4. Who's Huang Renjun?

12.5K 1.5K 219
                                    


ayo vote 😗

Renjun dapat bernafas lega selama sisa hari pertamanya disekolah baru. Karena entah memang dewi fortuna memihaknya atau para berandalan itu sedang tak ingin mengganggunya, tapi Renjun berucap beribu-ribu terima kasih pada Tuhan.

Ia kini sudah berada dikamarnya sedang merebahkan diri. Menatap langit kamarnya yang ditempeli stiker bintang, planet, dan bulan yang akan bersinar saat lampu kamarnya mati. Bahkan ia punya lampu tidur yang akan memantulkan sinar bak galaksi, cinta sekali intinya si Huang dengan hal semacam ini. Ah, atau garis besarnya takut gelap dan enggan merasa sendirian.

Menoleh kesamping saat ponselnya mendapat notifikasi pesan masuk. Ia tersenyum kala ternyata itu dua teman barunya. Lega terasa dalam hati langsung dapat teman dihari pertamanya. Meski hari pertamanya sekalipun tak 100% berjalan mulus karena gangguan iblis jahanam.

"Ngapain ya? ngerjain tugas? boleh tuh, gabut."

Renjun beranjak pada meja belajarnya dan mulai membuka bukunya. Detik berganti jadi menit, menit menjadi jam, hingga tak terasa Renjun menghabiskan waktu dua jam untuk mengerjakan tugas rumahnya.

"Ah, akhirnya selese juga." Renjun mengangkat tangannya keatas melakukan peregangan.

"Kalau udah, nih ada martabak tiramissu kesukaan kakak."

"ARGGH!"

BUGH

Renjun berjengit kaget kala mendengar suara Chenle yang ternyata sudah berbaring dikasurnya bermain ponsel. Ia bahkan melempar buku paketnya mengenai wajah Chenle.

"SIALAN LO NGAGETIN ORANG TAU GAK?!"

Chenle terkekeh kaku, ia mendorong kotak martabak itu. Renjun meraihnya sinis, dan langsung memakannya.

"Kak? gua minta maaf ya?" Chenle kini perlahan berbaring disebelah Renjun yang tengah duduk menyantap martabak manisnya.

"Gua cuman pengen lo baik-baik aja." Renjun sempat menghentikan kunyahannya sejenak.

"Gue sayang sama lo, banget. Rasanya hancur banget liat lo disakitin verbal ataupun non verbal. Itu ngingetin gua sama—"

Chenle tak dapat melanjutkan ucapannya, menoleh menatap Renjun yang kini berhenti memakan martabaknya dan menatap lurus kedepan dengan pandangan kosong.

Yang lebih muda meraih tangan untuk digenggam, "Gua pengen lo bahagia, gue gamau gagal lagi, maaf kak udah hancurin mimpi lo. Maaf udah egois." Chenle menundukkan kepalanya.

Matanya melotot kala merasakan pelukan, Renjun memeluknya! bahkan mengelus rambutnya sayang!

"Gapapa, gue cuman kecewa dan kesel aja pada awalnya. Gua selalu tau lo sayang sama gua, gue juga sayang sama lo. Makasih ya Chenle? tapi lain kali, jangan mutusin suatu hal seenaknya sendiri, apalagi itu nyangkut orang lain."

Chenle terdiam sejenak, ia tersenyum. Menelusupkan wajahnya pada perut datar sepupunya kemudian membalas memeluk pinggang sang kakak.

'Gua sayang sama lo, Renjun.'

"Artinya... Kak Renjun udah ga marah lagi kan?"

Renjun melepaskan pelukannya, "No no, lo mesti beliin gue dalgona boba abis ini."

"Mau berapa? ga boleh lebih dari 3."

"Deal" Renjun berjabat dengan Chenle, keduanya tersenyum lebar.

***

Senyum Renjun sedari pagi tiada henti berkembang. Bahkan membuat orang heran dan kagum sekaligus.

IDIOT🔞 [TAMAT]Where stories live. Discover now