"yang ada elu yang kena azab dapet getahnya kan dikejar-kejar bocil gara-gara bully ibunya?"
"mumpung kaga ada babenya aing siksa ye lu hari ini!" seru Haechan mengambil alih Bluena namun Bluena memilih turun, menyambar minman yang dibawa Jisung.
"aing ciwel maneh sampe biru-biru sini srintil sinii sama aa ecan kasep!"
"nonoh mayabutkan ena!" gr si balita sembari berlari berharap dikejar, padahal tak ada satupun yang mengejar balita reog gemulai itu. Termasuk Jisung yang membiarkan minumannya yang sudah habis dibawa si kecil.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
bruk
kunciran sebelah milik Lee Bluena putus karetnya karena menabrak sosok tinggi membuat tubuhnya hampir terpental namun dengan cepat berhasil ditahan dengan satu jari. Saat itu Bluben Dewisumbi merasa darah rendah saat melihat ketampanan calon suami orang di depan, ditambah laki-laki yang mengenali siapa balita ini langsung menggendongnya dan diajak untuk kembali ke tempat Jeno dan yang lain disana. Bluena diam tanpa kata bibir mungilnya sibuk munyu-munyu untuk menyentuh hidung mancung milik laki-laki ini. baginya Hwang Renjun adalah laki-laki yang dikirim malaikat (pencabut nyawa) untuknya.
"weh kok nggak dipingit?" heran Chenle melihat sahabat asli Makassarnya ikut croscheck hasil kerja anak kebun meteor bak pesuruhnya.
"Bini gue yang dipingit."
Bluena yang hampir menyentuh hidung Renjun-
"junot idung lu awas kena iler berbisa!" teriak Haechan
"iyuhh anak cimoy najiss.." jisung bergidik
plak
Tanpa melihat si balita karena fokus dengan teman-temannya, Renjun menampol pipi si balita pelan, pelan sih menrutnya tidak tahu menurut si kecil bagaimana. Namun karena kegigihan si balita ia tetap mengulangi hal yang sama memunyu-munyukan bibirnya membuat pipi gembulnya terangkat naik, lalu lagi-lagi saat Renjun merasa nafas berbau susu itu mendekat, Renjun auto menampolnya tanpa melihay, membuat tubuh Bluena agak terlilit ke samping namun tetap berada di gendongan laki-laki yang katanya segera melepas masa bujangnya itu.
"kawin aja belum main bini-bini ente kadang-kadang badrun!"
"gimana undangannya?"
"tinggal Fakultas Kedokteran."
"udah lo send softfilenya ke gue?" tanya Jeno pada Haechan.
"udah."
"soon gue share ke anak FK, Jepri lo kasih gak jun?"
"gue nggak menerima Abang lo sama antek-anteknya, jangan diundang."
"bapaknya ni bocah?"
"ibunya aja, dia harus ikut, reuni SBSH."
"manabisa badrun! Bang Tiway pasti ikut lah, kalau lo undang Gembeludin."
"gampang, serahin sama gua." Cetus Jung Jeno mendapat sambutan tajam dari mata teman-temannya.