39 - Dunia

215 22 18
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

...

"Apa yang membuatmu tidak bisa menemuinya?" Tanya Jimin kini duduk di pinggir ranjang Perth.
"Dia membenciku." Ucap Perth sambil menutup mata.
Ia benci pembicaraan itu, namun ia paham mengapa Jimin menanyakannya, ia mengerti mengapa semua orang kini sudah mulai bertanya padanya.

Ia sudah berusaha melupakan, ia sudah berusaha menghentikan rasa takutnya, ia sudah sebanyak itu berusaha.
Tetapi ia tidak bisa melupakan kebencian Namjoon padanya.

Jimin memandang wajah Perth yang terlihat menyedihkan.

Rupanya, waktu di Dunia Perth Tanapon berhenti semenjak Hari itu.
Ia tidak lagi punya apapun yang bisa ia buat untuk bertahan, meskipun sebenarnya semua orang masih menyayanginya.
Namun, satu-satunya yang berhenti menyayanginya adalah dirinya sendiri.

Adakah moment dimana duniamu telah runtuh hingga kemudian yang hanya bisa kau lakukan adalah tetap Hidup.
Meski begitu banyak orang yang masih perduli dan mencintai.

Namun, yang telah berhenti mencintai dirimu justru kamu sendiri?

Jimin mengenggam tangan Perth, dan anak itu membuka mata lalu menatap Ayahnya Narendra.

"Kenapa kekasihnya Jeon Jungkook ini selalu saja menyimpan semuanya sendiri hah?" Tanya Jimin membuat Perth tertawa geli.
Ia beralih duduk dan menyandarkan punggung ke sandaran tempat tidur.
"Aku hanya ingin mati, bukan bercerita pada siapapun." Ucapnya menertawai diri sendiri.

Jimin tersenyum pedih juga melihat yang dia anggap adik terlihat menyedihkan.
Tidak jauh berbeda dengan Namjoon yang merupakan Pasien kesayangannya.
Ia mendekat lalu memeluk Perth.
Perth membiarkan Jimin memeluknya tanpa niat membalas.

"Kamu itu murahan sekali, banyak orang yang sebenarnya sangat membencimu, membenci kamu yang sok polos dan mudah membuat orang Simpati. Aku ingin menghancurkanmu sampai kamu tahu bahwa kamu tidak punya harga."

Ucapan Kim Namjoon yang terngiang di otak Perth, yang sampai sekarang tidak pernah sekalipun ia ceritakan pada siapapun.
Ia sendiri takut pada ucapan itu.

Bahwa ia tidak berharga untuk siapapun.

...

"Jangan duduk, itu tempat Ayah Rubah." Ucap Namjoon galak pada Yoongi.
"Lalu, Dokter Min harus duduk dimana?" Tanya Yoongi.
"Di sofa ujung sana." Ucap Namjoon menunjuk pada sofa lain.

"Kalau begitu mari kita makan dulu yah." Ucap May menyiapkan makanan dan Namjoon menurut.

Yoongi menatap keduanya, dan fokusnya pada ekspresi Namjoon.

Tidak sekalipun ia menyangka bahwa beginilah cara mereka dipertemukan kembali.
Orang yang sangat ia rindukan, yang sangat ia ingin tahu keadaannya.
Namun, orang yang tidak seharusnya ia temui.

Sesaat ia kembali pada masa-masa ketika dengan randomnya ia bertanya-tanya bagaimana kabar Namjoon, saat ia bertanya-tanya apa yang sedang dilakukan oleh Namjoon.
Betapa banyak rasa khawatir namun tertutup oleh harapan dan doa agar dimanapun Namjoonnya berada.

Renjana (Yoonnam)Where stories live. Discover now