Bab 8

4.2K 234 5
                                    

"Makanlah." Axel meletakkan sepiring nasi goreng di depan Alana. Yang terlihat begitu menggoda di depannya.

Begitu menunduk aroma wangi nasi goreng langsung masuk ke indra penciumannya. Alana tersenyum, lalu menyendokkan nasi goreng di depannya tanpa sungkan.

Mulutnya mulai mengunyah dengan semangatnya.

"Terima kasih." Ucap Alana. Setelahnya dia pun melahap nasi goreng buatan Axel dengan kedua mata berbinar.

Rasa nikmat dengan racikan bumbu rempah berpadu di dalam mulut Alana. Mengundang decakan kagum dengan perasaan berbunga-bunga. Alana benar-benar tidak menyangka jika Axel bisa memasak senikmat ini.

Mendadak dia merasa malu karna sempat meremehkan kemampuan pria itu.

Mendengar suara tarikan kursi di sampingnya, Alana hampir tersedak begitu Axel duduk anteng di sampingnya dengan wajah memperhatikan Alana secara terang-terangan.

"A---apa?" Gugup Alana setelah menelan nasi gorengnya susah payah. Tatapan Axel terlihat sangat mengganggunya.

"Kamu suka?" Tanya Axel mengukir senyum tipis. Sangat tipis tapi mampu membuat Alana mengingat kejadian memalukan beberapa menit lalu.
Hingga dia benar-benar tersedak saat ini. Nasi gorengnya terasa mencengkik lehernya, Alana terus betuk-batuk dengan tangan memukul dadanya. Berusaha mereda batuk dan rasa makanan yang menyumbat di tenggorokan.

Wajahnya memerah, dengan air mata mulai keluar disudut matanya.

"Minum!"

Alana dengan cepat menyambar uluran gelas dari Axel. Menegaknya terburu-buru.

"Pelan-pelan!" Tegur Axel.

Tangannya mengusap-usap punggung Alana pelan. Berharap bisa mereda batuk wanita itu.

"Ahhh." Seru Alana begitu berhasil mereda batuknya. Dia bisa bernafas lega saat ini.

"Kamu baik-baik saja?" Alana mengangguk.

Tapi langsung membeku begitu merasakan tangan Axel yang mengusap-usap punggungnya pelan. Belum lagi tubuhnya yang menghadap ke arahnya. Membuat Alana--

Menepuk pundak Alana pelan. "Bernafas." Perintah Axel yang langsung dituruti oleh Alana. Tapi lagi-lagi Alana kembali batuk dengan wajah panik.

"Hei--hei .. ada apa sih?" Tegur Axel kembali menuang air ke dalam gelas mengulurkannya pada Alana.

"Apa yang kamu pikirkan sampai bisa tersedak seperti ini?" Tanya Axel heran.

Alana hanya meletakkan gelas cepat, baru buru-buru menghadap ke arah piringnya. Memakan nasi gorengnya tanpa menoleh ke arah Axel lagi. Mengabaikan pertanyaan Axel padanya.

Mendadak dia merasa malu dan kikkuk. Bagaimana jika Axel sampai tau pemikiran anehnya tadi? Apa dia akan menertawakannya, atau yang lebih parahnya Axel akan mencibirnya habis-habisan?

"Apa seenak itu?" Tanya Axel begitu melihat Alana yang sangat lahap memakan nasi goreng buatanya.

"Hm." Jawab Alana sekenanya. Tapi keningnya mengernyit saat pemikiran aneh kembali datang.

Axel yang memasakkannya, apa dia sudah makan?

Tentu saja belum bodoh! Bukankah seharian ini Axel juga bersama mu, lalu bagaimana mungkin kamu melewatkan jam makan mu sedang dia tidak. Teriak sebagian dalam diri Alana.

"Kamu ... Tidak makan?" Tanyanya Alana melirik Axel dari ekor matanya.

Axel hanya tersenyum, lalu mengacak rambut Alana penuh sayang. "Makanlah." Ucapnya. "Habiskan, hmm?" Perintahnya lagi yang semakin membuat Alana merasa bersalah.

Alana; Wanted; Be Mine! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang