24. 🔞

562 36 4
                                    

Media ramai membincangkan buronan seperti Noctyx.

Hari itu saat Kaisar melakukan jumpa pers, beliau menyatakan bahwa Noctyx sudah tertangkap. Ia juga menjelaskan dua diantaranya tewas dalam penyergapan.

Mereka juga memberitahu apa saja kejahatan yang telah di buat dan mereka juga membuat Uki dan Fulgur di maki oleh publik sebelum diarahkan ke pengadilan.

Proses sidang yang panjang dan memakan waktu menghasilkan hukuman adil, dimana Uki dan Fulgur di hukum mati.

Dan saat hari eksekusinya tiada satupun mereka yang merasa bersalah, bahkan mengutuk Vox yang hadir saat itu. Walaupun eksekusi di laksanakan secara tertutup sebagai orang yang turut andil terbesar, Vox berkesempatan hadir di hari terakhir mereka berdua.

"Aku mengutukmu Vox, semua yang kau miliki seharusnya menjadi milikku!" Ujar Fulgur. Tapi Vox tidak perduli.

Begitu juga dengan Uki yang enggan mengatakan apapun usai pertemuannya dengan Shu di sel penjara.

Shu mengunjungi dirinya untuk bernegosiasi, tapi tetap Uki enggan.

Hal itu yang membuat Shu merasa sudah di ujung tanduk.

Ia sudah siap menyerah..


"Kali ini kita akan benar benar berangkat besok" ujar Vox. Ia mengunjungi Shu di labnya.

"Kemana?" Tanya Shu.

"Amerika. Kita akan mengobati Luca disana" ujar Vox. Shu menggeleng.

"Aku tidak yakin.." balas Shu.

Sudah setahun Luca terbaring koma dan Shu merasa ia tidak tau lagi mau bagaimana.

Ia sudah menyerah..

"Shu, apa warna mata Luca?" Tanya Vox.

"Ungu, seperti lavender.." jawab Shu.

"Apa makanan kesukaan Luca?"


"Daging.."


"Apa makanan yang ia benci?"

"Sayuran"

"Luca alergi apa?"

"Seafood"

"Luca suka melakukan apa di hari libur?"

"Olahraga, apalagi berkuda"

"Kau dan Luca ingin berlibur dimana?"

"Malibu.."

"Apa kau masih mencintai Luca?"

"Masih..." Shu terdiam..

Ia ia masih mencintai Luca. Walaupun setahun sudah ia tidak mendengar suara Luca.

"Shu.. ayo kita sembuhkan Luca.." ujar Vox. Ia menepuk puncak kepala Shu.

Shu menahan air matanya.

"You hold into it too much Shu.. so if you say you let him go i won't believe so.." Vox berlutut di hadapan Shu.

Wajah Shu memerah karena menangis. Ia tidak mengeluarkan suara sama sekali tapi airmata itu terus mengalir.

Sejak kecil Shu selalu begitu..

Ia ingat Shu yang pertamakali masuk ke klan Akuma ia menangis karena tangannya kebas tidak bisa memegang katana..

Shu merasa ia tidak berguna sama sekali di saat Mysta sudah bekerja sebagai detektif muda.

Vous avez atteint le dernier des chapitres publiés.

⏰ Dernière mise à jour : Mar 12 ⏰

Ajoutez cette histoire à votre Bibliothèque pour être informé des nouveaux chapitres !

Dangerous Housekeepers | VoxToOù les histoires vivent. Découvrez maintenant