《26》

188 33 3
                                    

Langkah kaki dari kedua lelaki yang berjuang demi hidupnya sendiri tahu-tahu melambat ketika menginjak permukaan lantai yang kasar. Sebuah koridor bernuansa abu-abu dan putih itu terasa cukup berat dan sunyi, sehingga menghasilkan gema saat melangkahkan kaki.

Tentara yang mengantar mereka masih memasang raut datar sambil membawa senapan yang selalu siaga di kedua tangannya. Itu membuat Jay dan Jungwon tidak bisa sembarangan bertindak, jadi keduanya harus memutar otak agar dapat melumpuhkan tentara di depan.

Setelah cukup lama berperang dengan pikiran sendiri, si pemilik senjata tajam akhirnya mengeluarkan switchblade secara diam-diam di dalam sepatu boots miliknya. Jungwon langsung membelalak bingung sebelum menyadari sorot mata Jay yang tertuju padanya, seperti memberi isyarat.

Yang ditatap awalnya tidak mengerti maksud dari pandangan itu, namun saat mata elang tersebut beralih ke senapan yang dipegang oleh tentara di depan, barulah Jungwon mengangguk paham dengan mulut yang membentuk huruf 'o'.

Sesaat kemudian, ia pun mengepalkan jemari tangannya hingga mengeluarkan bunyi 'kretek'.

Sebuah senyum miring lalu terukir samar di bibir Jungwon.

"Tidur bentar, ya, Pak. Kalo bisa, jangan bangun lagi sekalian."

Bugh!

Pukulan pemuda Yang itu bukan main kuatnya, bahkan si tentara sampai pingsan dalam sekejap. Otomatis, senapan tersebut terlepas dari genggaman tangan dan jatuh di dekat si pria yang sudah tak sadarkan diri untuk sementara.

Tak lama setelah itu, Jungwon mengambil benda tersebut seraya berkata, "saya pinjam senapannya, ya, Pak. Tenang aja, nanti saya kembaliin, kok. Itu pun kalo Anda masih hidup." Setelahnya, ia kemudian melengkungkan bibirnya ke bawah dengan perasaan cukup puas.

"Won, ayo. Kita gak punya banyak waktu lagi." Tahu-tahu Jay sudah ada di samping Jungwon dan berkata demikian dengan nada serius.

Mengangguk, keduanya lalu bergegas berlari menuju suatu ruangan yang di mana makhluk-makhluk yang mereka temui diciptakan untuk pertama kalinya.

Ya, ruang laboratorium.

Akan tetapi, beberapa menit kemudian, dua pasang kaki itu tiba-tiba mempercepat langkah tatkala kedua laki-laki bersenjata tersebut mendengar teriakan yang sangat nyaring dari arah barat. Entah itu manusia atau bukan, mereka tak peduli.

Sesaat setelahnya, sampailah Jay juga Jungwon di depan pintu putih dengan papan kecil yang bertuliskan 'laboratorium'. Tanpa pikir panjang, Jay langsung mendobraknya dengan keras. Dobrakan pertama tidak berhasil. Akhirnya, Jungwon dengan sigap membantu sang teman yang lebih tua.

Dan, pada dobrakan kedua, barulah pintu itu terbuka.

Namun, mereka kemudian membelalakkan mata tak percaya ketika melihat pemandangan di hadapan. Rasa kaget pun tak luput dari kedua wajah tersebut.

Beberapa tabung di samping kanan-kiri ruangan pecah, alhasil cairan yang tak mereka ketahui keluar beserta dengan makhluk-makhluk di dalamnya. Banyak jasad dari para ilmuwan yang tergeletak dan bermandikan darah, kondisi mereka semua juga begitu mengenaskan. Meja panjang di tengah-tengah ruangan yang biasa terdapat barang-barang dan juga alat penelitian sudah tidak pada tempatnya.

Benar-benar kacau.

Jungwon lantas menahan mual lantaran tak sanggup melihat lautan darah di depannya. Bahkan, ia sampai membekap mulutnya agar isi di dalam perut tidak keluar.

[✓] THE ZOMBIE PLAGUE 2 : REVENGEWhere stories live. Discover now