2.5 Loose Track

672 127 174
                                        

⛔bocilphobia
(yang punya sindrom bocilphobia sebaiknya mundur, karena chapter ini dipenuhi bocil penggonjang jiwa)

🎧Govinda - Halhebat (cover Dinda)

Chapter 2.5 

"untuk menjadi hebat, tidak perlu diakui semua pasang mata, kadang cukup satu saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"untuk menjadi hebat, tidak perlu diakui semua pasang mata, kadang cukup satu saja."
-Lee T

Di sebuah ruang yang dingin seorang pengajar yang baru lima hari menjadi tenaga kerja sedang dipanggil di sebuah ruang dekanat. Dihadapkan dengan sosok-sosok yang sangat berpengaruh di SBU, bahkan wakil rektor dihadapkan pada dosen muda yang tengah duduk seolah melaksanakan ulang sidang skripsi semasa kuliahnya.

"Sebelumnya maaf, saya tidak akan berbicara seolah kita rekan kerja, tapi saya akan berbicara layaknya bapak pada anak didiknya." ucap dekan fakultas yang saat ini duduk dihadap Lee Taeyong.

"Seperti yang sudah kami sampaikan sebelumnya, jujur saya mewakili universitas berat hati menerima kamu menjadi tenaga pendidik disini."

"..."

"Nak Taeyong.. Bapak tau kamu berpengaruh di kampus ini, kamu sudah menimba banyak prestasi semasa studi kamu di Fisipol. Bapak masih bangga dengan kamu Taeyong. Itulah yang menjadi senjata pertimbangan penerimaan kamu,"

"terimakasih pak,"

"Tapi rekam dan jejak masa lalu kamu tercetak jelas, bahkan mahasiswa yang kamu ajar sendiri tahu."

".."

"menghamili gadis yang belum cukup usia, dan memalsukan ijazah untuk mempercepat pernikahan kalian, itu sudah bukan rahasia lagi, tapi semuanya tahu." sahut bapak Rektor menambahkan.

Semua pasang mata melihat ke arah Taeyong, beberapa jajaran dosen, dekan, rektor, beserta wakilnya telah menghakimi ia di depan massa.

"jangan sepelekan sekolah swasta, jujur saya merasa tercoreng dengan menerima kamu disini, tenaga pendidik yang tidak bisa dijadikan panutan mahasiswanya."

Taeyong hanya mengepalkan tangan, dia tidak bisa semena mena sekarang, semua yang dikatakan pihak atasannya benar, dia tidak pantas dijadikan panutan.

"beri saya kesempatan lagi pak," pinta laki-laki berahang paripurna dengan mata yang sayu menahan sesal. Dimana lagi lembaga yang akan mempekerjakannya dengan gaji yang layak di tengah masa lalu berskandal yang ia punya. Dia harus mempunyai pekerjaan tetap untuk menghidupi keluarga kecilnya.

"banyak laporan kalau kamu juga mengajar membawa anak kamu, kamu tidak paham kode etik pengajar tidak boleh melibatkan urusan rumah tangganya di dalam kelas?"

Lagi-lagi ia melapangkan dadanya menerima semua masukan itu kemudian menghembus nafas pasrah.

"saya memang membawa putra saya, namun selama pembelajaran saya sudah meminimalisir gangguan,"

Script SwiftTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang