2.17 Copy & Paint

Start from the beginning
                                        

"mmh mbel, ndeh itu momyh, anggil mbel ja." (mmh.. mbel, ya itu mommy, panggil mbel aja)

"Berandal itu selalu tertutup." tutur Jeno dengan akhiran senyum pahit.

"Pengecut, berani cerita sama ayahnya saja." kekeh Na Jongsuk mengingat bagaimana dulu putranya menceritakan sosok perempan yang sama dari pagi sampai hilangnya matahari.

"cerita tentang lelahnya dia dikejar-kejar Eunbelle?"

"lebih tepatnya tentang lelah dia menyembunyikan perasaanya sendiri."

"maksut om?"

"Go Eunbelle adalah gadis yang beruntung karena awal dan akhirnya adalah laki-laki yang sama." jelas laki-laki itu saat mengetahui kabar Go Eunbelle berakhir dengan Lee Taeyong, dimana semasa kecilnya Eunbelle sudah menaruh hati pada suami masa depannya.

".." Jeno mengepal tangan, dan, bungkam.

"Na Jaemin payah jika terlalu mencintai perempuan. Dulu saya marah, saat dia minta izin mengasuransi organ tubuhnya untuk Eunbelle jika sewaktu-waktu komplikasi terjadi pada gadis itu." cerita Na Jongsuk panjang lebar.

"Permintaan dia untuk gadis yang sangat dia cintai itu menjadi percakapan terakhir kami." lanjutnya menyambung kisah percakapan terakhir antara ayah dan putranya.

"PENGECUT! KENAPA DIA NGGAK BILANG DARI AWAL!" amarah itu berhasil meluap.

"Jeno?"

"Om fikir Eunbelle bahagia? sisa hidup dia mati, setelah kepergiaan anak om yang pengecut itu!"

"Apa ada yang berubah jika Jaem mengatakan semua? Dari awal perasaan Eunbelle itu milik Lee Taeyong."

"Go Eunbelle kecil yang om tahu, berbeda dengan Go Eunbelle ibu dari Bluena Lee!"

"Memang siapa yang saat ini berdiri menjadi Go Eunbelle istri Lee Taeyong?"

"Eunbelle yang selalu mencintai Na Jaemin."

"..."

---0---

"permisi Pak!" mahasiswa dengan rambt yang dijepit dengan jedai mengetuk pintu ruangan dimana meja Lee Taeyong sebagai dosen SBU berada.

"Hai cantik cari siapa?" tanya Ten dosen fakultas kedokteran hewan yang paling santai dalam berkomunikasi dan sering mengisi waktu luangnya untuk ngopi-ngopi di ruang dosen FISIPOL.

"Pak Taeyong."

"Ada apa Lee Donda?" mahasiswa ilmu komunikasi tingkat akhir disana langsung disambut oleh dosen pembimbingnya, taeyong menyangka bahwa hari ini gadis itu hendak bimbingan tugas akhir.

"ada titipan dari apoteker tempat saya kerja Pak." naas, bukan mengumpulkan naskah skripsi, namun gadis itu hanya menjadi perantara dari sebuah bingkisan yang saat ini dibawa.

"makasih ya,"

"sama-sama, saya permisi Pak."

"apaan tu they?" tanya Ten, seusai Donda benar-benar meninggalkan ruangan dosen.

"obat flu,"

"mempan flu di lo?"

"udah jam 3, gue ada kelas." dalihnya sembari membereskan mainan milik Eldebo yang berserakan di meja transitnya.

"bobo disini aja gue tungguin, masih pules itu tidurnya. kasihan."

"tehnya disini, kalau minta susu takarannya 4 sendok taruh di tempat minum gambar spongebob, seduhnya pake dispenser ujung ruang, harus anget."

"buset, ribet bener."

"gue cabut dulu," pamit laki-laki berjawline tajam itu sembari melemparkan tas ransel Bobo pada Ten yang segera menangkap tas berisi pampers, susu, dan tetek bengek yang lain.

di lorong kampus, ia mengeluarkan sebuah roti kemasan dari saku celana, melahapnya dengan cepat untuk membersamai tiga kapsul bulat yang diantarkan mahasiswa dari apoteker langganan miliknya atas rekomendasi Winwin. Dosen itu mengakhiri aktivitasnya dengan membka tutup botol air mineral dengan giginya dan menyesap habis air didalamnya hingga botol plastik tersebut ringsuk. Pemandangan itu menjadi tontonan gratis bagi mahasiswa yang duduk-duduk di bangku sepanjang lorong, bak melihat bintang iklan air mineral telah lewat di depan mereka.

