04. Bertemu Lagi

220 42 43
                                    

Terima kasih atas vote dan komentarnya ...

- 𝘼𝙔𝘼𝙍𝘼 𝘿𝘼𝙉 𝙍𝘼𝙃𝘼𝙎𝙄𝘼𝙉𝙔𝘼 -

Kosan Adelia sedang dipenuhi oleh anggota A-Six, sepulang dari sekolah mereka langsung jajan-jajan dan berakhir di kosan Adelia. Bekas makanan mereka pun tampak berserakan di lantai sana, setelah makan usai mereka malah rebahan santai.

"Del," panggil Anjani.

"Apaan?"

"Kok, agak tumben hari ini lo gak heboh," ucap Anjani terheran.

Adelia tertawa kecil. "Perasaan lo aja, kali. Kan, tadi pagi gue udah ngebawain gosip soal tuyul punya Pak Hilman."

Menghening kembali, tidak ada yang tahu harus membahas apa kalau seperti ini. Sumber informasinya juga terlihat tidak bersemangat hari ini, padahal kemarin yang paling berisik saat sahabatnya putus cinta.

Namun, tiba-tiba suara dengkuran mengejutkan kelimanya. Dengkuran keras itu berasal dari Aruna, seseorang yang entah sejak kapan sudah sampai ke alam mimpinya. Mau tidur di lantai yang dingin, di bangku taman tempat umum, di tempat kemah, Aruna pasti akan tidur cepat. Syaratnya hanya satu, yaitu perut yang sudah diisi makanan.

"Muka kayak bayi ngoroknya kayak babi," kata Anjani sinis.

Ayu beranjak dari duduknya saat menerima panggilan masuk, ia tak bisa menyembunyikan senyumannya.

"Duh, yang ldr-an mau lepas rindu, nih!" sindir Alin dengan kekehan.

"Apaan, sih!" Ayu menerima panggilan itu dan pergi.

"Suka banget sama hubungan Ayu sama Bagas," ujar Adelia. "Walau ldr tapi mereka bisa awet."

"Lah, yang satu sekolah malah kandas!" celetuk Alin sambil menyenggol lengan Ayara.

"Kok, gue?" Ayara tak terima dibandingkan begitu saja.

"Gue heran sama lo, deh, Ra," kata Adelia. "Bisa-bisanya lo nerima diputusin dan gak galau. Ini sebenarnya lo ada hati apa enggak, sih?"

"Kalo gue galau, nanti Kak Arka gak tenang ninggalin guenya," jawab Ayara seadanya.

Anjani geleng-geleng kepala mendengarnya. "Ra, tolong banget, ya. Kenapa lo lebih mentingin perasaan orang lain? Lo egois sama diri lo sendiri, lho."

"Baguslah," kata Ayara. "Berarti gue gak merugikan orang lain, hidup gue bermanfaat buat orang lain."

"Tapi itu bisa ngerugiin diri lo sendiri, Ra," ucap Alin. "Dari sekian banyak hari yang kita lewati, gue belum pernah ngeliat lo menangis, tuh."

"Gue pernah nangis, kok," aku Ayara. "Pas Papa gue pergi, gue nangis kejer waktu itu, ingat? Ingus gue sampe keluar masuk karena saking sakitnya gue ditinggalin sama Papa."

"Aya~" panggil ketiganya iba.

Ayara tertawa kecil. "Tapi kata Papa gue gak boleh nangis terus, yang udah pergi biarlah pergi, begitu."

"Tapi—"

Aruna terbatuk saat sesuatu masuk ke mulutnya, begini jadinya kalau tidur sambil membuka mulut. Hening setelahnya, Aruna mengerjap dengan mata merahnya, cewek itu tampak bingung saat menjadi pusat perhatian.

"Kenapa pada diem?" tanya Aruna.

"Tai cicak masuk ke mulut lo kayaknya, Na," jawab Anjani asal.

Kelimanya mendongak, jawaban asal Anjani justru menjadi serius saat di langit-langit sana ada cicak yang tengah menempel.

Ayara dan RahasianyaWhere stories live. Discover now