Prunus serrulata

635 133 7
                                    

Na Ra baru saja keluar dari ruang rapat setelah empat jam lamanya. Gadis itu terlihat lelah, terbukti dengan wajahnya yang kusut dan sedikit pucat.

"Bu Kim, istirahatlah. Biarkan kami yang mengurusnya. Laporan revisi akan selesai besok dan bisa ibu review kembali. Kami siap jika harus rapat seperti tadi," ucap salah satu karyawannya saat melihat sang pimpinan terduduk lemas di sofa yang tak jauh dari ruang rapat tadi.

Na Ra hanya mampu tersenyum tipis dan mengangguk. Gadis itu mengucapkan terima kasih atas perhatian dari karyawannya. Ia hanya butuh istirahat sebentar sebelum memulai aktivitasnya yang padat.

Tak lama kemudian, gawainya berdering. Langsung saja Na Ra melihat siapa sang penelepon dan mengangkatnya.

"Yeodongsaeng! Neomu bogosipeo!" (Dek! Aku kangen kamu!)

"Geojitmal hajimara!" (Jangan berbohong!)

Terdengar suara tawa dari seberang sana. "Aku tidak berbohong! Kapan kamu ke sini?"

"Entah. Bukankah Eonni terlalu sibuk di sana?"

"Lebih sibuk kamu sampai-sampai tidak mengangkat teleponku!"

Na Ra hanya tersenyum tipis. "Eonni."

"Ne?" (Iya?)

"Gwaenchanh-ayo?" (Apa kamu baik-baik saja?)

"Geureom," jawab Sae Ri langsung. (Tentu saja)

"Yeodongsaeng?" (Dek?)

"Aku juga baik-baik saja. Makanlah dengan teratur. Tidurlah dengan cukup. Lakukan pekerjaan dengan sebaik mungkin."

Terdengar decakan dari seberang sana. "Kembalilah ke Korea dan jadi Yeodongsaeng sekaligus teman untukku. Aku benci dengan keadaan seperti ini."

"Eonni punya banyak teman di sana. Aku lihat eonni juga dekat dengan salah satu lawan main eonni. Bukankah begitu, eonniku?"

"Yeodongsaeng! Stop it! Jangan percaya rumor ataupun laporan manajerku! Dia-"

"Aku lebih percaya eonni Ahn Ji Hyo daripada Eonni," potong Na Ra dengan cepat.

"Ah terserah kamu saja. Ji Hyo tetaplah Ji Hyo yang menjadi informan untukmu." Terdengar helaan napas di seberang sana.

"Aku akan menghubungimu lagi. Sebentar lagi aku harus kembali ke lokasi syuting. Dasi bwayo, saranghae!" (Sampai jumpa, aku sayang kamu!)

Na Ra seketika terkekeh pelan. Sae Ri punya cara untuk menghibur dirinya yang sedih. Eonninya yang manja kepadanya, membuat Na Ra tak bisa lepas begitu saja. Walaupun Kim Sae Ri lebih tua darinya, namun Na Ra selalu menjadi tempat pulang bagi sang kakak.

Na Ra lantas memilih bersantai sejenak sembari membuka laman berita Korea. Ada banyak berita terbaru. Ia berencana menggunakan salah satu aktris Korea dan Indonesia untuk mengiklankan produknya. Apakah ia harus berkonsultasi dengan sang kakak? Atau justru menggaet sang kakak untuk menjadi brand ambassador-nya? Seketika ia dipenuhi oleh banyak rencana di kepalanya.

Ketika larut dalam pikirannya, tiba-tiba sang ayah menelepon. Sempat akan menolak, namun ia sudah tak berbicara dengan sang ayah tiga bulan lamanya. Sebenci-bencinya dengan sang ayah, ia harus tetap menjadi anak baik sesuai wasiat sang ibu.

"Akhirnya kamu mengangkat telepon aboji."

"Aboji dengar perusahaanmu sedang tidak baik-baik saja."

"Kalau Aboji hanya mencari masalah, Na Ra akan menutupnya," pungkas Na Ra. Tak habis pikir dengan pertanyaan sang ayah. Seharusnya bertanya kabar dulu, bukan?

Menghitung KarsaHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin