🦅 33 • Give From Santa Claus

4.7K 400 48
                                    

(Jangan lupa komen & bintang nya ya guys!)

Hari-hari berlalu dengan cepat, begitu juga dengan berita tentang Indah yang di jauhkan oleh Laura dan Bianca entah karena apa tetapi Arsen dan Edgar jelas tau apa alasannya, itu semua karena ulah mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari-hari berlalu dengan cepat, begitu juga dengan berita tentang Indah yang di jauhkan oleh Laura dan Bianca entah karena apa tetapi Arsen dan Edgar jelas tau apa alasannya, itu semua karena ulah mereka.

Arsen memberitahu Laura tentang pengkhianatan Indah kepada perempuan itu dan sudah pasti Laura tidak bisa tinggal diam, Laura langsung mengumumkan kepada seisi sekolah pada saat jam istirahat di kantin, perempuan itu dengan lantang berbicara bahwa Indah bukan lagi bagian dari nya dan Bianca dan perempuan itu memperbolehkan semua orang untuk berperilaku buruk kepada Indah.

Seperti hari ini, hari terakhir ujian sekolah. Arsen sedang bercanda gurau dengan teman-temannya di koridor. Mereka baru saja selesai melakukan ujian terakhir. Tetapi di hadapan mereka terlihat Indah yang sedang berlarian dengan baju basah kuyup.

"Kasian ya si Indah, kaga salah apa-apa di bully sama anak sekolah, parah emang si Laura" Nando tampak kasihan melihat perempuan itu, Arsen bergerak merangkul Nando "ada beberapa hal yang gak bisa lo simpulkan dari satu sudut do" Sahut Arsen "toh lo belum tau alasan Laura juga kan?" Nando terdiam "ko tumben lo bela si Laura sen" Sela Kenzo tiba-tiba.

"Temenan dia sekarang sama Laura" Edgar tiba-tiba angkat bicara "najis anjir" Keempat orang tersebut tertawa mendengar ucapan Arsen.

Kelima orang tersebut dengan santai berjalan di koridor sekolah tanpa peduli dengan lirikan manusia manusia lainnya. Siswa siswi yang berada satu koridor dengan mereka seakan melipir ke pinggir untuk memberikan jalan kepada lima anak Rajawali tersebut, ada beberapa anak yang berani menyapa tetapi kebanyakan hanya menunduk sembari berlalu pergi.

Sesekali Arsen akan membalas sapaan adik kelas yang menurut dirinya cantik, atau adik kelas yang memang pernah dekat dengan dirinya.

"Naya makin cantik aja ya sen" Celetuk Nando setelah satu adik kelasnya berlalu pergi, Arsen mengangguk "badan nya juga bagus gila" Timpal Arsen "emang lo pernah make sen?" Arsen hanya membalas pertanyaan Kenzo dengan senyuman misterius.

"Kok bisa anjing, kapan?" Tanya Kenzo kembali "kapan yah?" Goda Arsen "bego, jangan bikin gua penasaran dah" Sahut Nando yang mulai penasaran "kepoan lo do" Jendra angkat bicara

"Halah bacot je, mau tau juga kan lo?" Jendra menggeleng "boong pantat lo kelap kelip ya je" Arsen terkekeh mendengar penuturan Nando "goblok, gua ngebayangin pantat nya si Jendra bercahaya"

"Bego malah dibayangin" Sahut Jendra "kalau pantat lo bercahaya bisa jadi lampu pensi je" Celetukan Kenzo membuat kelima orang itu tertawa

"Eh ngomong ngomong lo pada kemana nih libur semester?" Keempat orang itu melirik Nando "gua si dirumah doang" Jawab Arsen "kalau lo gimana gar?" Nando kemudian menatap Edgar "elah si Edgar mah ngurung diri di kamar sama buku-bukunya tuh" Tutur Arsen

"Cocok lo ama Jendra gar" Nando menunjuk Jendra dan Edgar secara bergantian. "Iyalah gua kan bro sama Edgar" Jendra tiba-tiba merangkul pundak Edgar "yakan gar?" Edgar mengangguk.

ARCANE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang