1. Bolos

5.3K 590 74
                                    

Warning : cerita ini akan ada banyak umpatan yang mungkin bikin gak nyaman. Jadi simpan yang baik dan buang buruknya ya (─.─||)

Selamat datang di cerita tenfic baru. Repost ygy! Karena isinya akan sedikit berubah:)

Selamat membaca, support dengan vote dan komentarnya. Cek typo juga ya kalo ada yang salah di maklumi (◍•ᴗ•◍)


Apa sih hal yang harus kita capai di dunia fana ini? Sepertinya banyak orang berlomba-lomba menjadi yang terbaik di versi mereka. Bahkan tak jarang dari mereka memilih menjadi pribadi yang berbeda dari aslinya demi mendapat perhatian dari orang lain. Terkadang ada juga yang melakukan apa pun demi kebahagiaan sementara ini.

Vanila Rasfaila tak habis pikir dengan jalan pikir orang lain. Bahkan dia juga tidak ingin tahu. Itu bukan urusannya dan dia tidak ingin peduli. Di dunia ini tidak ada yang berharga selain ponsel, satu-satunya benda yang sangat berarti. Benda itu lah yang menemaninya di saat buruk dan baiknya. Selain ponsel, tentu saja uang. Memang benar, tidak semua hal bisa dibeli oleh uang. Tapi tanpa uang, kamu tidak akan bisa hidup. Uang sangat berarti untuk Vanila, dia harus punya uang untuk makan dan juga membeli skin di sebuah game kesayangannya.

Apa itu jalan-jalan? Pergi ke tempat ramai dan indah seperti yang banyak orang lain inginkan. Vanila tidak tertarik dan tidak mau melihatnya sama sekali. Bahkan kalau boleh, tidak punya teman pun dia akan baik-baik saja asalkan punya dua hal yang tadi dia sebutkan.

Sayangnya Tuhan seakan kasihan kepadanya yang terlalu suka menyendiri. Ya, Vanila cewek introvert yang tak suka bersosialisasi dengan siapa pun. seandainya bicara pun hanya seperlunya saja. Jika penting Vanila akan meresponsnya kalau tidak, dia sama sekali tidak mau membuka mulutnya.

Dia lebih suka menghabiskan waktu dengan game di ponselnya. Mendengarkan lagu atau menulis cerita yang tidak penting. Nasibnya tidak terlalu tragis karena dia juga punya dua teman dekat, teman dari Sekolah Dasar sampai sekarang dia duduk di Sekolah Menengah Atas. Namnya Pia dan Putu.

"Lo berdua di mana anjing!" Vanila mengumpat. Dia menelepon dua temannya yang mengajak bolos tapi sudah pergi duluan.

Vanila bolos? Ya, dia bolos. Kalian tidak salah dengar. Vanila si introvert yang terkenal pendiam di sekolah itu memutuskan untuk membolos. Bukan karena dia kurang kerjaan atau sedang bosan ingin menikmati suasana baru daripada pengap di dalam kelas. Tapi dia terpaksa membolos karena ancaman dua temannya itu.

"Wih, santai Nil. Lo di mana emang?" Pia yang di telepon menanyakan balik keberadaan Vanila.

"Gue di belakang sekolah. Lo di mana?"

"Oh di belakang sekolah. Yaudah lo tinggal lompat pagar aja," jawab Pia santai.

"Lo di mana?"

"Gue sama Putu udah di warung pak Arip."

Vanila melotot. Menatap ponselnya dengan ekspresi berang. Kembali meletakan benda persegi itu ke telinganya, Vanila kembali memaki.

"Dasar Babi. Ngajak bolos kok gak nungguin gue!"

"Lo lama, jadi kita duluan. Lagian lo juga tahu di mana tempatnya. Udah ke sini aja, buru. Gorengannya masih anget."

"Tai!" umpat Vanila. Dengan cepat memasukan ponselnya ke saku seragamnya setelah panggilan dengan Pia terputus.

"Emang kampret mereka. Bisa-bisanya ngerjain gue kayak gini. Kalo bukan karena Wifi gue gak mau." Vanila masih terus mengomel.

Dengan usahanya dia melompati pagar yang berdiri kokoh di depan mata. Pagarnya tidak terlalu tinggi, karena itu lah Vanila bisa memanjatinya. Untung saja dia memakai celana olah raga di balik rok pendek selututnya. Dengan hoodie big size yang kupluknya dia pakai menutupi seluruh kepalanya, membantu Vanila menyembunyikan identitasnya.

Halo, Rasa!Where stories live. Discover now