Dia Pikir, Cuap-cuap Author untuk Penutup Ini Tidaklah Penting

17 6 0
                                    

Yeay, selesai!>

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Yeay, selesai!>.<

Banyak hal yang pengin aku bilang soal cerita ini.

Aku relate baaanget sama Elang! Konflik utamanya pun sebenarnya aku ambil dari diriku sendiri, walaupun latar belakang Elang memang tak lebih dari rekaan alias fiksi.

Dan yang terpenting ... ada yang sadar, enggak, sih, filosofi refraksi atmosfer itu aku ambil dari ceritaku yang sebelah: Ambis Kronis! Iya, dialog Elang-Raya itu mirip-mirippp sama dialog Asa-Alfis! Wkwkwk. Habisnya, aku naksir berat sama filosofi yang aku buat waktu pembinaan astronomi sih! (padahal karena enggak kepikiran ide lain aja, ehe).

What do you think about cerpen ini, Gais? Jujurly, aku ngerasa kalau cerita ini agak loncat-loncat ... kurang rapi aja gitu, apalagi aku nulisnya dalam waktu yang berbeda-beda. Kritik saran sangat aku tunggu, yaaaa, di kolom komentar!

Eh, harusnya ada banyak hal yaaa yang pengen aku bilang. Tapi udah ah, gitu aja deh!

Intinya, terima kasih sudah mengikuti cerita ini!<3

Sharing, yuk! Apa yang kamu dapatkan dari cerita ini?

Sekian,

Lope tuing-tuing and see you next page!>.<

<

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Dia Pikir, Burung Tidak untuk Hidup di PalungWhere stories live. Discover now