√4

8.5K 727 9
                                    

Jawabannya itu...
Kopikir aja sendiri hahaha
Gaje kan? Iya tahu kok
Biar gak gaje coba baca ini🔥


Hei, Clara belum sempat mencerna apa yang terjadi dengannya. Kenapa wajahnya berubah, bukan hanya itu bentuk dan proporsi tubuhnya juga lain dengan aslinya.

Tidak mungkin kalau Clara operasi plastik dalam hitungan detik kan?

"Ini prank atau mimpi? Oh! Atau mungkin aku itu mati dan sekarang jadi bidadari?"

Katakan Clara gila. Dia bukannya mencari hal yang masuk akal, Clara malah berangan-angan. Tapi memang ia akui, wajahnya ini sangat luar biasa cantiknya. Berbeda dengan Clara yang dulu.

Clara belum memikirkan hal yang realistisnya, tapi seseorang tiba tiba masuk ke dalam tempat yang ia yakini sebagai apartment

Tubuhnya di putar tanpa ragu, matanya menatap penasaran sosok yang muncul dari balik pintu. Dadanya bergemuruh memperdengarkan suara detakan yang kian mengencang.

Klik

Pintu terbuka, Clara mematung di tempat. Derap kaki terdengar mendekat kearahnya menambah rasa keingintahuan Clara. Matanya menunggu di ujung pintu hingga sosok pemuda tinggi muncul dan berjalan hingga kehadapannya

Seketika itu Clara terpesona dengan wajah pemuda yang terbilang tampan. Tidak, Clara rasa ini sangat tampan.

"Kamu..." Clara meraih rahang pemuda itu dengan tatapan yang terpaku. Gadis itu bahkan tidak sadar dengan aksinya itu.

Kulit yang putih dan rahang tegas menambah kesan dewasa, hidung mancung lurus seolah memperjelas dari mana ia berasal, dan jangan lupakan mata hitam yang kelam membuatnya terbuai.

'Ah, ini terlalu sempurna.' Clara mengusap bibir tebal yang merah keunguan. Tubuh tingginya itu sangat sesuai dengan punggung tegap yang nampak lebar, apakah dia malaikat?

"Kamu dewa ya? Atau malaikat?"

Air liurnya ingin tumpah jika Clara tidak segera menutup mulutnya. Dia menggelengkan kepalanya mencoba fokus.

Clara menarik tangannya setelah kesadaran mengambil alih. Dia meringis malu. Apa apaan itu?

Kakinya melangkah mundur perlahan. Tapi siapa yang akan menyangka kalau pria itu malah itu memajukan tubuhnya seolah tidak ingin jarak tercipta lagi?

Nafas Clara tak teratur, kadang terengah, kadang diam menahan nafas kala pria itu menundukkan wajah tepat dihadapannya. Tangan kekar dengan otot dan urat yang terlihat jelas saat pemuda itu menyentuh dahinya.

"Kenapa bisa terluka?" bisiknya dengan suara dalam dan cukup serak(?)

Tangan tersebut menggapai kepalanya dan mengusap keningnya. Rasa dingin dan sesuatu yang sangat aneh bagi seorang Clara, sesuatu seperti beterbangan didalam perutnya.

"Sudah cukup, aku tidak ingin mati muda gara gara dia!" Clara menjerit dalam hati tak tahan dengan godaan itu. 

"Shh" Clara meringis kala tangan itu menekan luka di keningnya.

"Jawab."

Dalam sekejap suasananya berubah. Pemuda itu terlihat dingin dan mengerikan. Ditambah suaranya yang terdengar datar dan marah, Clara terhenyak beberapa saat.

"Aku tidak suka mengulangi perkataanku," dia menarik tangannya dari kening Clara. Sontak Clara tersadar, dia mundur beberapa langkah.

"Ta- tadi gak sengaja ke- bentur meja,"

Clara menjawab dengan gagap. Dia bisa merasakan aura menekan yang tidak baik dari pemuda didepannya.

Pemuda tersebut menunduk lagi seraya menaikkan kedua sudut bibinya membuat Clara dapat melihat dengan jelas wajah pria tersebut. Bahkan dia dapat merasakan hembusan panas menyapu area wajahnya.

Clara terpaku menatap kosong kedepan. Barusan itu, pemuda tersebut menyatukan kedua benda kenyal tersebut. Bahkan dia merasa pria itu menjilati bibirnya, anehnya tubuhnya hanya diam tanpa memberontak.

"Jaga diri yang baik, kamu tidak boleh terluka. Karena kamu itu hanya milikku, Matcha Rosaline."

Deg

Dalam sekejap, jiwanya seakan ditarik mendengar ungkapan pria tersebut. Seluruh tubuhnya kaku, dan kakinya terasa lemah.

" Gila! Aku mau pingsan aja!"

Setelah mengucapkan tersebut dalam hati, kesadaran Clara langsung hilang. Dia pingsan tergeletak dihadapan pria yang hanya menatapnya dingin.

Ah, Clara berbohong. Dia sama sekali tidak bisa memejamkan mata.

Menatap keatas dengan tatapan kosong, hanya itu yang  bisa Clara lakukan sedari tadi begitu sadar. Pikirannya kacau saat ini, Clara terbaring dilantai dingin tanpa ada niatan untuk bangkit sama sekali.

"Hahahaha, pasti aku sudah gila!"

Clara tertawa lirih, dia sadar sepenuhnya sekarang. Ia sudah mengerti apa yang terjadi pada dirinya.

Ada yang percaya?

"Aku masuk novel gila itu? Jadi pemeran utamanya?! Argghh!" Teriaknya kesal langsung terduduk dengan mengacak acak rambutnya frustasi.

Novel yang hanya menceritakan kebutaan seseorang dalam percintaan. Serius Clara ada di novel itu? Jadi peran?

Tapi kenapa Clara harus menjadi matcha? Kenapa tidak seperti cerita lain yang masuk dunia novel lalu menjadi antagonis atau figuran saja.

"Ini aku harus gimana??" 

Jangan lupa tinggalkan jejak
Niatnya mau panjang, tapi aku udah ngantuk ehe

JUST A DREAMWhere stories live. Discover now