Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Sakit tidak bisa melindungi sakit yang lain, Jangan cari rasa yang paling sakit saat merasa sakit. -Aleendo Theo, S.I.P., B.Sc., M.A. Dosen Fakultas Ilmu Sosial & Politik, SBU Program Studi: Ilmu Komunikasi
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Dunia bekerja kadangkala bercanda. Barang yang tak hilang ditemukan, barang yang dicari tak ditemui. -drh. M. Kemal Marten, M. Vet, Sp. BH Dosen Fakultas Kedokteran Hewan, SBU Program Studi: Pendidikan Profesi Dokter Hewan
Sudah petang, parkiran berangsur sepi, gemuruh angin mulai tenang setelah hujan reda. Menyisakan daun kering yang jatuh tersibak karena kecilnya massa.
Dua pria dewasa, tampak berjalan di atas paving halaman kampus menuju tempat parkir dosen.
Satunya menggendong kucing yang sudah seperti putranya, satunya lagi menggandeng lengan kecil putranya sendiri.
"habis ini kemana?" tanya Ten,dosen fakultas kedokteran hewan, pada sobat karibnya, Taeyong.
"Pulang udah mau maghrib,"
Ten mengangguk - angguk sementara Eldebo masih melompat lompat mencoba membelai kucing yang ada di dekapannya.
"Kamu mau kucing?" tidak menjawab Bobo hanya menunjuk kucing itu sambil memandang ayahnya.
Sebagai dosen komunikasi, komunikasi antar mata yang dilakukan Bobo seperti ini menjadi mudah dimengerti.
Ia tahu putranya menginginkan, tapi saudari kembarnya, Lee Bluena alergi dengan bulu kucing.
"Kalau mau dikasih om ten," bujuk Ten lagi mencoba memberikan kucingnya.
"Nanti nana takit," lirihnya sambil memegangi telinga kucing persia disana yang merasa risih saat telinganya di jowal jawil.
"Nana? Shes your sister?"
"Yas ti is," (yes she is)
"Yaudah kalau mau, besok ajak ayahmu ke rumah om, ajak nana juga, rumah om banyak kucing, terserah kamu pilih yang mana,"