⊳⊰ TIGA PULUH ⊱⊲

80.8K 7.7K 419
                                    

Guys, aku yakin cerita BUMI bakal sampe banyak part. Sanggup baca sampe ending?
*tandai typo pleaseeee
Btw, komen kalian mood banget asliiiiii
———————

"Belum dua minggu kamu disana, Mami udah dapet kabar baik aja. Mami seneng banget bakal punya cucu, tapi Mami juga sedih karena gak bisa kasih ucapan selamat secara langsung."

Akibat postingan Bumi dan Fazura di akun Instagram masing masing, Mami Kiara langsung menelepon meminta penjelasan maksud dari tangan Fazura dan Bumi berada diatas perut Fazura yang tertutup dress hijau daun serta caption yang menyambut kedatangan keluarga baru.

Dan kini sudah menit ke lima Mami nya asik bertelepon dengan Fazura dan dirinya diacuhkan Fazura.

"Mami doain kita semua sehat selalu aja dari sana Fazura udah seneng, kok. Makasih ya, Mami."

"Mami selalu doain kalian, kok. Mami mau kirim hadiah, yaa. Semoga suka hadiahnya!"

Bumi yang bosan karena tak ditanggapi Fazura selama 5 menit pun bergerak mengganggu istrinya itu. Ia menusuk nusuk lengan Fazura yang sedang memegang ponsel hingga Fazura berdesis menatap Bumi dengan garang karena merasa terganggu.

Bibir Bumi dilengkungkan kebawah.
Ia pun menarik ponsel tersebut.
"Mami juga sehat sehat. Love you, Mami. Daahhh."

Panggilan diakhiri oleh Bumi.
Fazura melotot menatap Bumi geram.

"Kamu ngapain sih, Bumi?"

Bumi mempoutkan bibirnya, "Aku mau di usap usap kepalanya daritadi tapi kamu gak nanggepin aku, Azura." Jawab Bumi dengan nada yang terdengar menggelitik.

Fazura menggelengkan kepala, ia menepuk pahanya untuk dijadikan bantal kepala Bumi. Bumi tersenyum cerah lalu langsung menidurkan dirinya dengan posisi telentang.

Fazura mengusap rambut hitam Bumi namun matanya menangkap sesuatu. "Ih, jerawatan."

Bumi yang sedang santai langsung membulatkan mata dan terduduk. "Serius, Ay?"

Fazura mengangguk, mengambil ponselnya disamping Bumi lalu membuka kamera. Ia mengunjukkan ponselnya kedepan wajah Bumi. "Liat tuh di kening."

Dan benar saja, jerawat yang belum matang dengan manis nya tumbuh 5 cm diatas alis.

"Yahh, ini kenapa ya? Padahal aku—"

"Kamu makan kacang tadi pagi habis sarapan." Bumi membulatkan mata lalu mengangguk membenarkan.

Setelahnya Bumi mengusak rambutnya kesal, "Aku harus gimana?" lirih nya putus asa. Bumi ketika jerawatan adalah satu hal terlemah.

Lebay memang, tapi Bumi membenci jerawat yang tumbuh tanpa aba aba. Apalagi tumbuh di wajah indah nya, itu adalah satu hal yang sangat sangat mengesalkan.

"Ya kamu biasanya kalo jerawatan mesti gimana?" tanya Fazura yang hanya bisa memperhatikan Bumi tanpa niat membantu. Fazura yang sudah pernah mendapatkan jerawat di berbagai sisi di wajah nya saja tidak sepanik Bumi.

"Cuci muka, maskeran. Tapi aku gak bawa maskernya."

Fazura menghela nafas mendekati suaminya. Ia menangkap wajah Bumi hingga ia dapat melihat wajah Bumi.
"Satu jerawat gak akan ngilangin ke gantengan kamu, Bumi." Fazura mengangkat poni pendek Bumi lalu ia usap usap kepala Bumi. "Tuh, masih ganteng banget."

BUMI [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang