Belum sempat Raya menjawab ucapan Reza, ia merasakan ponselnya bergetar. Ada pesan dari Ayahnya.

“Jangan lupa ya. Nanti jam delapan kita dinner sama temannya Ayah. Jangan telat ya. See you, dear.”

Terdengar helaan kasar di sana. Dinner katanya. Apakah dinner kali ini akan berlanjut seperti dulu? Apakah ia akan disatukan dan dipisahkan secara paksa lagi seperti waktu itu? Raya benar-benar tak ingin mengulangi kejadian yang sama. Sudah cukup untuk hatinya yang baru sembuh kini.

“Gue balik dulu ya, Za. Have fun,” pamitnya sebelum tersenyum dan menepuk singkat pundak Reza.

***

Raya berjalan menyusuri deretan kursi kosong yang berjejer di salah satu restoran tempatnya dinner dengan ayah serta temannya. Raya bingung, mengapa tempat ini sangat sepi akan pengunjung. Padahal setahu Raya, restoran ini tidak pernah sepi.

Matanya mengarah ke seluruh penjuru ruangan. Benar-benar tak ada orang. Sampai dimana matanya menemukan ayah dan bundanya bersama dengan orang-orang yang Raya kenal. Seketika dirinya tercekat.

Di sana ada pria dan wanita paruh baya bersama dengan anak lelakinya yang jelas Raya kenal dia siapa. Lelaki itu menoleh dan bergumam, “Hai, apa kabar?”

Kakinya yang semula berjalan perlahan itu terhenti dengan sendirinya. Tubuhnya seolah membeku di tempat.

Jadi, teman yang dimaksud ayah itu mereka?

Perlahan, lelaki bernama Chandra itu berdiri menuju panggung live musik restoran itu. Ia terlihat berbicara dengan pemain band sebelum meraih sebuah mikrofon. Raya masih diam di tempat. Pikirannya masih berusaha memahami situasi yang ia alami saat ini.

Dengarkanlah, wanita pujaanku

Chandra bernyanyi diiringi dengan senyuman yang mampu membuat siapapun terpesona, termasuk Raya.

Malam ini akan kusampaikan

Entah hanya perasaan Raya saja atau memang betul. Lelaki itu bernyanyi dengan menatapnya. Seolah-olah lagu yang dinyanyikan hanya untuk Raya.

Hasrat suci, kepadamu dewiku

Perlahan, Chandra mulai melangkah ke arah Raya berdiri.

Dengarkanlah kesungguhan ini

Hingga akhirnya Chandra benar-benar ada di hadapan Raya.

Aku ingin mempersuntingmu
Tuk yang pertama dan terakhir

Chandra mulai menggenggam tangan Raya. Menariknya perlahan untuk ia bawa ke atas panggung. Raya hanya menurut dan berjalan mengikuti Chandra.

Jangan kau tolak dan buatku hancur
Ku tak akan mengulang 'tuk meminta
Satu keyakinan hatiku ini
Akulah yang terbaik untukmu

Dengarkanlah, wanita impianku
Malam ini akan kusampaikan
Janji suci, satu untuk selamanya
Dengarkanlah kesungguhan ini

Aku ingin mempersuntingmu
Tuk yang pertama dan terakhir

Jangan kau tolak dan buatku hancur
Ku tak akan mengulang 'tuk meminta
Satu keyakinan hatiku ini
Akulah yang terbaik untukmu

Chandra berhenti bernyanyi, tapi tatapannya masih belum lepas dari Raya.

Mikrofon itu masih tetap ia genggam. Tangan kirinya juga masih setia menggenggam tangan Raya. Sampai dimana ia mulai berbicara kembali.

“Dua tahun yang lalu, saya begitu bodoh membiarkan cinta saya pergi begitu saja. Saya juga merasa bodoh karena tidak dapat menjaganya untuk lebih lama lagi. Tapi malam ini, atas izin dari ayah, bunda, tentu dengan papa, mama juga. Saya bisa berdiri di sini dan menggenggam tangan seseorang yang sampai kapanpun tak akan pernah saya lepaskan lagi.”

Ursa MinorㅣLee Haechan ✔Where stories live. Discover now