Prolog

4.9K 364 16
                                    

Proses revisi.



























Disini, tepatnya di book ini menceritakan seorang gadis yang memiliki keberuntungan dan sebuah anugerah besar di dalam hidupnya.

Jennie Park. Gadis beruntung yang memiliki harta yang bisa menghidupi anaknya sampai tujuh turunan  Ia memiliki segalanya yang mungkin hanya sedikit orang yang bisa mencapai dan memilikinya. Keluarganya bisa dibilang sangat terpandang dengan penghasilan yang luar biasa dan bisnis yang ada di beberapa negara berbeda.

Jennie mengelola bisnis, Apartemen, Hotel, dan juga memiliki perusahaan yang mengelola mobil keluaran terbaru yang mungkin hanya sedikit di dunia yang memilikinya.

Harta yang diwarisi oleh kakek dan nenek nya itu sudah sangat melebihi kecukupan gadis cantik, Dingin, Dan tidak tersentuh itu. Meskipun beberapa perusahaan, Kakek Kim masih mengurusinya karena tidak mau sang cucu kerepotan.

Kebiasaan yang dia lakukan kini, hanyalah pergi ke club, menghabiskan beberapa botol wine dan juga menikmati suasana yang cukup menyenangkan disana bersama teman teman dari kalangan yang tidak jauh berbeda darinya.

Pertemanan dan pergaulan Jennie tidak pernah jauh jauh dari orang orang terpandang. Bukan karena tidak mau berteman dengan orang biasa. Hanya saja, Jennie selalu di hindari karena mereka merasa bahwa dia memiliki hidup yang selalu berkecukupan.

Pukul dua belas malam, dimana saat itu desas desus tentang pembunuhan dari beberapa berita masih sangat sering dibicarakan.

Namun, Jennie adalah gadis pemberontak yang tidak bisa mendengar nasehat ataupun larangan dari kakak kakaknya yang terlalu overprotective kepadanya. Ia bukan gadis baik yang mau berdiam diri terus terusan di dalam rumah bahkan disaat terkena demam sekalipun.

Alhasil, saat ditengah perjalanan yang dipenuhi salju itu mobilnya di hadang oleh tiga mobil hitam yang kini menyalakan lampu panjang sehingga Jennie tidak dapat melihat apapun selain cahaya terang itu.

Dan lagi, pengawal yang biasa mengikutinya kini tidak ada disana. Jennie merasa sial sebab kalau akhirnya seperti ini maka ia tidak akan pernah mau keluar malam malam begini.

Orang orang itu berjumlah tujuh. Jennie bisa menghitung yang turun dari mobil dengan pakaian serba hitam mereka sambil berjalan menghampiri nya yang tidak bisa berkutik di dalam mobil. Jennie gadis yang pemberani dan tidak takut terhadap apapun, tetapi jika berhadapan dengan orang orang mengerikan yang membawa pisau di tangannya seperti itu membuat jantungnya berdetak dua kali lebih cepat.

Orang itu membuka pintu mobilnya dengan mudah membuat Jennie tersentak sebab ia ingat kalau sudah mengunci seluruh pintu. Ia bisa merasakan tubuhnya melayang ditarik keluar hingga jatuh di tumpukan salju disana.

"Gadis manis. Harusnya kau tidak keluar di jam dua belas seperti ini bukan? Kau terlalu meremehkan kami dengan tidak membawa pengawal mu rupanya."

Suara rendah itu menyapa indera pendengaran Jennie kini sedang berusaha mendongak menelisik setiap bentuk dan garis wajah tujuh orang itu.

"Katakan Jennie Kim, aku harus memulainya dari mana? Apakah aku harus mencongkel kedua matamu terlebih dahulu?"

Orang itu terkekeh miring. "Hm? Bisa kau beri tahu dimana aku harus menusuk mu yang terhormat nona Kim?"

"B-brengsek. Siapa kalian!". Jennie berusaha mempertahankan kesadarannya begitu perutnya di tendang begitu kuat oleh orang orang itu.

Jennie bisa merasakan sakit di bagian lehernya. Pria itu baru saja melukainya dengan pisau.

"Orang orang yang bekerja di bawa pemerintahan Jhonson Park beberapa tahun lalu. Kau tidak pernah berpikir bahwa kami adalah pembunuh bayaran yang disuruh untuk menghilangkan nyawa mu bukan?"

Sakit. Luar biasa sakit. Tapi disaat seperti ini Jennie tidak bisa melawan karena dia tidak mempunyai tenaga lagi. Dingin menusuk seluruh tubuhnya dan jiga luka goresan yang membuatnya semakin tidak bisa bergerak.

"Karena kau cantik dan mani, bagaimana kalau kami mempercepat kematian mu? Itu akan memudahkan kami mendapatkan sebuah koper uang." Pria itu tertawa lebar di susul oleh keenam pria lainnya seolah yang mereka lakukan ini hanyalah soal sepele.

"S-sial." Jennie mengumpat kini melihat orang itu mengeluarkan pistol. Ia dalam bahaya, Jennie ingin menghubungi kakeknya namun sepertinya itu tidak bisa dan tidak akan mungkin ia lakukan. Ia terperangkap dan tidak bisa membebaskan diri lagi.

"Selamat tinggal cantik~".

DOR

DOR

Jennie jatuh.

Tapi kesadarannya masih bisa dipertahankan. Ia meringis sakit luar biasa di area bahu dan juga perutnya. Sakit. Ini sakit sekali.

"Menyedihkan sekali cucu dari Jhonson Park ini".

Dan semuanya gelap. Jennie tidak sadarkan diri.


 Jennie tidak sadarkan diri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

><

Oke

JEΠΠIE PARK✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang