🦅 45 • The Lies Were White

3.3K 304 49
                                    


(Jangan lupa comment & bintang nya guys!)

(Jangan lupa comment & bintang nya guys!)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

. . .

Waktu berlalu begitu cepat Edgar bahkan tidak sadar hari-hari bahagia nya sudah terlewat dua hari yang lalu.

Dan selama dua hari kebelakang hidupnya berjalan dengan baik, nilai ulangan semester kemarin juga sudah keluar

Dan hasilnya memuaskan, namanya bisa berada di urutan paling atas dalam peringat angkatan nya namun seperti yang ia duga, sang kepala keluarga tidak akan mempedulikan hal itu

Ia hanya peduli ketika Edgar jatuh bukan ketika dirinya melambung ke udara.

Hubungan pertemanan nya juga cukup berjalan baik, mungkin hanya Jendra yang terasa menjauh dari Nando namun selain dari itu mereka semua masih sama.

Sering berkumpul hanya untuk sekedar nongkrong atau mendiskusikan sesuatu.

Sampai malam itu datang, malam yang Edgar anggap sebagai petaka baginya. Pemuda jangkung itu terus memperhatikan ponsel di genggaman nya

Seperti sedang menunggu balasan dari seseorang.

Ting!

Layar ponsel nya menyala dan setelahnya mata Edgar melotot keluar.

Jari-jarinya dengan spontan langsung mengetikan berbagai kalimat di dalam ponsel, dan tanpa sadar Edgar berubah menjadi orang yang fast respon.

Edgar terus memperhatikan ponselnya, menunggu pesan balasan dari seseorang tetapi tidak kunjung datang juga

Hingga akhirnya Edgar jatuh tertidur di atas ranjang empuk miliknya, melupakan pesan itu untuk sejenak.

. . .

Mentari pagi secara malu-malu masuk melalui cela gorden kamar mewah milik seseorang.

Kring!!!

Bunyi jam weker di nakas sebelah ranjang itu berhasil menarik seseorang keluar dari alam mimpi dan tampak seorang pemuda keluar dari balutan selimut berwarna gelap

Manik matanya terbuka secara perlahan seperti masih memproses semua keadaan saat ini.

Arsen melirik jam kecil tersebut, manik matanya hampir keluar saat melihat jarum jam yang berada di angka tujuh dan sebelas

"Bangsat gue telat!"

Setelah berseru seperti itu Arsen langsung berlari masuk ke dalam kamar mandi. Hanya butuh waktu lima menit untuk Arsen mempersiapkan diri

Semua dilakukan dengan cepat karena pemuda itu sedang panik.

Nafas Arsen memburu, pemuda itu keluar dari kamar tanpa menutup pintu kamarnya, turun kebawah dan berjalan kearah meja makan hanya untuk mengambil sepotong roti yang sudah di siapkan pegawai rumahnya

ARCANE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang