07- Melupakan

23 2 0
                                    

Arnold pergi dengan raut wajah kesal.

"Hei, berhentilah menatap ke arahnya. Lama-lama matamu itu bisa buta jika tidak kau kedipkan" ucapnya datar.

"Kynara, apakah kau tuli?" Tanyanya.

"Sstt.. diam. Aku begini tidak ada urusannya denganmu"

"Hah, astaga. Kau masih mengharapkannya? Sungguh gila" umpatnya.

"Kau mengatakan apa?" Kynara menatap tajam.

"Tidak ada. Hanya saja, aku hanya ingin mengatakan ini padamu. Sekeras apapun kau menemboki hatimu untuk tetap tegar menghadapinya lama-lama juga akan roboh seiring dengan berjalannya waktu" ia tersenyum menatap ke arah depan.

"La-lalu aku harus apa?" Kynara mulai menyetujuinya. Jujur, Kenzo sangat senang mendengar pertanyaan itu.

"Lupakan dia"

Mereka bertatapan sebentar.

"Bagaimana? Apakah kau mau?" Pandangan mereka teralihkan.

"Girls! Apa pendapat kalian?" Teriak Alesya kepada beberapa orang temannya.

"Kalau itu membuatmu bahagia, kami mendukungmu!" Teriak seorang gadis mewakili.

"Jadi, bagaimana?" Sergio tersenyum.

"Aku mau" ia tersenyum balik.

Kenzo yang sudah mengetahui bagaimanakah detik-detik selanjutnya langsung bergerak cepat.

Hap!

"Ini kenapa gelap?!" Kynara menyentuh matanya yang sudah tertutup oleh sebelah tangan Kenzo.

"Tidak baik untuk mentalmu jika kau melihat mereka saat ini" jelasnya.

"Memangnya, apa yang terjadi?"

"Mereka berpelukan" dengan segera mungkin Kenzo menarik Kynara untuk pergi dari sana.

Nadine dan Aiden? Seperti halnya menonton film. Mereka terhipnotis oleh kisah Sergio dan Alesya.

"Hei! Lepaskan tanganmu dari mataku! Aku tidak bisa melihat!!" Protes Kynara di tengah-tengah perjalanan mereka.

Kenzo hanya diam menuntun Kynara untuk berjalan.

"Memangnya, kau akan membawaku kemana?" Tanyanya tetapi tetap dihiraukan.

Mereka pun sampai. Kenzo melepaskan tangannya.

"Kita ada dimana?" Kynara mengedipkan matanya beberapa kali semuanya tampak berwarna biru akibat pejaman matanya yang cukup lama.

"Taman sekolah. Ini tempat yang cocok untuk kondisimu sekarang" Kenzo duduk di sebuah bangku disana diikuti oleh Kynara.

"Kau pasti sangat kecewa, ya?"

"Huh.. tidak terlalu"

"Jujurlah kepadaku" titah Kenzo.

"Iyaa, aku sangat kecewa sekarang. Bukan karena hubungan mereka, tetapi karena diriku sendiri yang terlalu bodoh selama ini. Aku terlalu berambisi untuk mengejar Sergio. Sungguh bodoh!!" Kynara merutuki dirinya.

"Ini bukan kesalahanmu. Berterima kasihlah kepada Tuhan yang sudah menyadarkanmu secepat ini sebelum kau bertindak lebih jauh" terangnya. Kynara hanya menunduk.

"Oh iya, aku akan bertanding basket besok melawan Sergio" Kenzo berdiri membelakangi Kynara.

"Aku sudah tahu akan hal itu dan apa hubungannya denganku?"

"Ada, kau harus menyaksikannya dan jika aku menang kau harus mengabulkan permintaanku" titahnya.

"Hei, kau akan bertanding dengan Sergio bukan denganku. Kenapa kau tidak minta saja padanya?"

Allegro (New Story)Where stories live. Discover now