《12》

320 50 1
                                    

WAKTU SEKARANG....

Suara bising tembakan saling bersahutan. Mereka bertiga diserang dari kanan-kiri, menembakkan peluru dari masing-masing senapan. Helikopter 2 masih melesat dengan kecepatan yang lebih tinggi, namun dua helikopter miliki ZEO tetap bisa mengimbanginya.

Helikopter 1 juga turut membantu dalam penyerangan di udara itu. Kerusakan pada badan helikopter 2 tidak begitu berarti karena terbuat dari bahan yang keras dan kuat, hanya sedikit penyok saja.

Laki-laki berahang tegas itu menyuruh kedua temannya kembali merunduk ketika para tentara ZEO dari kedua sisi menembak mereka dalam waktu bersamaan. Selagi para tentara itu mengisi magasin senapan dengan peluru baru dan menunggu bala bantuan datang, tiga serangkai itu berusaha memikirkan cara agar terbebas dari situasi ini.

"Gimana ini? Gak mungkin kita terus gunain senapan, yang ada gak selesai-selesai," ujar Jake seraya melihat ke arah kedua temannya.

"Lempar bom ke mereka? Apakah itu bisa?" Usul Jay yang tidak begitu yakin dengan penuturannya sendiri.

"Bisa-bisa aja, sih. Tetapi, masalahnya sekarang adalah gimana cara gue ngelempar bomnya, sedangkan jaraknya gak memungkinkan untuk bisa nyampe ke helikopter milik ZEO."

Mereka terdiam sejenak, memikirkan cara lain agar bisa terlepas dari situasi bahaya ini. Di tengah laut kebingungan, tiba-tiba suara ledakan yang begitu keras dan memekakkan telinga itu mengejutkan ketiga pemuda tersebut.

"What is that?!"

Tak hanya di sisi kiri, helikopter ZEO di sisi kanan pun menyusul. Karena penasaran, Jake melongok ke luar helikopter. Netranya menangkap helikopter lain yang dipercaya oleh Jake bahwa itu adalah bala bantuan tersebut berada di atas helikopter 2.

Kepala Jake pun tertoleh ke arah kedua teman sebayanya dan berseru, "bala bantuan telah datang dan mereka udah ledakin kedua helikopter milik ZEO! Kita selamat!"

Sontak, mereka berdua pun mengembuskan napas lega.

"Akhirnya!" Gumam Jay senang.

Tak lama kemudian, seorang pria melongok dari jendela helikopter dan berteriak, "apa kami datang terlambat?!"

"Tidak, kalian datang tepat waktu! Terima kasih!" Jake lantas mengancungkan jempol seraya mengulas senyum lebar di bibirnya. Rambut cokelat gelapnya tersapu ke belakang, menampakkan jidat mulusnya dengan begitu jelas.

Pria itu membalasnya dengan mengancungkan jempol. Hatinya pun lega karena rupanya mereka tidak terlambat untuk membantu helikopter 2.

"Tidak masalah!"

Sedangkan, kedua helikopter ZEO itu jatuh ke laut yang terbentang luas di bawah mereka. Biarkan saja kedua transportasi udara bersama para tentara ZEO yang berada di dalamnya menjadi bangkai di dalam sana.

Toh, mereka tidak peduli.

"Kasihan. Mereka yang nurutin segala perintah dari ketua mereka itu harus ikut ngerasain penyesalan tanpa akhir," ujar Sunghoon pelan saat melihat sekilas ke arah helikopter ZEO tersebut yang terjun terjun bebas dan akan tenggelam bersama orang-orang yang berada di dalamnya.

"Kalo dipikir-pikir lagi, para tentara ZEO ini gak sepenuhnya salah karena mereka hanya ngikutin arahan dan nurutin segala perintah dari Lodric bajingan itu. Jadi, yang paling salah di sini adalah si tua bangka tersebut. Bener, kan?" Celetuk Jake.

"Lo bener. Gue sependapat sama lo, Jake," timpal Jay setuju.

"Gue juga," sahut Sunghoon.

[✓] THE ZOMBIE PLAGUE 2 : REVENGEDove le storie prendono vita. Scoprilo ora