6. Hurt

12.8K 1.3K 76
                                    

"Gimana?" tanya Mark pada Haechan yang dijawab gelengan.

"Gue udah nelpon Bang Taeyong, Bang Johnny, Bahkan Bang Jaehyun, tapi gaada satupun dari mereka yang ngangkat telponnya."

"Hubungin semuanya, sampai bisa." Haechan mengangguk kemudian kembali berkutip pada ponsel miliknya. Ia melirik laptopnya sesekali.

"Jadi? gimana sama Huang Renjun?" tanya Mark membuka percakapan. Ruangan itu sangatlah dingin, bukan karena pendingin melainkan atmosfer yang dibangun.

"Tanya sama kapten kita, karena kayaknya dia pinter udah buat pergerakan duluan." ucapan Jisung membuat Jeno menatapnya. Paham saat yang paling muda masih marah padanya.

Jeno menatap Mark, "Dia bilang kita egois."

Mark menghela nafas,"Kalo kita muter inget masa lalu, emang kita yang egois. Apa yang lo bilang ke Renjun sampe dia marah?"

"Gue bilang dia egois karena gamau ngomongin masalah kita baik-baik." Jeno menunduk, menyesali perbuatannya.

Jisung tertawa sarkas, "Bagus, sekarang kapten kita yang paling pinter bikin Huang Renjun makin jauh dari jangkauan kita. Thanks banget bang, haha."

"Lo harus ngilangin kebiasaan lo, Lee Jeno," ujar Mark.

"Dan lo Jisung, diem dulu. Kita semua harus mikirin cara gimana bisa bikin Renjun balik."

"Maaf, gimana? harusnya lo larang Jeno buat nemuin Renjun, bang! lo inget deh, dari dulu sampe sekarang selalu dia yang jadi awal kenapa Renjun benci kita!" Jisung menunjuk wajah Jeno penuh marah.

Haechan diam-diam menatap teman-temannya. "Gue setuju sama Jisung, lo masih sama. Gue emang ngakuin gimana lo di medan perang, tapi soal ginian lo selalu gegabah. Dan akhirnya jadi boomerang ga cuman buat lo, tapi kita juga." Pemuda tan itu mengutarakan isi pikirannya.

"Sorry, gua terlalu seneng waktu dia balik."

"Udah, Jeno udah ngakuin kesalahannya. Sekarang kita pikirin caranya gimana."

"Lo pada bisa ga si konsentrasi?" semuanya kompak menatap Jaemin.

"Alaskar gaada kabar dan liat apa yang lo lakuin? bener! bikin rencana biar Huang Renjun balik."

"Renjun itu siapa sih, siapa? dari dulu lo pada ga berubah!"

"Jaemin, Haechan lagi berusaha ngehubungin Bang Doyoung-"

"Tau, gue juga dari kemarin sibuk ngehubungin mereka. Tapi kalian justru sibuk ngurusin si Renjun-Renjun itu." Jaemin melempar bola kasti ditangannya sembarangan.

"Gue gamau tau, sampe si Renjun itu bikin kita kepecah belah, gue yang akan ancurin dia, " ucapan dingin Jaemin menusuk hati keempatnya. Mereka sadar dari dulu Jaemin tak menyukai kehadiran Renjun. Tapi dia hanya diam saja, namun sekarang berubah. Jika Dreamer tergoncang karena Huang Renjun, maka Jaemin sendiri tak akan pernah mengingkari ucapannya.

"Maksud lo apa, Jaem? kenapa harus Renjun?" tanya Jeno kesal.

"Dari dulu, buka mata lo Lee Jeno." Jaemin beranjak pergi meninggalkan markas mereka. Jeno yang akan menyusul sahabat kecilnya itu dicegat Mark.

"Sementara ini, gue percayain soal Huang Renjun sama Jisung."

"Bang-"

"Setidaknya dari kita semua, Jisung yang paling berpengaruh buat narik Renjun balik," ucap Mark menyela perkataan Jeno.

Haechan berdecak kesal, "Walau gue kesel tapi gue gapernah alergi fakta." Kalimat tersirat sindiran itu Haechan katakan sembari menatap Jeno.

Mark tersenyum, "Lo istirahat dulu."

IDIOT🔞 [TAMAT]Where stories live. Discover now