Lavandula

512 114 8
                                    

Hari ini Na Ra bisa bernapas lega. Ia sampai apartemen maghrib tadi. Biasanya ia baru sampai di apartemen sekitar pukul 20.00 WIB dan jika lembur, Na Ra baru bisa pulang sekitar pukul 22.00 WIB.

Sehabis mandi, Na Ra memilih duduk di depan ruang tengah dengan rambut yang masih terbungkus oleh handuk. Gadis itu lalu mengambil gawainya dan bersiap untuk melakukan video call dengan sang kakak.

"Yeoboseyo, Eonni," sapa Na Ra dengan tersenyum lebar.

"Yeoboseyo. Mwohae?" (Halo. Lagi apa?)

"Habis mandi."

"Sudah selesai syuting?" tanya Na Ra langsung.

"Belum. Kebetulan hari ini libur sehari."

"Jaga kesehatan. Kegiatan Eonni terlalu banyak." Na Ra memberikan perhatian.

"Kau juga," sahut Sae Ri langsung dengan tegas.

Na Ra justru terkekeh pelan. Mereka akan berbicara dengan nada tinggi jika diperlukan. Seperti sebuah keharusan.

"Eonni sehat?"

"Ne, Neo?" (Iya, kamu?)

"Iya sehat. Bahkan hari ini aku pulang lebih awal dari biasanya." Seperti biasa, Na Ra akan menceritakan kegiatannya.

Sae Ri tampak tertawa kecil. "Oo, jinjja?" (Oh, beneran?)

"Ne. Eonni lagi di mana? Di apartemen?"

"Ne." (Iya)

"Eonni, jangan lupa pakai jaketmu ketika di luar. Di sana masih dingin, 'kan?"

"Ara. Aku selalu memakai mantel di sini." (Aku tahu)

Sae Ri tersenyum dengan perhatian Na Ra. Padahal dirinya tak begitu peka seperti Na Ra dalam hal perhatian.

"O Eonni, di mana Ji Hyo eonni?" tanya Na Ra langsung ketika tak melihat manager sang eonni. Biasanya jika mereka saling menelepon, Ji Hyo sering kali ikut menimbrung.

"Ah tidak tahu. Sepertinya sedang menelepon seseorang."

"Ah yang dicari akhirnya muncul." Sae Ri terlihat mengalihkan pandangannya ke depan seperti melihat seseorang.

'Nugu? Chaetingchang?' (siapa? Si bocah cerewet?)

Terdengar suara Ji Hyo yang menyebut Na Ra sebagai bocah cerewet. Perempuan itu langsung mendekat ke arah Sae Ri.

"Ya! Wae geogiseo pyeon-anhae!" (Hei! Kenapa kau betah di sana!)

Ji Hyo langsung menyapa Na Ra dengan sapaan seperti orang bertengkar. Lalu memanggil dirinya dengan sebutan bocah, padahal jarak umur mereka hanya 2 tahun saja. Namun Na Ra seperti sudah terbiasa dan malah merasa kurang jika Ji Hyo belum menyapanya seperti itu.

"Eonni, eotteohge jinaeseyo?" (Kakak, gimana kabarmu?)

"Jaljinaeyo. Neo?" (Aku baik-baik saja. Kau?)

"Joayo, Eonni." (Baik, Eonni)

"Jinjja?" Suara Ji Hyo seperti tak yakin dengan jawaban Na Ra. Lantas gadis itu terkekeh pelan.

"Ne, jeongmal," sahut Na Ra dengan tersenyum lebar. (Sungguh)

Mereka terus berbicara hingga panggilan lain masuk ke gawainya. Tak lama kemudian, suara bel apartemennya berbunyi.

"Eonni. Mianhae. Kita bicara di lain waktu. Aku ada tamu. Bye bye." (Maaf)

"Ne, jangan lupa istirahat," pesan Sae Ri sebelum menutup teleponnya.

Menghitung KarsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang