14. Mysterious

7.7K 999 121
                                    

"Jeno... "

"Hm? ada yang sakit?" tangan Jeno mengusap pipi pantat milik Renjun membuat sang empu tersentak dan spontan memegang tangan Jeno.

"Maaf, yang mana yang sakit?" Jeno membawa tangan itu untuk digenggam.

Renjun menggeleng, ia menarik tangannya dari genggaman Jeno kemudian bangkit dan duduk. Ia menunduk saat dipandangi Jeno.

"Maaf ya? udah berulang kali nyakitin kamu."

Renjun berdecih, "Lo udah bilang itu berkali-kali, Jen. " Jeno tersenyum kemudian mengangguk membenarkan. Kini ia menggenggam erat tangan Renjun.

"Renjun, can i ask you something?"

"I want you to hold my hands and take me to the right way. If i out of my control, you will there, you will be the first one who wake me up."

Jeno mengecup punggung tangan itu selama beberapa saat membuat sang pemilik tangan menahan nafasnya.

"I need—no, i love you so much, Huang Renjun. Having you by my side is enough for me, so will you?"

Renjun menunduk, "Jeno.. "

"Hm?" Jeno mengusap punggung tangan itu dengan ibu jarinya.

"Lo tau gua selalu maafin lo, tapi hati gua masih sakit. Walau fisik gua letih, tapi hati gua lebih tersiksa."

"Jeno, semuanya pasti punya jalan lain. Ga harus selalu diselesain pakai otot." Renjun menarik nafasnya kemudian menghembuskan perlahan. Ia menatap mata tajam Jeno tanpa ada rasa takut lagi.

"Kalau lo pilih gua, apa lo udah berani nanggung resikonya? Jeno, gue gasuka cowok suka main, balapan, apalagi tawuran. Lo mau berubah?"

Jeno tersenyum, "Itu pilihan yang berat, tapi selama itu ga berhubungan sama keselamatan kamu, i'll take the risk."

Renjun ikut tersenyum, "Gue gapernah ngelarang lo untuk temenan kok, silahkan aja. Tapi tau batasan, Jeno."

Jeno mengangguk, "Can i ask you something?"

"Heum?"

"Bolehkah, aku izin deketin kamu lagi? tentu pelan-pelan."

Renjun terkekeh, "Boleh, itukan hak lo. Tapi urusan nerima lo atau nggaknya, itu baru hak gue."

"I'll take that as a challenge."

Dering ponsel Renjun mengintrupsi keduanya. Renjun buru-buru mengangkat panggilan saat yang menelpon ternyata Hwiyoung.

"Ren, lo dimana?"

"Emm.. diluar, kenapa?" ucap Renjun ragu sambil melirik Jeno.

"Balik, Chenle pingsan. Sekarang lagi di uks."

"Oke, tunggu!"

Begitu sampai dihalaman sekolah yang sepi, karena memang sudah memasuki waktu pulang, Renjun langsung berlari. Namun, tangan Jeno menyegat dirinya.

"Jangan lari-lari, nanti jatuh."

Renjun dengan kesal kemudian berjalan cepat membuat Jeno terkekeh gemas.

"Chenle!"

Kedua teman sekelasnya itu menoleh, terkejut karena Renjun tak datang sendiri.

"Kenapa?"

"Dia pingsan pas nyari lo, lo kemana aja?" tanya Chani.

"Emmm... gue telpon orang rumah dulu." Renjun berbalik keluar dan mengutak-atik ponselnya.

IDIOT🔞 [TAMAT]Where stories live. Discover now