16. Pesan Dari Mama

184 41 14
                                    

Terima kasih atas vote dan komentarnya ...

- 𝘼𝙔𝘼𝙍𝘼 𝘿𝘼𝙉 𝙍𝘼𝙃𝘼𝙎𝙄𝘼𝙉𝙔𝘼 -

AYU(dia)

|| Ra
|| Gak sekolah hari ini?

Enggak ||
Libur dulu sehari ||

|| Udah kayak sekolah pribadi aja
|| Sakit?

Enggak ||
Lagi males aja ||
Kan, jangan memaksakan ||

|| Tolol juga anda
|| Seriusan, deh
|| Kenapa?

Males, Yu ||
Lebih tepatnya kesiangan ||
Lagian tumben lo gak ke sini ||

|| Hehe
|| Berangkat dianter Bagas

Ya udahlah, ya ||
Gue kesiangan ||

|| Bener lo gapapa, ya?

Santai ||
Kalo kenapa-kenapa gue ngadu ||

|| Okeh
|| Jangan kenapa-kenapa

Ayara mematikan daya ponselnya, ia lanjut menarik selimut karena sejak pulang dari rumah Arga dia menggigil. Sekarang juga masih dingin, ditambah suhu tubuhnya yang naik beberapa derajat. Panas dingin Ayara ini, kebetulan tak ada teman-teman yang datang ke rumahnya sejak pesta piyama berakhir kemarin.

"Nanti gue harus ke rumah Arga, nih."

"Abangnya siapa, sih?"

"Kok, tega banget ngorbanin Arga yang ganteng buat dipukulin."

Ayara mengubah posisi tidurnya hingga menghadap ke jendela, enaknya jam segini memang rebahan sambil mendengarkan musik. Tapi kalau kondisi panas dingin lebih baik tidur saja.

Notifikasi pesan masuk terdengar, sebelah tangannya terangkat dan menggapai ponselnya. Saat mengetahui siapa yang mengirimkan pesan padanya, Ayara kontan beranjak duduk dan membekap mulutnya sendiri. Dia benar-benar tidak menyangka saat Sang mama akhirnya mengirimkan pesan setelah sekian tahun meninggalkan dirinya tanpa kabar.

Mama

|| Setelah kamu naik ke kelas 12
|| Mama pulang
|| Untuk ketemu sama kamu

Ma ||
Mama ke mana aja? ||
Aya kangen ||
Aya udah lama sendirian, Ma ||
Papa nakal ||
Papa ninggalin Aya ||

|| Sabar, ya
|| Nanti kita bertemu
|| Mama juga rindu kamu
|| Putriku

Ma ||
Bisa ketemu sekarang aja, gak? ||
Takutnya gak sempat ||

Tak ada balasan lagi setelahnya, tanda online pada Sang pengirim pesan pun sudah menghilang. Ayara menghembuskan napas berat, merasa lelah dengan semua yang dijalaninya saat ini. Namun, ia dengan segera memantapkan dirinya untuk tidak menyerah.

"Beberapa bulan lagi gue naik ke kelas dua belas, semangat!"

"Ah, tapi lemes banget gue hari ini~" keluhnya kemudian.

- 𝘼𝙔𝘼𝙍𝘼 𝘿𝘼𝙉 𝙍𝘼𝙃𝘼𝙎𝙄𝘼𝙉𝙔𝘼 -

Arka mengobati luka di wajah adiknya dengan perlahan, ia memandang pedih ke arah Arga yang kini hanya diam tanpa bereaksi apapun.

Ayara dan RahasianyaWhere stories live. Discover now