17

1.1K 227 22
                                    

Jennie terdiam memakan semangkuk Ramen yang ia buat sejak beberapa menit lalu. Memakannya dalam diam- tanpa memperdulikan sekitarnya. Beberapa menit lalu Elizabeth pergi bersama suaminya untuk menjalankan perjalanan bisnis ke daegu. Dan kini hanyalah tinggal Jennie dan Jiwon di rumah selain pelayan lainnya.

Oh soal pelayan. Jennie melihat begitu banyak pelayan yang berlaku lalang di dapur membuat pandangan Jennie terganggu. Banyak wajah asing disana yang jelas jelas menunjukan rasa penasaran mereka terhadap dirinya.

Jennie sungguh tidak peduli. Namun, Tatapan tatapan dan desas desus yang mereka bicarakan membuat ia muak dan ingin melempar meja makan ini pada mereka. Jennie tidak bodoh untuk menyadari pelayan pelayan itu jelas memandangnya rendah.

Jennie risih dengan itu semua. Kenapa juga Taehyung brengsek itu mempekerjakan begitu banyak pelayan di Rumah ini? Apakah sepuluh kurang cukup? Ck! Jennie tidak nyaman. Ingin cepat cepat menyelesaikan makanannya saat ini..

"Selamat malam Nyonya. Nama saya- Hyein kepala pelayan baru disini. Dan mereka juga pelayan baru disini". Ucap wanita sedikit tua itu sambil membungkuk soan kepada Jennie yang terlihat tidak peduli.

"Jangan terlalu formal. Aku bukan Nyonya kalian". Sambil mengelap mulutnya, Jennie mengucapkan kalimat itu dengan tenang tanpa melihat wajah pelayan itu. Sudah akan beranjak dari sana namun suara pelayan lain kini kembali menghentikan nya.

"Benarkah? Kupikir anda sangat bahagia karena menyandang marga Kim dan posisi yang sangat di untungkan disini. Kau tau- begitu banyak perempuan yang bekerja keras untuk menjadi istri Tuan Kim."

"Bekerja keras?". Tanya Jennie heran.

Pelayan yang berdiri jauh di belakang itu kini melangkah maju berdiri disamping Hyein yang terdiam kikuk ditempatnya memberi kode pada perempuan itu untuk berhenti.

Jennie menelisik penampilan murahan pelayan yang berdiri angkuh itu dengan tatapan mengintimidasi. Apa yang baru saja di ucapkan jelas membuatnya bingung- Taehyung sudah kaya. Untuk apa mereka bekerja keras demi menjadi istri pria itu?

"Ya. Kau tentu tidak lupa siapa suamimu. Ah- atau kau pura pura lupa ya? Maaf nyonya- kau mungkin akan terluka saat ini. Tapi, Banyak orang bergosip mengenai derajat mu yang bahkan tidak terlihat dibanding dengan Tuan Kim".

Jennie terkekeh mendengar itu. Jauh di dalam hatinya merasakan emosi yang luar biasa di sana, namun sebisa mungkin ia akan bersikap tenang dan bermain cantik menghadapi tikus tikus kecil ini.

"Ah- jaman sekarang memang banyak orang yang berpikiran kolot seperti dirimu. Tapi- dibanding dengan derajat ku yang tidak ada apa apanya, Lantas kau ini siapa? Anak menteri? Anak presiden? Oh- atau simpanan Ahjussi tua?".

Jennie tertawa melipat tangan di dada melihat kedua tangan gadis ikut terkepal kuat menahan amarahnya. Ya, lagipula di antara mereka gadis inilah yang paling rendah. Jennie tidak merasa salah dengan ucapannya.

"Jaga bicara mu. Kau bahkan di siksa oleh orang tua dan saudara tiri mu itu Jennifer. Haruskah aku mengungkap semuanya bahwa kau ini hanyalah sampah yang kebetulan menjadi istri Tuan Kim?". Pelayan itu membalas dengan tawa remeh nya.

"Tapi aku menjadi Nyonya Kim disini. Tanpa mengemis dan bekerja keras seperti kalian- apalagi menyusup di Mansion ini hanya untuk berdekatan dengan suamiku. Menjijikan".

Jennie terkekeh sinis melihat dan menelisik sosok gadis yang berhasil merusak mood nya malam ini. Rasanya- ia ingin melempar kursi ini pada wajah menjijikan itu agar segera menghilang dari muka bumi ini. Satu yang perlu kalian tau- Sebelum hidupnya menjadi seperti ini, Jennie adalah sosok perempuan yang banyak bergaul dengan banyak orang.

JEΠΠIE PARK✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang