part. two | Mengembalikan Buku Fisika

182 61 88
                                    

Selamat membaca, sebelum baca di vote dulu, ya💟!

👒💐

Aleyna tiba di rumah sepulang sekolah. Ia membereskan diri setelah itu menempel di kamar untuk merebahkan diri lalu bermain HP. Tiba-tiba saja ada yang mengetuk pintu sambil mengucapkan salam.

"Assalamu'alaikum."

Tok... Tok... Tok

"WAALAIKUMSALAM!" sahut Aleyna dari dalam, nadanya terdengar jengkel menjawab salam. "Siapa sih, ah. Orang lagi asik baca novel juga."

"Ini yang punya rumah, ya?" tanya Vita.

Aleyna tersenyum malu setelah menatap sepasang mata didepannya. Semoga wanita paruh baya ini tidak mendengar gerutuannya. "Emm, iya tante. Ada perlu apa ya, Tan?"

"Mamahnya ada?"

"Oh Mamah. Ada Tan. Yuk masuk." Aleyna mempersilahkan Vita masuk kemudian melirik mangkuk berisi laksan. Sepertinya bibi ini berasal dari rumah seberang. Apakah ia ibunya Edgar?

Aleyna teringat ceritanya bersama Olaf tadi, haruskah ia bersikap baik kepada camer?

"Astaga! Bukunya! Mumpung emaknya lagi disini kayaknya gue harus cepet-cepet deh balikin buku Edgar."

Aleyna bergegas mencari buku Edgar dan mengeluarkannya dari dalam tas kemudian pergi ke rumah Edgar. Sesuatu yang ia lupakan, sandalnya ketinggalan!

Aleyna mengetuk pintu rumah hijau itu berkali-kali namun tidak ada sahutan dari orangnya. Sehingga ia baru sadar jika rumah ini mempunyai bel. Pantesan ngga ada yang bukain.

Namun hasilnya sama, tidak ada sahutan setelah membunyikan bel berkali-kali. "Apa gue tinggalin aja ya bukunya di sini?" ucap Aleyna menaruh buku itu di atas meja teras.

"Yaudah, yang penting dia ga nyariin bukunya lagi. Buru pulang deh!"

Aleyna pulang terkicir-kicir hingga merasa kesakitan di kakinya. Ia baru sadar sandalnya ketinggalan.
Saat yang bersamaan pun Edgar keluar membukakan pintu. Ia melihat Aleyna yang pulang terburu-buru seperti maling yang tertangkap basah.

"Hei? Tunggu!"

Aleyna langsung berbalik dan menemukan Edgar di belakangnya yang masih memakai seragam sekolah. Gadis itu memejamkan kedua matanya seraya menahan langkah. "Omg! Kenapa Edgar muncul, sih? Malu dong gue mana gapake sendal lagi."

"Kamu siapa? Kok ngga pake sendal?" tanya Edgar keheranan.

Aleyna berbalik badan. Rasanya giginya bergetar seperti habis nyebur ke kolam es sampai-sampai gugup dalam bicara. "A-aku. Aku ini. A-"

"Coba kesini dulu, ga baik ngomong berjauhan kayak musuhan begini," ucap Edgar hangat.

Gadis itu menurut. Ia melangkah ragu-ragu agar bisa dekat dengan lelaki itu."Ini, aku mau ngembaliin buku kamu yang ketinggalan. Kamu ke lapangan kan kemarin?" paparnya.

"Oh iya. Makasih banyak, ya. Pantas aja aku cariin gada. Rupanya di kamu toh." Edgar mengambil buku itu kemudian tersenyum semringah. Sudah seperti menemukan harta karunnya kembali.

ALEYNA [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang