⊳⊰ EMPAT ⊱⊲

125K 15.6K 477
                                    

Bumi mendongak terkejut.

"Lo... Serius?" ia tak percaya begitu saja, bagaimana mungkin perempuan imut yang bahkan terlihat seperti adik untuknya ternyata lebih tua darinya. Itu masuk akal?

Fazura menelan apel kunyahannya lalu mengangguk. "Terlalu pendek, ya?" Fazura meringis dengan cengiran nya. Banyak yang tak terima kalau ia ternyata sudah 19 tahun, tapi itu kenyataan nya. Lalu ia harus bagaimana?

Bumi memiringkan kepala nya tetap tak percaya. "Gue gak bisa percaya, lo mungil begini kayak anak SMP tapi ternyata lebih tua dari gue. Lo pikir gue bakal percaya?" Bumi kembali memotong bahan masakan nya meski sesekali meringis tak mengerti. Ia menolak pernyataan itu mentah mentah.

Fazura melahap potongan terakhir, mengunyahnya lalu menelannya cepat.
"Aku gak bawa KTP, kalo bawa pasti kamu bakal percaya."

"Bukan itu masalahnya," Bumi menghentikan kegiatannya lagi. "Lo... Imut banget, gak mungkin sembilan belas tahun tampilan SD-SMP gini."

Fazura tersenyum samar, "Emangnya ada anak SD-SMP hamil diluar nikah?"

Bumi terdiam. Fazura tersenyum kecut.

"Ada, banyak."

Fazura mengangguk, zaman sekarang ya memang begitu. Contohnya ia, tapi 'kan umurnya bukan umur anak SD-SMP lagi!

Bumi melanjutkan acara masak nya hingga selesai, tak ada percakapan lagi hingga Bumi menyajikan masakannya diatas piring.

"Masak nasi kelamaan jadi lauknya aja, jangan lupa Review jujurnya silahkan langsung didepan chef nya."

Sayur sop, ayam goreng kacang mentega dan potongan telur dadar memanjang.
Simple tapi terlihat menggiurkan bagi Fazura yang sangat kelaparan.

"Aku makan, ya?" Bumi mengangguk duduk disamping Fazura. Matanya terus menatap Fazura yang masih menyisihkan beberapa kacang dari ayam.

Fazura tidak makan kacang?

Sebelum melahap ayam di sendok, Fazura menatap Bumi lebih dahulu lalu memasukkan ayam itu kedalam mulut.

Sembari mengunyah, senyum Fazura perlahan terangkat. "Enak banget, manis, asin, gurihnya pas banget. Kamu belajar masak dari mana?"

Bumi tersenyum lebar merasa bangga dengan diri sendiri, "Sendiri dong, gengsi kalo minta ajarin Mami." Bumi tersenyum gemas, tangannya bergerak mengusap lelehan mentega di sudut bibir Fazura.

Fazura menghentikan kunyahan nya dan menatap Bumi. Terkejut.

Bumi berdeham, mengambil sepotong ayam goreng mentega tersebut dan memasukkan kedalam mulut.

Fazura kini mengambil sendok dan menyendokki sayur sayuran yang ada didalam sayur sop. Terlihat sangat enak, Fazura memasukkan wortel dan buncis kedalam mulut beserta kuah nya.

Hangat.

Wortel kesukaannya.

Kepalanya menoleh kearah Bumi yang tengah menyemili remahan kacang diatas ayam. Kacang kelemahan Fazura, kacang kesukaan Bumi.

"Kamu bilang aku lebih tua dari kamu, emang kamu masih sekolah?"

Bumi menoleh kemudian mengangguk. "Empat bulan lagi selesai."

Fazura berhenti mengunyah ayam.
Kalau Bumi masih sekolah berarti..

"Kamu seharusnya sekolah 'kan hari ini?" dengan santai Bumi mengangguk membuat Fazura melotot.

"Terus kenapa gak sekolah?!"

"Bolos sekali gak bakal bikin gue gak lulus."

Beda dengan maksud yang ditanggap Fazura. Fazura malah merasa Bumi tidak sekolah karena kehadiran dirinya.

BUMI [Terbit]Where stories live. Discover now