Chap 5

1.9K 130 18
                                    



Shotou terbangun saat sudah hampir siang, tubuhnya benar benar remuk karena kegiatannya dan Vox semalam berakhir saat matahari terbit.

Ia mengenakan sweater berwarna abu abu dan tertidur di sofa ruang tamu dengan selimut  membalut tubuhnya. Ia sempat mendengar ada sesuatu yang ribut yang saat ia duduk, ia melihat Vox dan beberapa pegawai apartemen yang sedang memindahkan kasur ke dalam kamarnya dan Vox.



Kasur?




"Sial?! Apa tuan Vox benar benar membeli kasur baru?!"

Usai memberi tip kepada pegawai apartemen Shoto melihat Vox kini berjalan ke arahnya. Yang ia dapatkan pertamakali adalah kecupan di keningnya.


"Huh?"


"Good morning.. no.. should i said afternoon? " Canda Vox.  "Bagaimana tubuhmu? Terlalu sakit?" Tanya Vox.


Shotou sempat diam, tapi ia mencoba menggerakkan tubuhnya dan mencoba untuk berdiri..

Namun nihil.. kakinya gemetar, pinggangnya sakit dan juga ia merasa tenggorokannya juga ikut sakit..


"Sakit semuanya.. " hanya itu yang bisa Shotou bilang..  Vox mengangguk dan mengusap rambutnya.


Ia ke dapur mengambil beberapa makanan yang masih panas. Sepertinya Vox baru selesai memasak saat ara pegawai itu datang untuk mengganti kasur..

"Ya.. suaramu benar benar hilang semalam, wajar kalau tenggorokan dan badanmu sakit.. " ujar Vox.

"Shu akan kesini sebentar lagi, ia akan memberikanmu beberapa obat obatan.. maaf Shotou karena hanya bisa melakukan hal hal sebatas memandikan dan membantumu berpakaian.. " ujar Vox. Wajahnya terlihat sedih..

"Dengan tuan Vox yang mau membantuku setelah kegiatan semalam saja itu sudah sangat baik.. jadi boleh kan hari ini aku sedikit manja? " Sejujurnya Shotou hanya bergurau tapi Vox mengangguk..

"Aku akan saaangat memanjakanmu Shotou.. " ujarnya.



Lagi..



Shotou tidak mengerti perasaan apa ini, yang ia tau dadanya terasa hangat dan juga mendapatkan erhatian seperti ini juga tidak buruk..

Karena semasa ia menjadi asassin ia harus melakukannya sendiri, bahkan jika itu berkaitan dengan hasrat, Uki akan berbaik hati meminjamkan pria prianya tetapi setelah itu Shotou tidak pernah menerima perlakuan seperti ini..

Shotou sedang makan buah saat bel depan apartemen berbunyi. Itu Shu, dia datang bersama Luca mereka terlihat sedang beradu argumen.



"Kan sudah kubilang jangan lakukan hal bodoh seperti itu!"

"Tapi Shu? Dia masih manusia dan juga aku tidak bisa membiarkan dia untuk—"

"Luca! Kau membiarkannya kabur kalau kau tidak bisa membunuhnya buat dia lumpuh, buat dia buta atau potong lidah dan tangannya.. ayolah Luca! Kau membuat pekerjaanku tambah banyak!"  Shu menggeram.

"Shu aku tidak bisa setega itu untuk memperlakukan orang tua seperti itu.. aku takut—"


"Dia mengambil hasil pekerjaanku Luca! Dia masuk ke ruanganku, mengacak acak semuanya dan mengambil data yang kukerjakan 2 bulan penuh hanya untuk membuat rute terbaru di fraksi timur!"


"Aku akan mendapatkannya kembali—"


"Bukan masalah mendapatkannya kembali! Itu rute teraman yang kita punya! Sekarang sudah jatuh ke tangan musuh lalu bagaimana? Apa kau tidak mengerti!!"


Dangerous Housekeepers | VoxToWhere stories live. Discover now