Chap 2

1.5K 176 40
                                    


Pagi itu hujan..


Shotou sedikit menggerutu, ini sudah minggu pertama ia menjadi pembantu di rumah Vox. Suasana sudah membaik, ia juga sudah berkenalan dengan beberapa bawahan Vox yaitu Ike dan seorang pria bernama Ren.



Kecuali satu orang ini...


"Mana Vox? "

"Maaf tapi tuan Akuma masih tidu-"

"FOR FUCK SAKE.. VOOXX!! "

"VOOXX!! WAKE UP YOU DICK HEAD!!"

"mana kamarnya?" Tanya pria itu.

"Uh? Di sini tuan.. "


Shotou mengawal pria yang masi terus saja berteriak itu, sedikit bersyukur karena suara hujan sedikit meredam suaranya.. jika tidak, entah apa yang akan terjadi ada telinganya..

More over..

Pria itu berteriak dan masuk seenaknya ke dalam rumah tapi tidak tau dimana kamar Vox berada?

Masih pagi tapi Shotou sudah lelah..


"VOX BANGUN! ENAK SEKALI HIDUPMU KAU PIKIR INI JAM BERAPA?!"

"WHAT THE- SHU?! "

"YA INI AKU SEKARANG BANGUN ATAU KUTENDANG KAU!"

"Berhenti berteriak aku bangun sekarang.. ada apa sih? Pagi pagi kau sudah membuat keributan.."

"Keadaan darurat yang benar benar darurat! Kau harus bergegas ke gedung pusat sekarang" ujar Pria bernama Shu itu..

"Eh? Kan ada Ike dan Luca? Kenapa aku harus pergi sekarang?" Tanya Vox

Shotou hanya memerhatikan Vox dan Shu yang sedang adu mulut, ia mengambil sebuah baskom yang berisi air hangat dari kamar mandi dan mengambil handuk bersih dari lemari. Ia kemudian menatanya di meja kecil yang ia ambil dari sisi kamar Vox.

"Kau serius tidak ingat ini hari apa?"

"Ini hari selasa kan?" Vox menjawab pertanyaan Shu acuh sambil membasuh wajahnya dengan air hangat.

"Hari ini peringatan kematian ibumu dan sekarang keluargamu dari Kyoto sudah ada di gedung utama!" Ujar Shu.

Tangan Vox yang sedang mengeringkan wajahnya berhenti sejenak namun tetap kembali melanjutkan kegiatannya.

"Kalau hanya itu Luca bisa menanganinya sendiri.." ujar Vox acuh.

"Vox, kau ingat soal gerakan para serangga dan tikus tikus klan? Beberapa diantaranya ada yang membocorkan berita hari ini, ada pula yang mensabotase tempat memorandum.. Luca sedang mengamankan mereka tapi tidak ada yang bisa menenangkan keluargamu" ujar Shu.

"Masalah semakin complicated sejak mereka entah darimana mereka tau kalau kau tidak pernah ikut pertemuan klan dan tidak ada yang pernah melihatmu lagi.."

"Merepotkan apapun itu aku tidak akan pergi"

Vox acuh. Ia masi tetap di tempat tidur.

"Maaf Tuan Shu? Bisa anda menunggu di luar? Saya janji Tuan Vox akan siap sebentar lagi.. " ujar Shoto sambil menghampiri Shu..

"Huh? Apa?" Tampak bingung Shu tetap mengikuti Shotou pergi ke ruang tamu utama.

"Perjalanan kesini pasti cukup memakan banyak energi, silahkan bersantai sembari menunggu.. " Shotou menaruh secangkir teh dan cemilan di atas meja. Ia juga memastikan penghangat ruangan berfungsi dengan baik..

Dangerous Housekeepers | VoxToWhere stories live. Discover now