13 | Deep talk

739 117 3
                                    

"Semakin aku mencintaimu, semakin sulit aku tuk memahamimu."

_____oOo_____


Di penghujung jalan, di balik kemudinya, pikiran Reza terus saja bertanya - tanya. Sejak kapan Raya dan Chandra bisa sedekat itu? Sejak kapan mereka mengenal satu sama lain? Sejak kapan? Sejak kapan? Reza terus bertanya pada dirinya sendiri. Mengapa ia tak mengetahui fakta tersebut, sedangkan Chandra sendiri sudah lama menjadi sahabatnya. Reza merasa posisinya selama ini tak pernah dianggap. Ia merasa kecewa menjadi orang yang tak mengetahui apa - apa di balik itu semua.

Apakah sampai sini saja persahabatan mereka? Dan apa sampai sini saja perjuangannya mendapatkan hati Raya? Menyerah? Tentu saja tidak, tidak ada kata menyerah dalam kamus seorang Reza Biantara. Selagi mereka tak menjalani hubungan yang lebih, maka Reza masih bisa terus maju.

Tak ingin terlalu terhanyut dalam pikiran, Reza akhirnya membelokkan mobilnya memasuki pelataran sebuah kafe. Saat Reza sampai di dalam kafe, netranya langsung tertuju pada sosok lelaki yang sudah terduduk dengan santainya. Dihampirinya lelaki itu seraya berkata, "Maaf lama."

"It's okay, langsung ke intinya aja kali ya." Chandra mengubah posisi tubuhnya yang semula bersandar, sekarang menjadi tegak.

Ya, mereka berdua membuat janji karena menurut Chandra dan Reza, masalah ini harus diluruskan.

Sambil menatap netra Reza lekat, Chandra bergumam dalam hatinya, "Okay, gue harus jujur"

Dengan tarikan napas panjang, Chandra berkata, "Gue sama Raya_"

Mereka berdua terus beradu pandang tanpa jeda sedikitpun.

"Temenan, kita udah temenan lama." Chandra menggigit bibir bawahnya, ia berteriak dalam diam.

"Gue ga bisa." gumamnya dalam hati.

"Udah? Gitu doang?" tanya Reza yang hanya diangguki oleh Chandra.

"Gue minta maaf Za, baru bisa ngomong sekarang, maaf juga gue tadi dah kebawa emosi." ujar Chandra tanpa menatap Reza.

"Kenapa ga ngomong dari dulu? Lo suka Raya?" tanya Reza yang membuat jantung Chandra berdetak lebih cepat. Jujur saja, Chandra sangat menyukai Raya. Bahkan dari dulu, saat mereka masih satu sekolah. Faktanya Chandra memang berstatus kekasih Karin pada saat itu, namun itu hanyalah status, hatinya tidak bisa berbohong, ia mencintai Raya. Gadis lugu yang selalu memberinya coklat kacang sejak dulu.

"Jujur iya, Za," Chandra akhirnya memberanikan diri berkata jujur dan menatap mata Reza.

"Sejak kapan?" tanya Reza yang tak meninggalkan tatapannya pada Chandra sedetikpun.

"Sejak dulu."

Reza hanya bisa menghela napas panjang dan tanpa sadar ia melepas kacamatanya dan kembali menatap Chandra.

"Gue kecewa banget sama lo, Chan, tapi gimana pun keadaannya lo tuh sahabat gue."

"Maaf." ucap Chandra.

Lagi - lagi Reza hanya menghela napas panjang, hening sesaat sebelum akhirnya Reza berkata, "Bersaing secara sehat aja gimana?" Reza mengulurkan tangannya. Dilihatnya senyuman tersungging pada wajah yang semula datar itu. Chandra pun ikut tersenyum. Alih - alih membalas uluran Reza, Chandra malah menarik Reza dalam pelukannya. Reza jelas berontak.

"Woy, lu mau kita dikira homo? Ini tempat umum dude," ujar Reza yang dengan cepat melepaskan pelukannya karena dilihat orang-orang di sekitarnya sudah berbisik dan terkekeh melihat mereka berdua.

"Berarti kalo ga di tempat umum boleh pelukan gitu?" tanya Chandra yang membuat Reza menatapnya heran.

"Lo sebenarnya suka Raya apa gue sih?" Pertanyaan Reza sontak membuat Chandra tertawa terbahak - bahak.

Ursa MinorㅣLee Haechan ✔जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें