2÷2

13.5K 799 29
                                    

Katanya semua yang di dapat dukungan itu selalu membuahkan hasil walaupun seuprit. Dukung aku ya, caranya cuma vote dan koment kok:)

Menyala abangkuh🔥

Rak yang berisikan buku dari yang tebal samapi yang tipis berjajar rapih menyambut matanya. Clara mana bisa gak berantusias kalau begini. Apalagi kalau ada orang orang yang berbincang sana-sini.


"Gila sih! Ini novel rekomen banget, selain seru adegannya sangat wah banget. Gue aja nangis sehari tujuh malem selesai baca ini!"

Boleh spill judul?

"Katanya ini juga best seller bulan ini sampai penerbitnya kewalahan Nerima pesenan. Makanya gue langsung kesini buat beli, sayang banget kalo sampe kehabisan."

Boleh bagi nomor penerbitnya?

Clara tak sengaja telinganya mendengar pembicaraan dari balik rak dibelakangnya. Sambil memilah-milah novel yang menurutnya menarik, akhirnya setelah beberapa saat kakinya melangkah menuju tempat dimana tempat para gadis tadi bicara.

Sedikitnya Clara penasaran dengan novel yang dimaksud, memang sebagus apa sih alurnya. Dia meneliti satu per satu buku yang ada di rak mulai dari yang terbawah hingga tertinggi. Tapi sayangnya dia tak menemukan sesuatu yang menarik sedikit pun di matanya.

"Hm, mungkin sudah habis." gumamnya.

Baru hendak pergi satu langkah, matanya tak sengaja melihat sesuatu dibawah rak. Clara berjongkok untuk menggapai buku tersebut.

Melihat dari tampilan novelnya yang sedikit berdebu, pelan pelan Clara meniup dan menepuknya.

"Novel apa ini? Dark love? Cinta gelap? Apa jatuh cintanya pas mati lampu ya?" Clara terkekeh pelan akan pemikirannya.

"Ambil deh dulu, covernya bagus. Dari sinopsisnya juga agak menarik, baca bentar deh."

Setelah puas menjelajahi jajaran rak buku novel, akhirnya Clara memutuskan tempat duduknya di dekat jendela yang mana langsung menghadapkan pemandangan kantornya.

"Ada waktu dia puluh menit, novelnya agak tipis sih. Kayaknya cukup 20 menit buat setengahnya dulu,"

Menit menit berlalu, di angka yang ke 15 Clara sudah menutup novelnya dengan kasar. Gerutuan tak kunjung henti keluar dari mulutnya.

"Authornya aneh, kok ceritanya dark banget. Bukan romansa kalau begini jadinya, kesannya malah lebih ke thiller."

Clara geleng-geleng tak habis pikir. Terinspirasi dari mana authornya buat yang beginian, sangat tidak manusiawi.

Tak lama Clara bangkit dari duduk, kemudian menyimpan asal buku tersebut dengan tergesa. Waktunya terbuang sia sia karena membaca novel yang tidak menarik seperti itu.

Namun saat Clara ingin menarik tangannya dari buku tersebut, sesuatu hal yang aneh terjadi padanya.

"Eh?"

Tangan Clara tiba tiba terasa seperti ditarik sesuatu, memejamkan mata guna menghilangkan rasa pusing yang tiba tiba menyerang kepalanya begitu tubuhnya di tarik kuat.

"Aduh!"

Dalam detik berikutnya, Clara menghilang begitu saja. Tidak ada orang yang menyadari ataupun menyaksikan hal tersebut. Semuanya terlihat tenang seolah tidak terjadi sesuatu.

Clara merasa tubuhnya terjatuh dari ketinggian dan kepalanya terbentur sesuatu. Matanya terbuka pelan dengan ringisan yang keluar dari mulutnya.

Kenapa dia jadi tengkurap gini di lantai?

Clara menatap lantai marmer dan memegangi kepalanya yang terasa pening. Kemudian dia mendongak perlahan sambil retina mata yang menelisik sekelilingnya.

"Ini.... Dimana?" gumam Clara kebingungan.

Dia bangkit sambil menggaruk pipinya dengan ekspresi tak jauh berbeda. Sangat bingung. Ada apa dengan perpustakaan yang tiba tiba mewah dan luas seperti ini?

Dan kemana pula perginya jajaran buku di rak rak tinggi itu?

"Bukannya tadi aku ada digramed ya?" Clara mencubit pipinya, "Ini mimpi ya?"

Mata Clara masih memindai dengan otaknya yang masih mencerna. Lelah mengelilingi tempat luas itu, Clara menjatuhkan tubuhnya di sebuah sofa dengan beban yang terasa berat.

"Aku punya 5 menit buat balik ke kantor, ini malah tersesat. Kemana jalan aku pulang?"

"Oh, atau jangan jangan waktu itu aku pingsan terus ditolong orang?" Clara mengangguk, sedikit masuk akal.

"Tapi seharusnya aku di bawa ke rumah sakit kan?"

Elakkan di pikirannya membuat Clara semakin pusing. Dia mengacak-acak rambutnya frustasi sampai tatapannya yang menunduk tiba tiba tak sengaja jatuh meja berbahan kaca.

"I-ini?" Tangan Clara menyentuh bayangan kaca hitam yang terpantul.

Clara mengerjap, "Eh? Tanganku kapan jadi seputih ini?"

Mencari sebuah petunjuk, dia berjalan dengan sedikit panik dan dia berdiri dengan tv yang layarnya lebar sekali. Matanya melotot melihat itu, bukan tv nya. Namun, sesuatu yang diluar dugaan.

"Dia siapa??"

+Bersambung+

Aku ada tebak tebakan, kalian jawab di kolom komentar ya.
Kopi itu kan mengandung kafein. Nah, kopi kopi apa yang bisa bikin orang pusing?

JUST A DREAMWhere stories live. Discover now