Back Story #3

20 0 0
                                    

Aku kembali ke tempat dudukku dan segera menyantap makananku yang mulai dingin karena cukup lama ku tinggal. Energiku seperti terkuras habis dari kejadian tadi. Kejadian itu membuat jantungku berdegub terlalu kencang. Ruangan ini dingin seharusnya, tetapi terasa gerah bagiku.

"Kok lama? Keselip dompetnya?" Tanya kakakku sambil mengunyah makanannya.

"Emm... Iya. Udah gitu hujan, nyari payung dulu tadi." Jawabku berusaha mencari alasan yang dapat diterima kakakku tanpa membuatnya melakukan hal-hal aneh yang dapat mempermalukanku lagi.

"By, di luar masih hujan. Nanti pakai payung gue lagi aja ya." Bisiknya sambil memegang pundakku.

Di dalam ruangan tersebut cukup ramai karena suara musiknya sehingga Gary perlu mendekatkan bibirnya ke telingaku supaya ia tidak perlu berteriak agar aku dapat mendengarnya. Tanpa sempat aku menjawab dan berterima kasih, ia langsung pergi meninggalkan mejaku.

"Apa tuh? Dia bisikin apa?" Kakakku penasaran dan mulai khawatir kalau ada yang mendekati adiknya. Kali ini giliran aku yang membuatnya panik. Aku hanya bisa tertawa kecil melihat ekspresi wajah kakakku.

Malam itu aku tidak sempat bertemu dengan Gary lagi. Tetapi ia tetap meninggalkan payungnya di depan pintu agar aku dapat menggunakannya jika hujan masih turun. Sesampainya di rumah, aku melihat ponsel ku menyala dan menunjukkan adanya pesan dari salah satu media sosialku.

Gary Alendra is following you.

Sontak akupun kaget dan membuka notifikasi tersebut. Rupanya benar. Gary yang tadi berbicara denganku telah mengikutiku di media sosial. Tapi, bagaimana bisa dia menemukan namaku di antara banyaknya manusia yang bernama Gabriella di dunia ini? Seniat itu kah dia mencariku? Dan kemudian aku terdiam saat melihat suatu tulisannya.

1 Korintus 16:14

Aku tersenyum. Bukan karena aku mengetahui maksudnya. Namun aku mencoba mengabaikannya dan berusaha melihat sampai manakah perjalanan kami dalam rencana-Nya.

Tak SearahΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα