XXV. The Truth [bag. 2]

475 43 82
                                    

Kaki yang dibalut stiletto merah muda tampak melangkah dengan tergesa. Sepinya lorong yang ia lewati membuat hanya derap langkahnya saja yang terdengar. Menggema dengan menegangkan.

Perempuan itu adalah Yura. Wajahnya dibayangi kepanikan yang kentara. Sebabnya satu, panggilan singkat yang ia terima setengah jam yang lalu. Panggilan dari Naufal yang mengabarkan jika Alda masuk rumah sakit.

Dia belum tahu sebabnya apa, rasa terkejutnya membuat ia tidak sempat bertanya karena langsung mematikan panggilan setelah diberitahu alamat rumah sakitnya.

"Permisi, kamar perawatan atas nama Alda Adzkiana di mana?" burunya, mencegat suster yang kebetulan melewatinya.

"Ibu siapanya?" Suster itu bertanya dengan raut bingung.

"Saya ibunya."

"Oh, kamarnya di ujung lantai ini, Bu. Ibu tinggal lurus aja."

"Terima kasih."

Lantas kakinya lanjut berjalan. Dahinya sedikit berkeringat, tapi tak ada sedikitpun lelah yang ia rasa, pikirannya dipenuhi dengan kekhawatiran akan sang putri.

Bagaimana? Bagaimana bisa dia tiba-tiba masuk rumah sakit?

"Naufal!"

Pria yang sedari tadi duduk di depan sebuah ruangan berdiri, kepalanya terangkat setelah beberapa lama tertunduk dengan dahi bertumpu pada jemari. Ia terdiam di tempat, menunggu Mama yang berjalan menghampiri.

"Alda, gimana?"

"Di dalam, lagi istirahat. Udah baik-baik aja sekarang," jelasnya kemudian, tersenyum untuk menenangkan.

"Dia kenapa?"

Untuk ini, Naufal diam beberapa saat. "..., keguguran."

"Apa?"

"Aku sama Alda juga baru tau ini, kata dokter itu istilahnya cryptic pregnancy." Naufal buru-buru melanjutkan saat melihat perubahan raut wajah sang ibu. "Tadi aku udah bilang Alda kalau Mama mau datang, sekarang dia pasti lagi nungguin. Mama masuk aja, aku nunggu di sini."

Dalam dua detik, dia ditinggal sendirian. Pria itu kembali duduk, menatap pintu di depannya dengan pandangan yang buram. Alasan kenapa ia tidak masuk adalah, dia belum siap menceritakan apa yang diketahuinya di rumah Aksa tadi. Tidak, selamanya dia tidak bisa mengatakan kalau Aksa yang pengecut secara tidak langsung ikut andil dalam keguguran yang dialami Alda. Dia tidak mau mematahkan hati perempuan itu.

Naufal pernah sangat jatuh pada Alda. Dan melihat Alda yang tetap memprioritaskan pria itu dalam segala hal membuatnya merasa dèjá vu. Ia seperti melihat cerminan dirinya sendiri, yang lalu membuatnya berpikir—beginikah dia selama ini?

Berat untuk mengakui ini, tetapi Naufal sadar diri, bahwa Aksara telah menjadi dunia baru untuk Alda.

*

Sementara di dalam, Alda sedang berbaring di atas ranjangnya yang disetel duduk bersandar. Wajahnya tenang, matanya terpejam. Tapi mendengar derap langkah yang datang, kedua mata cantik itu terbuka segera. Mengulas senyum tipis melihat kedatangan Mama.

"Mama sejak kapan datang?"

Tidak ada balasan, Yura langsung memeluknya. "Maafin Mama baru datang sekarang, Sayang. Kamu baik-baik aja?"

"Kenapa Mama nanya gitu? Aku pasti baik-baik aja." Ada getaran dalam suaranya.

Yura menarik napas panjang. "Mama nggak pernah mengalami apa yang kamu alami, tapi Mama juga seorang ibu. Mama paham ini nggak gampang buat kamu but—" Kalimatnya menggantung, terperangah mendengar isak Alda. Ia menelan saliva susah payah. "..., your baby was so loved and right now, I hope you’re feeling all of that love through the pain," lanjutnya.

Magic In You | Haechan ✓Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz