27. Strange Feeling

4.3K 578 27
                                    

Beberapa hari yang lalu...

Haechan menatap Renjun yang tengah fokus dengan tontonan di ipad miliknya. Ia tersenyum kemudian perlahan mendekat dan duduk dibelakang tubuh si mungil. Membungkus tubuh tersebut dalam pelukannya kemudian melayangkan kecupan-kecupan manis di pipi adik Lucas dan Hendery itu. Tentu saja, Renjun merasa terganggu. Ia menatap sanksi Haechan yang hanya menatapnya dengan watadosnya.

"Itu kartun Pada Jaman Dahulu, ya?"

"Dih, sotoy. Ini tuh moomin! Sana pergi ah, risih!"

"Ogah!"

"Haechan!"

"Diem, abis ini gua mau pergi dan ada kemungkinan ngga balik."

Si manis menoleh kebelakang bingung, "Maksudnya? Gua gapaham, lo kalo mau pergi, ya pergi aja sana."

Haechan tersenyum, "Kalo gua masih bernyawa ya balik."

Renjun sempat terdiam beberapa saat, "Ya udah, mau lo mati juga bukan urusan gue." Renjun melirihkan akhir kalimatnya.

Sang pemilik julukan Master Dreamer itu tersenyum.

"Kalaupun iya gua udah ga bernyawa dan gabisa balik ke lo..."

Haechan memutar badan Renjun agar menghadapnya diatas pangkuannya. "Kasih gua ciuman pertama dan terakhir kita, Renjun."

Renjun tertegun sesaat melihat mata cokelat itu tampak teduh dan seolah menariknya kedalam pesona tak terlihat agar terkunci dan enggan mengalihkan padangan. Seolah keindahan yang sedang ia tatap kini akan hilang seketika jika ia alihkan pandangan barang sedetik saja.

"Kenapa-"

Pipinya bersemu saat Haechan secara tiba-tiba mengecup punggung tangannya. "Chan-"

"Can i?"

Renjun tak menjawab. Dan Lee Haechan juga tak menantikan sebuah jawaban. Karena yang terjadi selanjutnya adalah kedua bibir itu bertemu dan berpangutan beberapa saat. Meski Renjun hanya diam, tapi Haechan akhiri ciuman sepihak itu dengan kecupan dan senyuman.

"Sayang, cantik ini harus ketemu Jeno dulu. Andai lo ketemu gua duluan, keluar Warior juga gua lakuin buat lo, Ren."

Saat sudah sadar kembali, ia lihat Haechan keluar dengan leather jacket bertuliskan Warior di punggungnya. Ia segera beranjak saat merasa haus. Ketika dalam perjalananya ke dapur untuk minum, ia menggelengkan wajahnya saat bayangan Haechan melintasi otaknya.

"Ah, bodoamat! Si bangsat itu mau mati juga bukan urusan gua!"

Ia menegak dengan kasar segelas air penuh itu kemudian mengusap sudut bibirnya. Si Huang kecil terkejut begitu merasakan sebuah pelukan ditambah kecupan yang terasa geli di tengkuknya. Ia hendak berbalik jika sosok yang memeluknya tak menghentikan pergerakannya dengan mencium pipinya.

"Mark?"

"Hm?"

"Lo ga pergi sama Haechan?"

Mark melepaskan rengkuhannya, ia kemudian membalik tubuh itu menghadapnya. "Renjun?"

Begitu namanya terucap dari belah bibir sosok didepannya, ia mendongak mengingat perbedaan tinggi mereka. "Apa?"

Tangan Mark terangkat, mengusap pipi berisi milik Renjun. Tentu sang pemilik merasa risih, ia baru saja akan menepis tangan itu jika tangannya tak digenggam kuat oleh tangan milik Mark lainnya.

"Gimana rasanya lo balik ke kita lagi?"

"Enak kan?"

"Enak lo bilang? Hidup gua kaya neraka semenjak ketemu kalian."

IDIOT🔞 [TAMAT]Where stories live. Discover now