🦅 15 • Torn Paper

5.8K 501 105
                                    

🦅🖤
(Don't forget bintang & comment guys!)

🦅🖤(Don't forget bintang & comment guys!)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

. . .

Kring!!

Suara bel berbunyi saat jarum jam tepat di angka dua belas. Para siswa mulai berhamburan keluar kelas dengan tujuan mereka masing-masing.

Lantai yang sedang Arsen pijak mulai ramai oleh manusia manusia yang lain, dirasa tidak ada perubahan dari seseorang di hadapan nya, Arsen menghempaskan tangan pemuda itu dari lengannya yang sedari tadi menahan dirinya untuk tidak pergi.

Pemuda itu membawa kaki nya pergi dari hadapan si pangeran sekolah. Setiap langkah kaki yang ia bawa terdengar beberapa suara sapaan untuknya tetapi untuk kali ini dia sedang malas memasang wajah ramah tamah nya. Arsen hanya memberikan topeng dingin dengan mata tajam layaknya serigala yang siap memangsa lawan. Dan jelas itu membuat beberapa siswa perempuan ketakutan dan mengurungkan niatnya untuk mencari muka di hadapan Arsen.

Kaki panjangnya berjalan turun melewati satu persatu anak tangga, hingga tiba-tiba seseorang menepuk pundak nya dari belakang

"Woy santuy dong mukanya! " Ucap orang tersebut saat Arsen menolehkan wajahnya kebelakang "lo abis darimana kok gua gak nemuin di markas" Kenzo berpindah ke sisi sebelah Arsen "biasa udud" Nada bicara Arsen berubah datar dan itu di sadari oleh Kenzo

"Kenapa lo? " Pemuda itu merangkul bahu Arsen "gapapa" Jawabanya dengan singkat, membuat Kenzo semakin mengerutkan alis nya "si Edgar mana? " Kenzo baru menyadari ketidakhadiran pemuda kutub utara itu. "Lo abis darimana, kok sendirian? " Arsen tidak menjawab pertanyaan sebelumnya "gua abis daftarin kelas kita ikut lomba" Mimik wajah Arsen terlihat kebingungan

"Hah? Lomba apaan dah"

"Lomba band yang dibuat sama OSIS noh buat pensi sekolah kita" Arsen mengangguk paham "lo harus ikut sen, wajib nih demi nama baik kelas kita yang udah di pandang terkeren se sekolah" Arsen mendengus mendengar perkataan hiperbola Kenzo

"Harus banget nih? " Kenzo mengangguk dengan pasti "harus lah, gada lagi yang bisa main drum selain lo. "

Arsen hanya diam mendengarkan penuturan salah satu sahabatnya, suasana hatinya sekarang sedang tidak dalam kondisi yang baik.

"Eh tapi sorry ya sen, gua tadi gak runding dulu sama lo sebelum daftar habisan gua cari-cariin lo sama Edgar dimana-mana tapi kaga keliatan batang idung nya"

Arsen menepuk bahu pemuda itu, "santai aja lah kan demi nama baik kelas juga" Kenzo tersenyum senang saat mendengar perkataan yang keluar dari mulut Arsen.

Mereka berdua terus berjalan sampai tidak sadar sudah sampai di tempat tujuan mereka yaitu kantin. Dari posisi Arsen sekarang berpijak, Ia bisa melihat keadaan kantin yang begitu ramai.

ARCANE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang