chapter 2

217 18 0
                                    

Dua tahun berlalu, tahun ini shizu menginjak umur 15 tahun
Dia bersekolah di salah satu SMP yang berada di musutafu.

Sudah dua tahun juga dia tidak bertemu adiknya, kabarnya bagaimana keadaanya

Yang jelas saat itu..








Flashback

Crass

Buk

Brak

Srat

Kepalaku tertunduk dengan tangan kaki yang terikat di semua sisi, menerima semua cambukan yang seharusnya diterima oleh Eri

Aku melakukan ini untuk melindunginya, agar dia tidak mendapat luka cambuk. Tapi mereka mengingkari janjinya, mereka membiarkan Eri masuk kedalam ruang penyiksaan dimana ada aku yang sedang menerima hukuman

Jika Eri melakukan kesalahan atau tidak mau memberikan darahnya, aku akan dicambuk sampai kulitku terkelupas

"CUKUP, HENTIKAN! JANGAN SAKITI NEE-SAN" suara itu..Eri? Kenapa dia berteriak

Ah aku tidak bisa melihat kearahnya, mataku tidak bisa melihat

Buram, yang ku rasakan hanya kehampaan

Siksaan, cambukan, pukulan, bahkan pelecehan sering kali aku terima

Setidaknya Eri tidak merasakan ini kan, cukup diambil darahnya jangan yang lain

Aku, aku tidak sanggup mendengar teriakan dia

'eri, maafkan one-san mu yang tidak bisa menjagamu dengan baik'


Kata itu, kata yang terakhir aku ucapkan dalam hati


Semuanya kembali gelap, menyisakan Eri yang menangis tersedu menatap pedih kearah kakanya

"Nee-san, gomen karena aku nee-san jadi terluka"

"Nee-san kenapa lakukan ini?"

"Biarkan aku saja"

"Nee-san kenapa quirk ku tidak dapat membuat nee-san lebih baik, kenapa.."

Eri, sebenarnya nee-san memiliki itu tapi sayang, quirk mu tidak dapat bekerja pada one-san mu ini

Quirk one-san mu, terkutuk Eri









...









..









.

Hari berganti tahun, Eri sudah menyiapkan segalanya, keperluan, mental, hati

"Nee-san pergilah, dan jadilah kuat lalu selamatkan aku"

Shizu menatap sang adiknya dengan datar, walau tidak bisa melihat wajah sang adik, tapi dia tahu jika adiknya menatap wajahnya dengan terluka dan kasihan

Shizu menghela nafas dan berkata "Eri, jika nee-san tidak ada kamu yang akan menanggung semuanya, lupakan rencana mu ini, dan kembalilah ke kamar mu sebelum kita ket-"

"Hoi hoi hoi, mau coba-coba kabur hah?!"

Brak

Plak

Pintu terbuka dengan keras, shizu ditampar hingga kepalanya terbentur pada tembok

Membuat luka yang sebelumnya kembali terbuka

"NEE-SAN!!"

"Uhuk uhuk"

"Haa, sudah berani kabur hah?! Kau ini tidak tahu diri ya, sudah aku sekolahkan, sudah aku menuruti kemauan mu skrng kau mau membangkang ya?!" Tubuh ku dilempar ketembok lainya

Eri yang melihat kakanya terus di lempar, di pukul, di tampar tidak tahan dan berkata "JANGAN SAKITI ONE-SAN, JANGAN DEKATI NEE-SAN, A AKU AKU RELA MEMBERIKAN DARAHKU ASAL JANGAN PUKULI NEESAN LAGI, AKU AKAN MENURUT!!"

"Eri apa yang kau katakan.."

"Kumohon paman, jangan sakiti one-san ku..ja jangan hiks aku hanya punya nee-san saja.."

eri .. hentikan kumohon

Ingin sekali shizu memeluk adiknya dan menenangkan nya, tapi apalah daya dia sedang dipukuli bahkan kini baju nya udah terlepas dari tubuhnya

Jangan, kumohon..

Jangan lagi

"Paman, jangan sakiti neesan, cukup..jangan buat nee-san luka, Eri bakalan nurutin paman tapi biarkan neesan pergi dari sini"

eri..

"Biarkan neesan pergi paman, Eri mohon" Eri memohon kearah orang itu sambil membungkukkan badanya

"Eri mohon, lepaskan neesan.. cukup, cukup luka yang neesan terima jangan lagi paman"

Eri, luka ku ini tidak ada apa"nya dengan darah yang diambil dari tubuhmu, bahkan perban di tubuhmu

"Baiklah-baiklah, aku akan melepaskan neesan mu tapi..jika kau tidak menurut dan membangkang, akan kupastikan one-san mu mati tepat di depan matamu" ucap sarkas orang itu



Disamping itu shizu merasa lega dan marah karena Eri memohon seperti itu, apa yang akan terjadi jika dia dijauhkan oleh adiknya, apa yang terjadi pada Eri..





Kuharap dia tidak kenapa"






_____
Hepi riding, makasih yang udah baca ini cerita + vote^^

the sameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang