Chap 10 ❤️

1.6K 103 12
                                    

Rpr, sepupu Vox itu tinggal di Amerika. Ia menjalankan bisnis keluarga Akuma di amerika. Dari bidang senjata, bodyguard, hingga saham.

Mereka yang harus menemui Rpr mengharuskan mereka untuk pergi ke Amerika dan tentu saja banyak yang mesti di siapkan..

Apalagi Shoto dia tidak punya pasport dan Ike masih harus mengurusnya.

"Sudah kubilang Vox kalian kan yang punya perlu jadi aku tidak perlu ikut dengan kalian pergi ke Amerika" ujar Shoto.

"Lalu apa? Meninggalkanmu disini? Tidak tidak tidak.. Shoto kau sudah menjadi bagian dari orangku.. di titik ini kalau kau tidak ikut akupun tidak mau pergi" ujar Vox

"Heh! Mana bisa begitu! Kau bilang kau mesti menemui sepupumu untuk mencari tau tentang kunci aegis jadi-"

"Makanya kau ikut denganku" ujar Vox. Ia sangat keras kepala..

"Oke okee aku akan pergi sekarang aku akan mengemas pakaianmu terlebih dahulu" ujar Shoto.

"Untuk apa?" Tanya Vox.

"Tuanku yang terhormat.. kau mau pergi ke Amerika tanpa membawa apapun?" Tanya Shoto.

"Shoto kita bisa membelinya.. tidak perlu mengemas koper itu akan membuatmu capek.. kita harus ke kantor bantu aku bersiap" ujar Vox

"Jangan semuanya harus di beli Vox.. sesekali kau juga harus menggunakan apa yang ada-"

"Aku harus bagaimana? Uangku terlalu banyak.. Shoto kau tidak mau menghabiskan uangku selain di bahan makanan, deterjen, dan pembersih rumah.. ayolahh.. belilah sesuatu.. di Amerika nanti aku akan memanjakanmu!"

Sesungguhnya Shoto lelah dengan kelakuan Vox yang seperti ini.. Vox sangat memanjakannya akhir akhir ini dia membelikan Shoto banyak pakaian, tas, sepatu dan makanan.

Entah apa tujuan lelaki itu..

...

Di kantor Vox punya banyak sekali pekerjaan dan dokumen yang harus ia tandatangani karena ia akan pergi ke amerika dalam beberapa waktu.. Luca dan Shu akan ikut bersamanya sedangkan Ike selaku tangan kanan Vox akan tetap tinggal dan menggantikannya bekerja...

Tentu saja Ike akan bekerja lembur setiap hari karena pekerjaannya menjadi dobel tapi Vox menjanjikan tiket liburan ke Malibu setelah ini tentu saja Ike menyanggupinya..

Soto sendiri sedaritadi hanya bisa membantu dengan memilah dokumen yang mana yang perlu ditandatangani dan mana yang perlu di review oleh Vox di atas meja. Ia juga merefill kopi milik Vox serta pergi membelikan cemilan untuknya..

"Kau harus istirahat Tuan.. " ujar Shoto. Vox menggeleng..

"Waktu kita sangat berharga Shoto dan berhenti panggil aku tuan. Hanya kita berdua disini" ujar Vox. Ia masih membaca beberapa dokumen..

"Tapi ini masih lingkungan kantor.." balas Shoto. Vox menaruh pena miliknya dan menatap Shoto.

"Ini kantorku, ini ruanganku terserah bagaimana kemauanku kau harus menurutinya.. lagipula siapa yang berani mengkritik atau memarahiku?" Balas Vox. Shoto mendecih..

"Cih.. baiklah baiklah.. Vox.. ayo istirahat sebentar" ujar Shoto..

"Aku sudah istirahat makan malam tadi.. mau istirahat apa lagi?" Ujar Vox. Ia kembali menandatangani dokumen di mejanya.

"Alismu berkerut.. kau sudah bekerja tanpa henti sedaritadi, aku hanya takut kau merasa stress dan tidak nyaman.. " ujar Shoto. Vox menatap kearahnya.

"Hei.. kau tau kau benar.. mungkin aku akan sedikit rileks kalau kau membantuku Shoto.." Vox menjulurkan tangannya. Ia menggenggam jemari Shoto dan mengusap punggung tangannya pelan.

Dangerous Housekeepers | VoxToWhere stories live. Discover now