Sudah biasa, diperlakukan seperti itu sejak dulu, Taeyong terkesan abai, namun ada da mahasiswa yang membuatnya tertarik untuk mendekatinya sebentar.

"Kemana teman kalian yang satu?"

"uhuk-uhuk.." Han Jiha, mahasiswa baru itu tersedak saat laki-laki blasteran surga kini tiba-tiba menyapanya. Dengan sisa rasa malu akibat Jiha, Chello akhirnya menjawab pertanyaan sederhana dari dosen bermarga Lee yang masih menunggu jawaban salah satu dari mereka.

"m-maksut bapak Eunbelle Lee?"

"hm,"

"Eunbelle disana Pak, menyendiri sambil baca novel baru dari perpus fisip, ada apa ya Pak?"

"ajak dia makan sampai kenyang, nanti sisanya buat kalian." balas Lee Taeyong memberikan dua lembar uang  seratus ribu rupiah, berhasil membuat dua mahasiswa disana melongo.

"Bapak naksir Eunbelle?" tanya Jiha ceplas-ceplos saat mencoba memahami maksut dari dosen tertampan di jagad bumi (berdasarkan survey mahasiswa belatung kejang dan non belatung kejang SBU 2022)

"JIha lo ngaco banget, m-maaf Pak, kita ke Eunbelle dulu," Chello segera berdiri dan menarik Jiha, namun Lee Taeyong tampak belum ingin memutus percakapan.

"emang dia belum punya pacar?"

"kalau Eunbelle kayanya udah punya pak, saya belum."

"Jiha!" tegur Chello yang ketar-ketir takut jika nilai mereka akan tercetak D minus dan harus mengulang lagi tahun depan.

"Tanyain, dia udah punya pacar belum." titah Taeyong sembari meninggalkan keduanya disana dalam kondisi mematung.

"Chel, pak Taeyong kenapa?"

"kita bilangin Eunbelle, biar dia tantrum!" teriak Chello berlari menuju ayunan taman Fisipol, dimana eunbelle sedang terduduk disana.

"EUNBELLE PAK TAEYONG NAKSIR LO!" ceplos Jiha membuat mahasiswa-mahasiswa di sekitar sana menoleh dengan cepat, termasuk Eunbelle yang segera menutup bukunya.

"hoax."

"lihat, ini gua dikasih dua ratuus rebu suruh kasih lo makan, kalau masih sisa baru buat kita." jelas Jiha memperlihatkan uangnya.

"sekarang lo minta apa? kita beliin! asal lo tolak cintanya pak Taeyong!" celetuk Chello bersemangat.

"dia dimana?"

"tadi dia nyapa kita disitu terus pergi ke arah- ANJIR PAK TAEYONG NGELIHATIN GUE!" girang Jiha sekaligus kaget saat dosen tampan itu memilih berhenti di dekat pioner gedung menyakukan kedua tangannya di celana dan memandang tiga mahasiswanya dari kejauhan.

"bukan ngelihatin lo Ji, dia ngelihatin Eunbelle." jelas Chello mematahkan harapan Jiha.

"anjir belle lo pelet apaan pak Taeyong, udah punya istri woi! udah ada buntutnya juga anjir!" marah Jiha tak terima harus saingan dengan teman barunya sendiri.

"kalau lo gamau jadi istri kedua bilang belle, biar gue gantiin." tawar Chello.

Eunbelle dengan raut yang datar membalas tatapan suaminya yang berdiri mengawasinya dari jauh, melihat laki-laki itu melekuk bibir membentuk senyum lalu melambaikan tangan pada dirinya membuat dua temannya semakin yakin bahwa sore ini seorang Lee Taeyong sedang mabuk.

Nana..

kak Taeyong berubah sejak hari itu.
Hari dimana Aku dan Dia kembali memakai seragam SMA.
Yang dengan jahat aku menjadikan dia sosok kamu, dan dia berkenan untuk itu.

Keesokannya dia bangun tidur lebih awal tanpa melakukan apapun selain melihat aku sampai bangun.
Dia berubah manis...  ciumannya jadi lebih lembut dari hari-hari sebelum peristiwa kami berkunjung ke gedung.
Dia lebih banyak memelukku saat pelanggan toko kami sepi, ataupun ketika anak-anak tidak ada di rumah.

Apa dia membentuk dirinya sebagai salinanmu?
Kalau iya, aku semakin banyak dosa.
Aku sedang belajar mencintai Lee Taeyong.
Berakhir mencintai Lee Taeyong yang memaksakan dirinya menjadi Na Jaemin, bukan tujuan dari pelajaranku.


to be continue...

Script SwiftWhere stories live. Discover now