22 | I Love You 3000

705 104 29
                                    

“Entahlah, dari sekian jutaan orang, senyumanmu adalah yang paling aku rindukan.”

_____oOo_____


“Chandra?!”

“Karin?”

“Hey, long time no see. Apa kabar?” seru Karin dengan gestur cepat cipika cipiki dengan Chandra.

Raya di sana hanya bisa terdiam, ingin bertindak tapi tak tahu harus bagaimana. Ia seperti dibawa ke masa lalunya kembali. Yang terlihat sekarang hanyalah Raya yang menatap datar. Chandra juga tak menolak dengan tindakan Karin, sebab perempuan itu bertindak secepat kilat membuat Chandra terkejut.

“Ba-baik, kok lo ada di sini?” tanya Chandra sedikit canggung.

“Lo gak nanyain kabar gue?” Karin bertanya balik.

“Oh maaf, apa kabar?”

Karin tersenyum riang dan berkata, “Baik, gue udah biasa kesini kok gak pernah lihat elo?”

“Oh iya, gue jarang kesini sih,” ujar Chandra.

Karin hanya mengangguk, “Sendirian aja?”

Oh Tuhan, rasanya Raya ingin sekali melempari perempuan itu dengan barbel. Apa matanya buta? Orang sebesar ini tak dilihatnya? Ingin sekali ia mengumpat. Jelas saja, sedari tadi dirinya tak ubah layaknya orang ketiga di antara mereka. Ya, dunia serasa milik berdua, Raya hanya mengontrak saja, batinnya.

Karin menoleh pada Raya, sehingga netra mereka bertemu, “Oh my god, maaf gue gak lihat.”

Raya hanya menjawab dengan senyuman seadanya.

By the way, dia siapa?” Karin menanyakan Raya pada Chandra.

“WHATT? KARIN GAK NGENALIN GUE?” batin Raya.

Raya mulai mengulurkan tangannya dan bergumam, “Sepupunya Chandra,”

Chandra di samping melotot menatap Raya, terlihat ekspresinya yang bisa dikatakan seperti bergumam, “Apa maksud kamu?”

“Eh, sepupu? Chandra kok gak pernah bilang kalo punya sepupu,” ujarnya sambil beralih menoleh pada Chandra.

“Itu, anu_”

“Sepupu jauh, tadi nama lo siapa? Karin ya,” sela Raya halus tak meninggalkan senyumannya.

“Oh iya salam kenal, lo?”

“Gue Nara,” ujar Raya.

Sekali lagi Chandra menatap kesal, Nara katanya? Oh Tuhan, Chandra benar-benar kesal.

“Oke, Nara, salam kenal ya, lo cantik banget serius. Pake skincare apasih? Atau perawatan?”

“Gak pake apa-apa sih,” balas Raya.

“Wahh masa? eh btw kita tukeran nomor dong, sama lo juga, Chan, kayaknya kita bakalan sering ketemu deh kedepannya.” Perempuan itu berkata dengan senyuman yang tak pernah luntur.

“Oh, boleh.” Dengan cepat Raya memberikan nomornya sekaligus nomor Chandra.

Chandra menatap Raya lagi, kali ini lelaki itu benar-benar marah. Apa maksud Raya bertindak seperti itu? Dengan cepat ia meninggalkan dua perempuan tersebut.

“Eh, Chan, mau kemana?” tanya Karin, tapi tak mendapatkan jawaban dari Chandra.

“Paling mau ke toilet,” seru Raya yang hanya diangguki oleh Karin.

“Yaudah Nara, gue duluan ya. See u,” pamit Karin.

“Iya, dah, Karin.” Raya melambaikan tangannya dengan senyum cerah. Namun, beberapa detik setelahnya, senyuman itu hilang digantikan dengan tatapan datar.

Ursa MinorㅣLee Haechan ✔Where stories live. Discover now