16

71.9K 5.5K 406
                                    

Sekuntum bunga yang beku
🥀

• 500 vote for the next chapter •

"Aku tidak punya orang tua. Mereka sudah mati." Alzion menjawab itu dengan tangan terkepal kuat. Iris gelapnya menikam Launa karena berani melontarkan pertanyaan sialan itu. "Dan aku tidak suka saat kau bertanya tentang mereka, Launa."

"Aku minta maaf, ak—" Telunjuk Alzion menempel dibibir Launa, membuat perempuan itu menghentikan kalimatnya. Launa menatap gemetar Alzion, pria itu yang kini berjarak amat dekat dari wajahnya.

"Dan aku pembunuhnya." Bagai tersengat listrik. Launa membatu menatap Alzion tak percaya. Pria itu menyeringai melihat ketakutan istrinya. "Dan mengabadikan tulang belulangnya di kotak kaca, ruang kerjaku."

Launa menggeleng tak percaya, perempuan itu mundur hendak menjauh. Namun tangan Alzion sigap menghentikan Launa yang beranjak. Dalam sekali sentakan, ia berhasil menarik Launa untuk merapat pada dirinya.

Alzion lalu mengarik tengkuk Launa kuat-kuat guna mencium bibir manis itu dalam-dalam. Menerobos lincah dan liar, mengobrak-abrik mulut Launa dengan penuh nafsu gilanya. Launa kewalahan, wanita hamil itu mencoba melepaskan ciuman gila yang Alzion ciptakan. Namun tak berhasil, pria itu kian liar bahkan tangannya sudah menyingkap dres Launa.

Alzion mengangkat tubuh Launa setelah ciuman mereka terlepas, Lalu membanting tubuh istrinya itu kuat-kuat di antas ranjang. Mata gelapnya bergelora penuh nafsu, keadaan Alzion yang bertelanjang dada dan berdiri dengan satu kaki menekuk di atas kasur membuat Launa gemetar ketakutan.

"Zion.. aku tadi sudah minta maaf, aku.." Launa tidak tahu harus dengan cara apa menyudahi ini. Ini sungguh menakutkan.

Senyuman manis dengan kesan seksi milik Alzion tampan terpoles. Pria itu menurunkan tubuhnya mengukung Launa dibawahnya. Ia mengusap pipi Launa dengan jari-jari besarnya. "Aku tidak tersinggung perihal itu sayang."

Tangan Alzion kian nakal, pria itu membuka pengait dress milik Launa dengan gerakan penuh goda. "Aku tiba-tiba ingin bercinta denganmu dengan sedikit——kasar."

Launa menggeleng, ia mencoba mendorong dada Alzion yang berujung kesiaan. Pria itu tertawa melihat istri kecilnya yang bergerak liar di bawahnya, pemberontakan Launa membuatnya kian panas terbakar gairah. Ini menyenangkan.

Alzion bangkit dari posisi, hal itu Launa manfaatkan dengan baik dan segera berlari ke arah pintu menjauh dari predator ganas yang siap menerkamnya itu. Namun sialnya, baru akan menggapai daun pintu itu, Alzion sudah berhasil menangkapnya dan memeluk erat pinggangnya.

"Hap. Kau tertangkap sayang," bisik Alzion menjilati telinga Launa sambil tertawa senang. Dalam sekali sentakan ia membuat Launa menghadap ke arahnya. "Sial. Kau begitu cantik, sayangku."

Alzion kembali meraup bibir Launa, ia hisap kuat-kuat lalu melesakan lidahnya mencari lidah Launa. Tangannya aktif memborgol Launa ditengah ciuman mereka. Hingga saat borgol itu terkunci di pergelangan tangan istrinya, Alzion melepas ciuman mereka begitu saja.

"Apa yang kau lakukan Zion?" Tanya Launa marah.

"Memborgolmu," sahutnya polos menyeringai tampan.

"Kau—"

"Shttt. Jangan buang suaramu untuk hal sia-sia sayang. Akan lebih baik jika kau menggunakan suaramu itu untuk mendesahkan namaku."

A Frozen Flower [ Terbit ]Kde žijí příběhy. Začni objevovat