampai sekarang. Hal itu cukup menjadi bukti yang kuat, paman" tegas Kynara.

"Tapi, sesudah dua bulan kepergian mereka. Ayahmu mengabari paman bahwa mereka harus tinggal disana selama beberapa tahun karena urusan pekerjaan, kau juga ada waktu itu" jelas Azkenio.

"Iya, Kynara tau paman. Tetapi, kenapa harus bertahun-tahun? Setahu Kynara, urusan bisnis pekerjaan tidak akan pernah selama itu" bantah Kynara dan berhasil membuat Azkenio bungkam ditelan kalimatnya sendiri.
__________________

To be continue
Thanks for reading 🙏
Don't forget to vote and comment 👍😉

Allegro (New Story)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz