25. Hell

5.2K 767 60
                                    

sesuai janji, 200 vote langsung up😌

Renjun bergerak gelisah dipangkuan Jeno. Matanya melirik kanan-kiri saat semua pasang mata memandangnya dengan tatapan seduktif. Dihadapannya Haechan bahkan tak berhenti tersenyum mengerikan. Renjun meremat tangan Jisung, dan berusaha meminta bantuan Jisung. Namun, sepertinya Jisung juga sama, hanya mendusalkan wajahnya pada lehernya dan membalas rematannya dengan menggenggam tangan miliknya.

"Lo gabisa kemana-mana, karena yang lo punya sekarang cuman kita, Renjun." Mark tersenyum lebar.

Tatapan Renjun tersirat emosi, namun sepertinya ia dapat mengendalikannya dengan baik. Terbukti dari kini ia menghela nafas pelan.

"Jeno, gue—"

"Aku." Renjun tersentak kala pinggangnya diremat oleh Jeno.

"Jeno, aku mau kamu minta maaf."

"Buat apa?" balas Jeno malas.

"Lo— maksudnya, kamu udah mukulin guru dan udah seharusnya kamu minta maaf! Juga murid yang tadi."

Jeno tak menjawab, hanya semakin menarik Renjun yang duduk membelakanginya makin menempel pada tubuhnya. Hingga Renjun merasakan kalau ia tengah menduduki kejantanan milik mantan kekasihnya. Ia menahan nafas sesaat.

"Renjun."

Sabar, ia harus berkali-kali menekan emosinya yang akan meluap kapanpun.

Baru saja sang pemilik nama menoleh, ia langsung dikejutkan oleh Mark yang langsung membanting ponsel miliknya ke lantai hingga terpecah belah.

"Ini yang lo mau kan? Ini yang lo mau sejak awal? Fine, bakal gua lakuin. Tapi lo harus inget satu hal Renjun, lo gabakal lepas dari kita. Kita gabakal biarin lo pergi, karena bagaimanapun lo udah jadi milik kita."

Perkataan Mark membuatnya marah, tentu saja. Ia juga punya hak atas dirinya, namun disini ia seolah tak punya harga diri dan diperlakukan seperti barang oleh mereka. Apakah serendah itu dirinya dimata mereka?

Atau memang mereka saja yang terlalu bodoh untuk memahami sesuatu mengenai kepemilikan dan hak seseorang?

Mark melebarkan pahanya dan menepuk pahanya. "Kesini"

"Kesini Renjun."

Renjun berusaha menetralkan amarahnya, saat ia akan bangkit Jeno menahan pinggangnya.

"Jen—mphh"

Jeno langsung membungkam bibirnya dengan lumatan begitu wajahnya menoleh kebelakang. Renjun menahan bahu Jeno yang semakin mendorongnya kedekapan pemuda tersebut.

Ciuman tersebut terlepas dengan Renjun yang menghirup udara rakus. Jeno tersenyum dan melepaskan pelukannya dari pinggang Renjun.

"Renjun," panggil Mark dengan nada tak bersahabat.

"Sebentar! Ga lihat apa kelakuan temen lo ini!" sentak Renjun yang kemudian mendapatkan dengusan Haechan. Mark hanya diam dengan pandangan tajam. Renjun meneguk ludahnya gugup.

Ia akhirnya bangkit dan mendudukkan dirinya dipangkuan Mark. Ia duduk berhadapan dengan Mark yang masih enggan membuka mulut.

Pintu tiba-tiba terbuka, membuat Renjun menoleh. Mark langsung menarik tengkuk Renjun dan membenamkan wajahnya pada lehernya.

"Lo ga perlu noleh, cukup diem," bisik Mark pelan.

"Mark! Kamu ngeblock aku ya?" Wanita itu, Yeri datang dengan wajah kesal.

"Pergi." Bukan Mark yang membalas, namun Jeno dengan nada dingin.

"Apa sih Jen? Aku ngomong sama Mark! Kamu kok diemin aku sih, Mark? Aku ini masih pacar kamu!"

IDIOT🔞 [TAMAT]Where stories live. Discover now