Part 9 | Being Ellio's Master

Start from the beginning
                                    

Itu putra kandungnya, Ellio!

Berani sekali para penjahat kecil ini menindas putranya di depan matanya!

Apa mereka ingin mati?!

Segera, Algerion menghampiri mereka dengan sihir yang mampu meningkatkan kecepatan langkahnya.

"Berhenti!" teriaknya dingin.

Anak-anak kecil itu segera menghentikan ejekan mereka. Melihat bahwa yang datang merupakan paman Ellio dengan wajah dingin nan menyeramkannya, mereka segera ketakutan dan berlari pergi. "Lari!"

Algerion menghampiri si kecil yang masih berjongkok di tanah. "Kenapa kau hanya diam saja dan tak melawan mereka? Apa kau takut pada mereka?"

Kalimat terakhir Algerion dengan nada sedikit mengejek. Ini putranya! Apakah benar putranya begitu pengecut?!

Ellio akhirnya melepas tangannya yang menutupi telinga. Lelaki kecil itu mendongak menatap mata Algerion yang terlihat tegas. "Ellio tak takut pada mereka! Biasanya Ellio akan melawan. Tapi kali ini Ellio tak melawan lagi karena tak mau dilihat ibu jika Ellio terluka. Ellio tidak mau membuat ibu khawatir! Ellio juga takut jika ibu berubah lagi seperti dulu... tak menyayangi Ellio!"

Penjelasan panjang lebar ini membuat Algerion tercengang. Ternyata begini masalahnya!

"Oh, begitukah?"

"Apa kau akan terus seperti ini kedepannya? Selalu pengecut di depan teman-temanmu? Mereka akan memandang rendah dirimu."

Ellio terdiam sesaat sambil menundukkan kepala. Tampak seperyi binatang kecil yang lemah. Tetapi kemudian Ellio berlari setelah meneriakkan kalimat, "Ellio tidak peduli huhu!"

Algerion hanya bisa memandang punggung ringkih lelaki kecil yang tampak keras kepala itu dengan helaan nafas kasar.

Bagaimanapun itu putranya!

Dia harus memikirkan cara agar membuat putranya memiliki kepercayaan diri!

****

“Saya ingin menjadi guru anak itu,” ujar Algerion serius.

Baru-baru ini dia mendengar tampaknya ibu anak itu ingin mencarikan guru untuk si kecil itu. Mengapa bukan dirinya saja kalau begitu yang menjadi gurunya?

Di sisi lain, Neva membulatkan mata terkejut. Dia tahu bahwa pihak lain tampaknya adalah prajurit yang cukup hebat, dilihat dari kekuatan sihirnya yang besar. Tetapi dia tak menyangka bahwa lelaki ini mau menjadi guru Ellio.

Selama ini dia memang berusaha mencarikan guru untuk Ellio. Tetapi dia belum menemukan orang yang tepat. Orang-orang di desa kebanyakan akan menolaknya, selain karena karakter pemilik asli yang dulu buruk juga karena mereka kira keuangannya masih buruk. Neva mendengus marah. Apakah mereka takut dia tak akan membayar mereka?

Kali ini ada seorang yang menawarkan menjadi guru untuk Ellio. Apalagi tampaknya pihak lain adalah prajurit yang berbakat. Tentu saja Neva tak boleh melewatkan kesempatan ini!

Tak tahu saja Neva kalau pihak lain bahkan lebih berbakat dan hebat dari pada yang dia kira.

Siapa itu Jenderal Algerion Eckbert?!

Dia merupakan jenderal tertinggi dan terkuat di kerajaan Eanhart ini!

“Baiklah, saya setuju! Namun, bagaimana untuk biayanya?” Neva bertanya pada pihak lain dengan hati-hati.

“Saya tidak mempunyai banyak uang jika Anda menginginkan pembayaran yang besar,” lanjut Neva jujur.

“Saya tidak membutuhkan biaya apapun itu, anggap saja sebagai balas budi karena kalian telah menyelamatkan saya.” 

Tidak, alasan utama Algerion menerima Ellio sebagai murid jelas karena Ellio adalah putranya. Si kecil lebih baik belajar dari dirinya sendiri daripada diserahkan pada orang lain.

Jelas, dia bisa melihat putranya tampaknya juga merupakan jenius sepertinya!

Melihat di kota kecil ini–yang tampaknya tidak ada seorang yang luar biasa, akan sia-sia putranya jika orang lain yang mengajarnya jika tak dapat melihat kejeniusannya! 

Memang benar jika Algerion tampak meremehkan bakat di kota kecil ini!

Sungguh sombong bukan?

Tapi apalah daya… lelaki itu benar-benar memiliki kekuatan untuk disombongkan!

Karena pihak lain berkata begitu, Neva pun menerimanya dengan senang hati tanpa kemunafikan.

Sejak hari itu, dimulailah Ellio kecil yang menjadi murid dari Jenderal Algerion Eckbert a.k.a ayahnya sendiri. Dan tanpa disadari, alur novel mulai berubah. Sang protagonis pria yang beberapa tahun lagi seharusnya menjadi murid Algerion kini tak lagi memiliki kesempatan untuk menjadi muridnya. Jelas, semua karena keberuntungannya tanpa sadar telah diambil oleh Ellio kecil kita–yang seharusnya memang layak mendapatkannya.

****

Jangan lupa vomment yak! :)

Mother Of The Villain [END]Where stories live. Discover now