Kembali pada kondisi saat ini, mereka masih di dapur, melanjutkan perbincangan sebelum berangkat membeli sayur ke warung mas tetet.
"Kok merah lagi?" sambung Taeyong bertanya, dengan nada tidak suka.
"Kenapa emang?"
"lusa kita staycation di Bandung."
"tiba-tiba banget, ngapain?"
"Workshop dosen-dosen SBU."
"Terus mau ajak aku? Serius?"
"Sekalian mau gue kenalin lo ke dosen-dosen yang lain."
"Kakak gila?! Aku mahasiswa SBU! Udah paling aman kita foodstreet aja!"
"Backstreet."
"Iya itu!!"
"Terlanjur, gue udah bilang tadi kalau mau ngenalin lo ke mereka."
"kak, beresiko, aku belum siap dengan tanggapan mereka tentang aku."
"Gue yang jamin. Lagian cuma dosen-dosen bukan mahasiswa." tenang laki-laki itu menjambak sedikit rambut istrinya sebelum ia berangkat ke swalayan haji terkenal di komplek kediaman mereka.
"ayah!" teriak bobotoh dari lantai 2 rumah mereka, memasang tubuh tengkurap memerosot di pembatas tangga yang menurun seperti biasanya, sudah 999x ditegur namun masih dilakukan memang dasarnya bebal.
"BOBOTOHHH!!" nyawa eunbelle hampir hilang melihat atraksi putra keduanya yang mendarat dengan apik tanpa cidera.
"gaboleh gitu-gitu lagi ah! bahaya!" murka eunbelle tak digubris, sedangkan Taeyong hanya bernafas panjang-panjang.
"ikut ayah nggak?" tanya Taeyong pada bocah kecil yang sibuk membuka tudung saji berakhir kecewa karena ibunya belum masak apapun
"temana ayah bobo lapaw."
"nongkrong."
"ya tw bobo itut."
"bobo ingetin ayah beliin pampers momy ya sayang :*" pinta eunbelle sembari sedikit menciwel pipi gembul bobotoh.
"ya tw, momy anti bobo bewikan mainan tuk momy api cium bobo duwu." ibu muda itu berjongkok mencium pipi putra kecilnya yang lengket karena keringat. Meskipun berkeringat banyak bobotoh tetap harum karena menggunakan bedak johnyson baby cooling fresh yang mengunci keringat menebarkan keharuman selamanya jam.
"habis ke warung mandi! dah acem baunya."
"ya tw." balas bobo cuek. Eldebo lebih sedikit dalam bicara dibanding Jaemmy. Namun, bobo lebih hyperaktif dalam geraknya.
"nanti malem prepare barang-barang buat ke Bandung, keberangkatan bakal dimajuin jadi besok."
"kok?!! Terus anak-anak?"
"Diajak."
---0---
Riuh suara selotip, debum antar tangan dan petak majalah dinding di lorong kampus, kini saling bersahut.
Sudah sore, bahkan lampu di beberapa jalan sudah menyala hangat siap menggantikan si surya yang hendak beristirahat.
Keempat manusia disana sibuk memikirkan bagaimana satu kertas ukuran A4 bisa disisipkan di antara berita acara yang lain.
Selesai menyisip dengan rapi, satunya kembali memasang kaca pelindung papan informasi lalu melenguh panjang sesudahnya.
"Renjun emang sinting otaknya," Jisung menggerutu, disambut setuju oleh Haechan yang memegang beberapa lembar kertas gilap untuk disebarluaskan di seluruh mading Fakultas SBU.
YOU ARE READING
Script Swift
General FictionKita memang terlihat bahagia, tapi... Hai naskah, aku sudah sampai rumah. Go Eunbelle From: Script Swift (2021) ????cover by: naa.graphic
2.18 Behind the Accidental Maker
Start from the beginning
