Ipomoea nil

585 125 13
                                    

Hari sibuk memang tertulis di kalender Na Ra. Seperti hari ini, Na Ra harus menghadiri rapat dengan para manager dan kepala divisi yang didominasi oleh usia milenial itu. Alasan Na Ra merekrut mereka karena secara pola pikir, mereka mempunyai visi yang sama serta tahu kebutuhan di masa yang akan datang. Selain itu, bekerja dengan orang yang berusia tak jauh berbeda dengannya, memberikan kesan lebih santai dan tidak terlalu kolot untuk sebuah pendapat.

Selesai rapat, Na Ra menghadiri seminar bersama dengan para pimpinan terkait dengan sponsor untuk acara pemilihan putri kecantikan. Setelah berjuang sekian tahun, akhirnya produk Na Ra bisa menembus di acara yang bergengsi ini. Tentu tak mudah untuk mencapai itu semua. Ada banyak yang dikorbankan. Bahkan kata Janu, bahu Na Ra lebih kuat dibandingkan baja yang melapisi tank Arisgator. Namun Na Ra tentu tak percaya. Janu terlalu berlebihan. Baginya Janu lebih kuat dibandingkan dirinya. Segala macam tempaan ketika berada di bawah naungan komando khusus dan berbagai tugas berbahaya, sudah laki-laki itu jalani. Namun di hadapan Na Ra, Janu selalu mengatakan bahwa ia tak sebanding dengan kerja keras yang telah dilakukan oleh gadis itu.

Pukul 15.00 WIB, Na Ra selesai seminar. Setelah itu, ia bergegas menuju sebuah restoran untuk mengisi perutnya.

Sebuah pesan masuk di gawainya. Meli mengabari jika proses sidang pertama perceraiannya sudah berjalan dengan lancar. Namun mantan suami Meli itu tak hadir dalam sidang perdana mereka. Meli menuliskan betapa ia kesal sekaligus bahagia karena persidangan lancar. Perempuan itu menuliskan jika tak sabar untuk segera lepas dari pernikahannya bersama dengan Rifky.

Dengan sabar, Na Ra menanggapi dan memberikan kekuatan bagi sahabatnya itu. Proses mereka tak mudah. Sempat terjadi ketegangan antara dua keluarga, namun akhirnya mereka membiarkan Meli dan Rifky bercerai. Lagipula langkah Meli diambil setelah banyak pertimbangan yang berat. Ia harus menyerah setelah dikhianati dan mendapatkan berbagai kata tak mengenakkan dari pihak keluarga Rifky.

Saat sedang menikmati hidangan yang tersaji, Na Ra tak sengaja melihat seorang pria bersama dengan perempuan duduk di dekat mejanya. Raut bahagia mereka terpancar begitu nyata. Mereka seperti pasangan yang tengah dimabuk asmara.

Tak sadar Na Ra mengumpat pelan. Ia sudah tak minat untuk menikmati makanannya dan memilih menatap pasangan itu. Namun Na Ra tersadar jika ia tak bisa membuang makanan begitu saja. Akhirnya ia memilih menghabiskan makanan tersebut walau sudah tak berselera.

Selama itu, Na Ra sengaja menatap mereka secara terang-terangan hingga sang lelaki menyadarinya. Raut kaget terpancar dari pria itu dan Na Ra tersenyum miring.

Sebelum bangkit dari duduknya dan hendak menghampiri pria itu, Na Ra terlebih dahulu meninggalkan uang di atas mejanya. Ia lalu mengaktifkan kamera depannya. Na Ra berjalan menuju ke arah mereka dan dengan cepat mengambil swafoto di depan pasangan berselingkuh itu.

"Oh keren ya, bisa mangkir dari persidangan perdana. Haruskah aku mengasihani Meli atau kalian yang kepergok sedang kencan?"

"Urusan lo apa, hah?" sahut Rifky yang aslinya kepalang malu. Namun ia berusaha membela diri karena sudah tak bisa mengelak lagi.

"Nggak bermaksud apa-apa. Cuma foto sama orang yang lagi selingkuh," sahut Na Ra dengan tenang.

"Dan ya, harusnya kamu berterima kasih kepada Meli. Karena Meli, kamu tidak jadi kehilangan pekerjaanmu sebagai seorang pilot."

Rifky menatap tajam Na Ra. Namun Na Ra sama sekali tak takut. Justru ia menaikkan alisnya menantang.

"Haruskah aku berkata dengan lantang dan mengatakan bahwa kalian adalah pasangan menjijikkan?"

"Hmm, sepertinya tidak perlu karena aku tidak perlu mengotori tangan dan mulutku ini hanya untuk sampah seperti kalian."

Na Ra lalu mencondongkan dirinya ke arah sang perempuan. Na Ra berbisik pelan.

Menghitung KarsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang