11. Meyakinkan

200 41 17
                                    

Terima kasih atas vote dan komentarnya ...

- 𝘼𝙔𝘼𝙍𝘼 𝘿𝘼𝙉 𝙍𝘼𝙃𝘼𝙎𝙄𝘼𝙉𝙔𝘼 -

Ayara memicingkan matanya, motornya berhenti tepat di hadapan Aruna yang terus mengucapkan sumpah serapah. Sepertinya ada sesuatu yang tidak beres dengan salah satu temannya ini.

"Kenapa lo?"

"Cakra janji bakalan pulang bareng gue, tapi katanya ada rapat."

"Ayo, pulang sama gue aja."

"Tapi gue kesel!" Aruna menghentak sebal. "Udah gue bela-belain gak bawa motor ke sekolah, gue kira bakalan balik bareng dia."

"Namanya juga ketua osis, Na," ucap Ayara mengingatkan. "Sibuk pasti dia, apalagi bentar lagi ada acara sekolah."

"Minimal dia gak janji sama gue, kek!" Aruna masih tak terima. "Dia pasti lagi berduaan sama Naura sekarang. Jijik gue sama tuh cewek, mentang-mentang wakil ketua osis, bisa seenak jidat deket-deket sama Cakra."

Ayara mengulurkan helm cadangan kepada Aruna, dengan kasar Aruna mengambilnya sampai membuat Ayara geleng-geleng kepala. Lucu juga Aruna saat sedang marah begini, karena bukan serem yang kelihatan, tapi gemas.

"Gak usah peluk-peluk, Na!" peringat Ayara saat dengan tanpa ragu Aruna melingkarkan kedua tangan pada perut Ayara. "Gue bukan Cakra!"

"Gak mau, gue takut jatuh."

"Astagfirullah, nyesel gue ngajak balik bareng."

"Ra~"

"Ya udah, iya!"

Mau tidak mau Ayara melanjutkan pulangnya sambil dipeluk oleh Aruna. Beruntung Ayara memakai helm yang menutupi wajahnya, sehingga orang-orang pasti akan menyangka ia laki-laki. Aman.

Aruna mengerjap saat Ayara tiba-tiba memelankan kelajuan motornya, ia mendongak memastikan apa yang sebenarnya terjadi.

"Kenapa, Ra?"

"Gapapa."

"AYARA!" jerit Aruna saat tiba-tiba saja Ayara menarik gas.

Setelah melalui perjalanan yang cukup panjang, mereka sampai di rumah juga. Ayara ikut turun, dia ingat kalau dia mempunyai janji temu dengan Bunda Jasmine—Ibunda Aruna.

Sekaligus numpang makan juga di sini, soalnya Bunda Jasmine jagonya masak. Makanan favorit Ayara saat mampir ke rumah Bunda Jasmine ya tumis kangkung, katanya lezat dan bergizi.

"Assalamualaikum~"

"Waalaikumsalam, masyaallah Nak Ayara."

Aruna mengerucutkan bibirnya saat dengan tanpa perasaan Bundanya menyambut hangat Ayara menggunakan pelukan. Sebagai anak kandung yang sudah bertahun-tahun hidup bersama, tentu saja Aruna agak tertusuk hatinya.

"Bun~" panggil Aruna setengah merengek.

Jasmine tertawa kecil, lalu ia merangkul putrinya yang merajuk minta dipeluk juga. Mudah cemburu Aruna ini, tapi sebenarnya dia senang kalau teman-temannya bisa dekat dengan Bundanya.

"Kebetulan Tante buat tumis kangkung, nih!" ujar Jasmine. "Aya, kamu ke mana saja? Tante nungguin kamu, lho."

Ayara tersenyum manis. "Biasalah, Tan. Aku terlalu sibuk ngerjain tugas."

"Boong banget, tuh!" sembur Aruna tak terima. "Sibuk balapan terus, Bun!"

"Balapan, Ra?"

Ayara kelabakan, dia panik takut diomeli oleh Bunda Jasmine. Meskipun bukan ibu kandungnya, Bunda Jasmine selalu mengomel selayaknya seorang ibu.

Ayara dan RahasianyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang