2.19 He Tell Her

Começar do início
                                        

"Nanti aja, gue mau ngobrol sama lo."

"Gabisa nanti-nanti. Kalau mereka udah collapse bahaya, makin jadi chan!"

"5 menit, kasih gue 5 menit aja." mohon Haechan kemudian merebahkan dirinya di sebelah Jaemmy, dimana bocah itu sudah tertidr dengan tampan di ranjangnya sendiri.

"Apa?" tanya Enbelle kemudian duduk di sisi ranjang milik putranya.

"Renjun mau nikah."

"terus?"

"dia yang pertama di kebun meteor."

"lo nggak rela dia nikah?"

"bukan gitu, belum siap aja sih."

"belum siap apaan lagi chan, emang udah waktunya."

"artinya, frekuensi kita kumpul-kumpul nggak bakalan kaya dulu lagi."

"bisa kok, asal pasangan kalian nanti bisa ngerti."

"tetep beda gembeludin."

"chan lo nangis? anjir gue videoin ya lo haha!" eunbelle segera mengambil ponsel miliknya yang tak lain adalah handphone bekas suaminya yang diberikan pada istrinya.

Melihat aksi bejat Eunbelle, Haechan dengan segera bangn dari tidurnya merebut paksa ponsel milik sahabat sekaligus mussh bebuyutannya itu.

"balikin ecanjing!"

"gue kangen Jaem." satu kalimat, dengan akhiran kata yang membuat relung gadis itu mendingin.

eunbelle diam, memandang putranya yang tertidur di sebelahnya. Sampai akhirnya gadis itu meneteskan satu titik air matanya, menggigit bibirnya untuk menahan sakit yang sudah menjurang saat mencoba menepis fakta bahwa orang yang menjdi pilar hidupnya sudah tiada.

Lee haechan yang melihat gadis itu menahan tangisnya untuk tak sepenuhnya keluar segera merengkuh tubuhnya ke dalam pelukan mengelus punggung sahabatnya yang tak lama setelah jatuh di bahu laki-laki itu dia menangis dengan hebat.

"jangan ditahan, nangis aja." ucap Haechan membuat Eunbelle semakin membasahi bahu sosok yang menjadi lawan bertengkarnya.

Tanpa Eunbelle sadari laki-laki berdarah Sunda itu menyembunyikan air matnya diatas tumpukan rambut hitam sang gadis yang tengah dipeluknya.

"bahkan setelah dia nggak ada, kita berenam sering berantem."

"..."

"jisung yang selalu menolak kalau Jaem udah nggak ada, Chenle dan Mark yang selalu cari bukti jejak Jaem di rumah sakit karena kematiannya mencurigakan, Jeno yang selalu menyadarkan kita kalau Jaem udah nggak ada. dan Renjun yang selalu menjadi penengah saat mereka dah melebihi batas. Kita selalu bertengkar tentang ityu, ga habis-habis. Gue? Gue gabisa apa-apa karena gue tahu Jaem emang udah nggak tapi gue merasa bahwa dia masih hidup."

"wait, mencrigakan apa maksut lo?"

"Dia udah dapet paru-paru yang sehat dan operasinya sukses, kabar meninggal dia setelah beberapa hari itu ga masuk akal."

eunbelle meregangkan jarak diantara dia dan Haechan, memandang musuhnya dengan mata sayu yang terlihat bingung.

"Jadi, sebelum itu Nana udah dapet pendonor?"

"bukannya lo udah tau?"

"Dia nggak cerita sama gue, padahal gue sama dia hari setelah operasi, dia nggak bilang kalau itu operasi terima donor."

"waktu itu tiba-tiba dia ngabarin di gc kebuun meteor kalau dia udah dapet pendonor yang cocok dengan paru-paru sebelah kirinya."

"sebelah kiri?"

Você leu todos os capítulos publicados.

⏰ Última atualização: Jan 06 ⏰

Adicione esta história à sua Biblioteca e seja notificado quando novos capítulos chegarem!

Script SwiftOnde histórias criam vida. Descubra agora